Bupati Jayawijaya Athenius Murib, menyatakan pemberian makanan bergisi ini merupakan program pemerintah pusat yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan di daerah yang bertujuan memenuhi kebutuhan gizi serta mencerdaskan anak bangsa.
Pj Gubernur Papua Pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP, MPA menyatakan untuk biaya yang dikeluarkan tentunya ini berbeda dengan biaya yang digunakan di pulau jawa, contoh untuk kebutuhan beras saja khususnyang premium perkilogram sudah mencapai Rp 25.000, sehingga pasti harganya juga berfariasi sesuai dengan kebutuhan di Papua Pegunungan.
“Apakah anak-anak senang makanan di masak disini? Senang. Kalau begitu, tugas kalian belajar ya” ucap Lenis Kogoya dan anak-anak SD YPK Sion berbalasan. Ia berharap, sekolah ini urus menjadi contoh untuk sekolah lain yang akan ditunjuk menjadi dapur umum sehingga gizi anak-anak terkawal dengan baik.
Tenaga Ahli Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional Niken Gandini, Niken Gandini menjelaskan, dalam peraturan tersebut, BGN akan bekerja sama dengan yayasan. Kata Niken, yayasan dipandang lebih mumpuni untuk menjadi mitra BGN. Sebab, misinya bukan untuk mencari keuntungan tetapi melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan sosial.
Menurut Lenis bahwa isu-isu terkait dengan aksi demo penolakan program MBG di tanah Papua ini merupakan bagian dari gangguan keamanan negara, termasuk kaitannya dengan kedaulatan negara, pihaknya pun melaksanakan rapat selama dua kali mengenai persoalan tersebut.
Khususnya di Kabupaten Jayapura, telah dilakukan pendataan dapur umum oleh tim Yayasan Prabu 08, namun Pemerintah Kabupaten Jayapura akui belum menerima laporan secara tertulis.
Pengawan dilakukan mulai dari penyiapan, proses masak hingga distribusi dan jangka waktu yang layak hingga dikonsumsi para pelajar. Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jayapura adalah Hermanto, mengatakan, pihaknya sudah pasti ikut terlibat aktif di dalam memastikan keberhasilan program makan bergizi gratis itu.
Komandan Satuan Tugas Yonif 801/NAY Mayor Inf. I Nyoman Adhisaputra yang menerima bantuan tersebut menyampaikan terima kasih atas perhatian dari Perum Bulog kepada masyarakat yang ada di Wanam terutama anak-anak sekolah mulai dari TK sampai SMP.
“Dampaknya sangat besar, siswa jadi lebih rajin ke sekolah meskipun tanpa sarapan sebelumnya. Terutama anak-anak di kampung yang memiliki jarak tempuh cukup jauh, mereka tetap semangat berangkat ke sekolah. Kita juga bekerja sama dengan pihak terkait untuk mendukung kegiatan ini agar makanan yang kita distribusikan dapat merata,” ungkap Faizal Salendra
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, para pelajar sebelumnya akan melakukan Long March, namun tidak adanya pemberitahuan serta izin dari pihak keamanan, maka mereka hanya diberi waktu untuk membacakan pernyataan sikap.