Pengawan dilakukan mulai dari penyiapan, proses masak hingga distribusi dan jangka waktu yang layak hingga dikonsumsi para pelajar. Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jayapura adalah Hermanto, mengatakan, pihaknya sudah pasti ikut terlibat aktif di dalam memastikan keberhasilan program makan bergizi gratis itu.
 Para pedagang yang antusias menyambut kedatangan pemimpin baru Kota Jayapura itu menyampaikan untuk menyelesaikan persoalan yang ada salah satunya adalah jam buka tutup pasar.
Makanya kebanyakan orang lebih memilih take away atau membawa pulang. Namun untuk rasa dari dagangan ketopraknya jangan ditanya. Ada efek nagih sehingga tidak heran terkadang banyak pembeli yang datang menggunakan mobil. Memesan dari dalam mobil dan langsung diantarkan. Di gerobak ini tertulis identitas jualannya yakni Ketoprak Semar.
Ya, hanya saja cerita itu terjadi pada 35 tahun lalu. Disaat Kota Jayapura belum memiliki banyak pilihan pusat perbelanjaan seperti sekarang. Mau mencari pakaian, kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan sekolah semua bermuara di Pasar Ampera. Namun seiring waktu dan pesatnya pembangunan, pasar konvensional yang berada tak jauh dari Kali Anafre ini mulai ditinggal pembeli.
  Yuliana (45) salah seorang pedagang buah rambutan di pinggir jalan itu mengaku bahwa sampah tersebut bersumber dari para pedagang yang jualan di sepanjang jalan itu. "Itu bekasan dari jualan para pedagang di sini kemungkinan, tetapi biasanya ada petugas yang tiap pagi bersih-bersih disini," jelas Yuliana kepada Cenderawasih Pos.
  Komunikasi dan koordinasi itu masih terus dilanjutkan agar memberikan pemahaman kepada masyarakat agar memahami upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah distrik Heram. "Sejauh ini kami sudah lakukan komunikasi kepada pihak-pihak terkait terutama pemerintah di tingkat distrik dan Kampung dan juga tokoh-tokoh masyarakat," ujarnya.
  Dewan kembali meminta Pemerintah Kota Jayapura harus mengambil langkah tegas untuk menindak para pedagang ini. Menurut Yusran Yunus, para pedagang yang menjual di pinggir jalan tersebut sangat menganggu aktivitas lalulintas masyarakat lain serta tatanan kota jadi terlihat semerawut dan kotor. Sehingga membuat area jalan tersebut semakin sempit.
  Melihat upaya penertiban yang dilakukan Pemkot, Evert N Merauje menilai bahwa pasar tersebut tidak berdiri sendiri, dalam hal ini pasti ada yang mengkordinir yang membuat para pedagang ini tidak patuh dengan langkah Pemkot.
Hal ini terjadi seperti aksi demo penolakan program MBG dimana sebagian pedagang yang ada di wilayah kota Wamena lebih memilih untuk menutup tempat usahanya dan lebih waspada dengan hal -hal yang tidak diinginkan, ini disebabkan karena masih ada trauma masa lalu terkait dengan kerusuhan 23 September 2019 lalu yang masih membekas.
“Kami harap wali kota dan wakil wali kota terpilih bisa melakukan pembenahan secara menyeluruh untuk aktivitas jual beli di Pasar Otonom, sehingga pedagang lebih tenang berjualan. Tidak seperti saat ini, di depan jalan. Jika musim hujan kami kehujanan, terkena polusi debu, dan menimbulkan resiko lainnya seperti macet," jelas Salim.