Pihak KKB atau TPNPB-OPM biasanya akan mengeluarkan statemen bahwa warga sipil yang dieksekusi merupakan mata – mata atau intelejen yang menyamar sebagai tukang ojek. Namun hingga kini tudingan tersebut tak pernah dibuktikan.
Praka Dwi gugur akibat penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menembaki Pos Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar Kalikote, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada Jumat sore (22/4) lalu.
Sinyal untuk saling membalas ini juga terlihat dari statemen yang disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom yang meminta agar warga yang tinggal di Kenyam untuk sementara waktu menjauhi empat titik yakni Keneyam, Nogolaid, Yosema hingga ke Batas Batu.
“Pemekaran juga penting bagi orang lain. Tapi bagi saya lebih penting rehabilitasi nama baik bangsa Indonesia terkait dugaan pelanggaran HAM yang terburuk di Papua. Dimana selama ini pemerintah Indonesia diintervensi oleh masyarakat internasional dan isu tersebut menjadi isu global,” tuturnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (22/4).
Kejadian ini dibenarkan Dirkrimum Polda Papua, Kombes Pol Faisal yang menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi pada Jumat (22/4) sekira pukul 12.00 WIT di Kampung Nogolaid, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.
Polisi bahkan tak segan-segan lebih selektif terhadap kelompok yang kini dipimpin oleh Agus Kosay tersebut dalam hal mengeluarkan Surat Tanta Terima Pemberitahuan (STTP) yang menjadi lampu hijau untuk dilakukan aksi penyampaian pendapat di muka umum.
“Kita masih terus berusaha membangun komunikasi dengan semua pihak, termasuk dengan OPM, tokoh agama, tokoh adat,” kata Ketua Komnas HAM RI saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Minggu (17/4).
Sehari pasca kejadian pihak aparat keamanan melakukan olah TKP. Hanya saja hingga kemarin polisi masih belum mengetahui apa alasan para pelaku melakukan penembakan tersebut.
Polisi menduga bahwa ini dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) namun dari kelompok mana belum bisa dipastikan. Kejadian penembakan ini terjadi di Kampung Lumbuk, Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya.
Dirinya mengkritisi penanganan keamanan yang dilakukan selama ini dan penanganan keamanan bukan hal yang tepat dan malah memperburuk situasi Papua. “Untuk itu, sudah selayaknya penanganan keamanan di Papua dievaluasi,” ucapnya via telepon selulernya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (8/4).