Kapolda Papua Tengah, Brigjen Pol. Alfred Papare dalam keterangan persnya mengungkapkan bahwa aksi kekerasan ini telah menyebabkan 9 orang meninggal dunia, 428 orang luka-luka, serta kerusakan material yang signifikan. Adapun total korban jiwa, sebanyak 9 orang meliputi, 5 orang pendukung paslon 01 dan 4 orang dari pendukung paslon 02.
Dari jumlah tersebut, 1 orang dinyatakan meninggal dunia, 8 orang kritis dan 124 lainnya luka-luka. Warga juga banyak yang ketakutan sehingga memilih mengungsi. Terkait itu, Kapolda Papua Tengah, Brigjen Pol. Alfred Papare bersama rombongan mengunjungi para pengungsi di beberapa lokasi, seperti Mako Polres Puncak Jaya, Makodim 1714/PJ, Polsek Mulia, dan Aula Gereja GIDI.
Kepala Sekolah SD YPPK Santo Yakobus Honelama Wamena Maria Doreti Kusuma Prawati, S.Pd SD, M.Pd, menyatakan pasca bentrokan antara kedua kelompok masyarakat kemarin , kini pihaknya sudah aktif kembali melakukan aktifitas belajar mengajar di sekolah, namun yang menjadi kendala di hari pertama ini tak semua siswa masuk sekolah.
Ini muncul usai menyepakati 5 poin usulan perdamaian antara masyarakat Nduga dan masyarakat Lanny Jaya yang ada di Wamena mengingat kedua kelompok tersebut menyatakan untuk berdamai. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan dari dampak konflik akan menjadi Pemerintah daerah dari masing-masing kabupaten.
PJ Gubernur Papua Pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP, M.P.A menyatakan pertemuan hari ini merupakan konsilidasi internal bersama dari berbagai pihak baik dan menghasilkan 4 pola penanganan konflik tersebut yang telah disetujui oleh Pemprov Papua Pegunungan, MRPP, PGGJ, tokoh masyarakat dan PJ bupati dari 3 Kabupaten, serta TNI/Polri.
Dalam tatap muka PJ Gubernur Papua Pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP, M.P.A ke masyarakat Nduga yang ada di Kampung Sapalek Kelurahan Sinakma Distrik Wamena Kota menyatakan bahwa hasil dari diskusi itu pihaknya telah menyepakati akan ada kompensasi untuk ganti rugi bagi rumah yang terbakar maupun hewan ternak yang mati maupun semua kerusakan yang terjadi selama konflik kemarin.
"Kami sudah lakukan pendekatan sosial ke kedua kelompok baik masyarakat Nduga di Elekma dan masyarakat Lanni Jaya di sekitar pekuburan Sinakma dan Gunung Susu. Upaya pertemuan dilakukan terpisah guna meyakinkan kedua kelompok tidak saling serang,"katanya.
Pemprov mulai membangun komunikasi dengan para tokoh masyarakat dari Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Nduga guna mencari tahu permasalahan yang sebenarnya serta mencari solusi agar konflik ini bisa segera diselesaikan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Polres Jayawijaya untuk hari pertama saat awal mula bentrokan tersebut terdapat dua orang dari kelompok masyarakat Lanny Jaya dan akhirnya dibalas dengan melakukan penyerangan terhadap perumahan warga Nduga yang ada di Wamena. Akibatnya tiga orang warga Nduga meninggal dunia.
Pelepasan panah tanda perdamaian itu dilakukan oleh gubernur Papua Pegunungan yang diwakili asisten III Setda, Petrus Mahuse, dihadapan parah tokoh Asolokobal di distrik Asolokobal. dalam ritual tersebut Petrus Mahuse mengingatkan warga jika dengan adanya pelepasan panah ini maka harus tinggalkan semua yang membelenggu dalam konflik ini lalu menuju hidup damai.