Untuk ranahnya malah lebih tepat ditangani oleh pemerintah provinsi karena menjadi asset Pemprov. Namun berhubung lokasinya masuk wilayah kota sehingga seharusnya pihak Pemprov lebih mengambil peran untuk penanganannya dan sifat Satlantas hanyalah membackup yang berkaitan dengan lalu lintas.
Lokasi ini masih dijadikan sebagai arena balap khususnya diakhir pekan. Meski demikian upata untuk menekan terjadinya gangguan kamtibmas masih dilakukan dengan patroli. Salah satu yang disasar adalah bagian bawah Jembatan Youtefa.
Jalur Jembatan Yotefa nampaknya benar-benar menarik perhatian bagi anak – anak remaja untuk mengeskplor kebiasaan balapan liar. Ini terbukti meski berada di bulan Ramadhan ternyata tidak menyurutkan niat untuk tetap berkumpul dan melakukan balapan liar.
upati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, menjelaskan bahwa status jalan dan jembatan menuju Distrik Naukenjerai merupakan provinsi sehingga jalan dan jembatan tersebut menjadi tanggungjawab provinsi.
Kapolsek Onggaya Iptu Simson J Sitanggang saat dihubungi media ini membenarkan kejadian tersebut. Menurut Simson Sitanggang bahwa jembatan tersebut sebenarnya sudah lama rusak akibat terkikis dengan abrasi. Selama ini, jembatan sudah miring. Tahun lalu dengan kerja sama dari distrik, masyarakat, Polsek dan TNI memperbaiki jembatan tersebut motor bisa lewat.
Jika selama ini wilayah bibir pantai yang menjadi sasaran utama menumpuknya sampah, ternyata lokasi di bawah Jembatan Youtefa juga mengalami hal serupa. Masih banyak warga meninggalkan sampahnya di titik ini.
“Posisi jembatan yang sudah sempit karena banyak kendaraan parkir eh sekarang dipakai untuk balapan dan angkat – angkat ban. Nanti kalau kecelakaan atau tabrakan siapa yang mau disalahkan,” jelas Nurul, salah satu warga saat melintas di jembatan akhir pekan kemarin.
Kehadiran Jembatan Youtefa atau yang sering dikenal dengan nama Jembatan Merah menjadi salah satu ikon baru di Kota Jayapura terutama dari sektor pariwisata. Jembatan yang terbentang di atas teluk Youtefa, menghubungkan Hamadi dan Holtekamp itu, cukup terkenal dengan keindahannya.
Reno salah satu pengendara yang melintasi Jembatan Yobeh mengatakan, seharusnya Pemkab Jayapura bisa menganggarkan untuk perbaikan Jembatan Yobeh supaya diaspal, tidak seperti saat ini jika dilewati bunyinya berisik dan perlu kehati- hatian karena takut papan lepas
Selama ini, untuk membuat jalan yang dapat menghubungkan antara rumah yang satu dengan rumah lainnya, Pemerintah Daerah maupun melalui swadaya masyarakat membangun jalan jembatan tersebut dari kayu dan papan. Tak tangung-tanggung, kayu dan papan yang digunakan adalah kayu besi.