Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Robby Kayame menyebutkan, secara lisan Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat telah menyampaikan informasi tersebut kepadanya. Namun, laporan tertulis belum disampaikan.
Diduga korban mengidap penyakit epilepsy dan saat kambuh tidak ada yang memperhatikan kemudian terjatuh terperosok. Warga sendiri tak lama menemukan korban namun sayangnya saat itu nyawanya tak lagi tertolong.
Olah TKP terhdap kasus tersebut dilakukan Senin (27/6) setelah korban ditemukan dalam posisi tergantung dan meninggal dunia. Namun, Selasa (28/6), polisi kembali mendatangi TKP dan melakukan olah TKP.
Seorang prajurit TNI bernama Prada Bryl Kholif Al Rohman gugur dari aksi saling tembak tersebut. Pihak TNI juga belum bisa memberikan data lebih lantaran kondisi jaringan komunikasi yang sulit tembus.
Polisi sendiri kata Kapolda Mathius Fakhiri belum bisa menentukan siapa pelaku pembunuhan tersebut dan hingga kini masih menunggu. “Secara teknis kepolisian kami sedang mendalami urut-urutan dari waktu ke waktu kejadian. Kami minta dari Polda mempelajari, sebab pasti ada saksi karena disekitar itu ada kantor atau rumah,” kata Fakhiri saat ditemui disela-sela kegiatan lomba dayung di Pantai Dok II, Selasa (28/6).
Pesawat AMA jenis Pilatus Porter dengan nomor registrasi PK-RCQ memiliki rute Sentani – Oksibil, mendarat darurat di Kampung Molof Kabupaten Keerom, Selasa (28/6).
Kapolres Jayawijaya, AKBP. Muh Safei. AB, SE menyatakan, kasus ini merupakan perkelahian antara masyarakat yang berawal dari Miras yang mengakibatkan ketersinggungan salah satu pihak, kemudian melakukan pelemparan, sehingga melibatkan kelompok dan terjadilah aksi saling serang malam Minggu, kemarin.
Korban tewas saat bermain badminton di GOR DPR Kabupaten Deiyai, Minggu (26/6) sekira pukul 21.34 WIT. Korban diketahui bekerja sebagai pedagang yang tinggal di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai.
Bentrok antara warga dari Kabupaten Lanny Jaya yang berdomisili di kampung tersebut dengan warga dari Distrik Witawaya Kabupaten Jayawijaya ini dipicu kasus penganiayaan yang menimpa dua warga Dani Tabuni (23) dan Pius Kogoya (50).