Pelaksana Tugas Asisten Bidang Pemerintahan Setda Papua Yohanis Walilo mengatakan tahun ini merupakan masa transisi Pemprov Papua pasca pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) dan di tambah adanya pelaksanaan Pemilihan Umum ( Pemilu) 2024.
 Kolaborasi tersebut ditandai dengan Pemerintah Provinsi Papua bersama Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan menandatangani Nota Kesepahaman Tentang Kerjasama Pemanfaatan Anjungan Papua di TMII dalam pengelolaan budaya Papua Pegunungan.
Hal ini disampaikan Plt. Asisten I Setda Papua, Yohanis Walilo kepada wartawan belum lama ini. Menurutnya, kondisi fiskal pemerintah yang minim menuntut pengaturan yang efisien terhadap pengunaan dana yang tersedia di setiap perangkat daerah.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dan Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Baji mengatakan selain itu juga dilakukan guna memastikan kestabilan harga bahan pokok maupun komoditi pertanian yang sering menjadi penyumbang inflasi.
Hal ini seiring dengan anggaran yang menurun pasca adanya daerah otonomi baru (DOB) di tanah Papua. Seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura yang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 sebesar Rp 22 miliar. Jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya.
Suzana menyebut, apa yang dilakukan tersebut seiring dengan maraknya perkembangan virus ASF. Terlebih di daerah tetangga seperti Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, ada 142 ekor babi mati setiap harinya.
Maleaki Ahayon, merupakan bayi laki-laki berusia 1 tahun 3 bulan berasal dari Distrik Ubahak, Kabupaten Yahukimo. Sejak 12 Februari 2024 lalu menjalani perawatan intensif di RSUD Abepura, Ia divonis gizi buruk.
  Rumasukun mengatakan, Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia yang perlu mendapat perhatian lebih, khususnya dalam hal mencapai kesejahteraan dan kemajuan dalam pembangunan SDM Papua agar bisa setara dengan Provinsi lain di Indonesia.
  Menurutnya, dalam aspek Papua Sehat, angka umur harapan hidup yang mencapai 66,23 tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sementara upaya mengurangi prevalensi stunting juga berhasil, dengan penurunan dari 29% pada Tahun 2021 menjadi 26,9% pada tahun 2022.
 Hal ini bukanlah rahasia bagi warga khususnya untuk Distrik Wamena kota dan Hubikiak sebab apa yang diperlihatkan kepada masyarakat sangat nyata dan tidak dilakukan secara sembunyi –sembuyi, mulai dari keterlambatan pendistribusian logistic seperti yang terjadi di wilayah Distrik atau Kecamatan Wamena kota yang memiliki 3 Kelurahan hingga mengakibatkan molornya waktu pelaksanaan pencoblosan dan perhitungan suara.