Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Dua Kelompok Saling Serang di Jembatan Pikhe 

WAMENA-Warga Kampung Pikhe, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (25/6) malam digegerkan dengan adanya pertikaian antara kedua kelompok masa di Jembatan Pikhe.

Bentrok antara warga dari Kabupaten Lanny Jaya yang berdomisili di kampung tersebut dengan warga dari Distrik Witawaya Kabupaten Jayawijaya ini dipicu kasus penganiayaan yang menimpa dua warga Dani Tabuni (23) dan Pius Kogoya (50).

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, aksi saling serang antara dua kelompok warga dengan menggunakan alat perang seperti parang, panah, dan kapak ini terjadi sekira pukul 20.00 WIT.

Beruntung aparat Kepolisian bertindak cepat untuk membubarkan dua kelompok massa ini sehingga tak terus berkembang.

Kapolres Jayawijaya AKBP. Muh Safei. AB, SE., melalui Kasat Reskrim, AKP. Mattinetta, S.Sos., MM., ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan adanya pertikaian dua kelompok massa di Jembatan Pikhe.

Untuk mengatasi bentrok tersebut, Polres Jayawijaya menurut Mattinetta, menurunkan 70 personelnya untuk memenangkan situasi tersebut. Masalah ini menurutnya terjadi karena sekira  pukul 20.00 WIT pihak keluarga menemukan korban luka-luka.

Baca Juga :  Kiwirok Menyala Lagi, Prada Kholif Gugur

“Kedua korban atas nama Dani Tabuni yang mengalami luka robek pada bagian dagu dan telinga kanan serta luka lecet pada kaki kiri. Sementara Pius Kogoya mengalami luka memar pada bagian pipi sebelah kanan. Mereka ditemukan di tengah jalan di sebelah Jembatan Pikhe oleh keluarganya,” ungkap Mattinetta, Minggu (26/6) kemarin.

Pihak keluarga menurut Mattinetta mengevakuasi kedua korban ke rumah dan mendapat informasi bahwa mereka diduga dianiaya oleh warga dari kelompok Witawaya. Informasi tersebut membuat kurang lebih 40 orang dengan membawa alat perang berupa parang, kapak dan panah menuju kampung Witawaya.

“Selanjutnya mereka melakukan penyerangan dan melihat adanya serangan itu, akhirnya pihak kelompok Witawaya berjumlah 40 orang melakukan serangan balik, sehingga terjadinya aksi saling serang,” tuturnya.

Baca Juga :  Pesawat Tergelincir di Ilaga, 12 Penumpang Dievakuasi

Lanjut Mattinetta, sekira pukul 21.55 WIT anggota Polres Jayawijaya tiba di lokasi dan langsung berusaha melerai kedua kelompok yang terlibat bentrok dengan melepaskan tembakan peringatan ke udara.

Setelah kedua kelompok berhasil ditenang, aparat Kepolisian memberikan penjelasan kepada kedua kelompok tersebut serta melakukan upaya untuk mencari pelaku yang melakukan penganiayaan.

“Pelaku yang melakukan penganiayaan ini masih dalam penyelidikan. Dimana warga dari Witawaya juga tidak tahu siapa yang melakukan aksi tersebut,” tambahnya.

Polres Jayawijaya menurut Mattinetta juga sudah melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat dari kedua kelompok yang bertikai yang dipimpin langsung oleh Wakapolres Jayawijaya Kompol Ferdinand Maasawet, SIK., guna meminta agar tokoh-tokoh ini bisa menahan warganya untuk tidak melakukan aksi saling serang.(jo/nat)

WAMENA-Warga Kampung Pikhe, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (25/6) malam digegerkan dengan adanya pertikaian antara kedua kelompok masa di Jembatan Pikhe.

Bentrok antara warga dari Kabupaten Lanny Jaya yang berdomisili di kampung tersebut dengan warga dari Distrik Witawaya Kabupaten Jayawijaya ini dipicu kasus penganiayaan yang menimpa dua warga Dani Tabuni (23) dan Pius Kogoya (50).

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, aksi saling serang antara dua kelompok warga dengan menggunakan alat perang seperti parang, panah, dan kapak ini terjadi sekira pukul 20.00 WIT.

Beruntung aparat Kepolisian bertindak cepat untuk membubarkan dua kelompok massa ini sehingga tak terus berkembang.

Kapolres Jayawijaya AKBP. Muh Safei. AB, SE., melalui Kasat Reskrim, AKP. Mattinetta, S.Sos., MM., ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan adanya pertikaian dua kelompok massa di Jembatan Pikhe.

Untuk mengatasi bentrok tersebut, Polres Jayawijaya menurut Mattinetta, menurunkan 70 personelnya untuk memenangkan situasi tersebut. Masalah ini menurutnya terjadi karena sekira  pukul 20.00 WIT pihak keluarga menemukan korban luka-luka.

Baca Juga :  Tahun Baru, Berkumpul dengan Keluarga dan Bersyukur!

“Kedua korban atas nama Dani Tabuni yang mengalami luka robek pada bagian dagu dan telinga kanan serta luka lecet pada kaki kiri. Sementara Pius Kogoya mengalami luka memar pada bagian pipi sebelah kanan. Mereka ditemukan di tengah jalan di sebelah Jembatan Pikhe oleh keluarganya,” ungkap Mattinetta, Minggu (26/6) kemarin.

Pihak keluarga menurut Mattinetta mengevakuasi kedua korban ke rumah dan mendapat informasi bahwa mereka diduga dianiaya oleh warga dari kelompok Witawaya. Informasi tersebut membuat kurang lebih 40 orang dengan membawa alat perang berupa parang, kapak dan panah menuju kampung Witawaya.

“Selanjutnya mereka melakukan penyerangan dan melihat adanya serangan itu, akhirnya pihak kelompok Witawaya berjumlah 40 orang melakukan serangan balik, sehingga terjadinya aksi saling serang,” tuturnya.

Baca Juga :  Nyungsep di Selokan, Pengemudi Ayla Tewas

Lanjut Mattinetta, sekira pukul 21.55 WIT anggota Polres Jayawijaya tiba di lokasi dan langsung berusaha melerai kedua kelompok yang terlibat bentrok dengan melepaskan tembakan peringatan ke udara.

Setelah kedua kelompok berhasil ditenang, aparat Kepolisian memberikan penjelasan kepada kedua kelompok tersebut serta melakukan upaya untuk mencari pelaku yang melakukan penganiayaan.

“Pelaku yang melakukan penganiayaan ini masih dalam penyelidikan. Dimana warga dari Witawaya juga tidak tahu siapa yang melakukan aksi tersebut,” tambahnya.

Polres Jayawijaya menurut Mattinetta juga sudah melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat dari kedua kelompok yang bertikai yang dipimpin langsung oleh Wakapolres Jayawijaya Kompol Ferdinand Maasawet, SIK., guna meminta agar tokoh-tokoh ini bisa menahan warganya untuk tidak melakukan aksi saling serang.(jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya