"Obat nyamuknya posisi di bawah meja baru di atas meja itu ada baju-baju, kain-kain, mungkin baju atau kain-kain yang jatuh kena obat nyamuk jadi dia terbakar sama baju dan meja disitu," jelasnya.
Ia mengaku untuk tenda darurat tidak bisa pasang dikarenakan kondisi di lokasi kejadian tersebut adalah rawa. Ia menjelaskan Dinas Sosial hanya bisa memberikan terpal dan makanan siap saji selama masa darurat berlangsung.
"Kalau kebakaran tadi malam, saya tidak disini tapi saya ditelepon saya datang, saya lihat sudah rata dengan tanah," kata Luter saat ditemui Cenderawasih Pos di lokasi kejadian, Sabtu (16/3).
Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran yang menghanguskan dua rumah tersebut. Dari pantauan Cenderawasih Pos di TKP terlihat asap tebal pekat membumbung ke langit dan petugas dari pemadaman kebakaran (Damkar) terus berusaha memadamkan kobaran api.
Kapolres Dogiyai, Kompol Sarraju membenarkan insiden tersebut. Menurutnya, bangunan BPBD ini terbuat dari bahan kayu atau semi permanen sehingga api dengan cepat merambat ke seluruh bagian bangunan.
Akibatnya para pedagang memilih membangun lapak menggunakan dana pribadi. Walaupun tidak semua, tapi pantauan Cendrawasih pos, sebagian telah membangun kembali lapaknya. Bahkan ada yang membangun lapaknya secara darurat menggunakan terpal.
Rekonstruksi kejadian dipimpin langsung Kasat Reskrim Polres Jayapura AKP Sugarda A.B Trenggoro, S.TK., MH serta dihadiri Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jayapura Yoseph, SH., MH, beberapa awak media yang bertugas di Kabupaten Jayapura dan diadegank dilakukan oleh tersangka berinisial AL (22).
Peristiwa kebakaran yang menghanguskan 5 ruang kelas SMA Satria Kota Jayapura, memang menjadi mimpi buruk bagi para guru dan juga siswa-siswi di sekolah tersebut. Pasca kejadian itu aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut lumpuh total.
Saat kejadian ternyata sedang berlangsung proses belajar mengajar sehingga para murid yang berada di dalam kelas langsung berhamburan. Untungnya tidak berselang lama beberapa unit damkar dibantu mobil suplay dari PDAM tiba di lokasi dan langsung melakukan pemadaman.
"Protes ini dipicu oleh penempatan tempat pemungutan suara (TPS) Pileg dan Pilpres di Distrik Aradide, bukan di Distrik Bayabiru. Selain itu, keluhan terhadap kepala distrik yang absen serta masalah pembayaran bahan kayu untuk pembangunan kantor distrik juga menjadi pemicu utama," ujar AKBP Abdus.