Salah satu Keluarga Korban bencana alam di Mebrok Arim Tabuni menyebutkan dalam pencarian para korban, mungkin di Distrik Dal yang memiliki akses jelas karena bisa melalui Distrik Mbua, sementara untuk Distrik Mebrok ini
Hal ini disampaikan para pedagang lantaran demo damai yang belakangan ini terjadi di wilayah itu sangat berdampak pada aktivitas perdagangan. Meskipun begitu, sejumlah pedagang kecil tetap bertahan berjualan di lokasi ak
Pantauan media ini, massa yang jumlahnya mencapai ratusan orang itu mendatangi kantor DPRK Mimika dan langsung melakukan orasi. Mereka datang dengan membawa berbagai atribut, mulai dari spanduk hingga potongan karton den
Penyekatan dilakukan di dua titik, yakni di perbatasan antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura serta di depan Lapangan Makam Theys H. Eluay. Lokasi tersebut merupakan jalur utama masyarakat Kabupaten Jayapura menuju
Mahasiswa bergerak secara bergelombang dari masing-masing titik dan melakukan orasi secara bergantian. Adapun aksi demo damai yang dilakukan oleh FIM-WP itu dalam rangka memperingati hari lahirnya Uncen, pada 10 November
Aksi demo yang dilakukan aliansi Pemuda dan Mahasiswa ini terkait dengan pembakaran mahkota burung Cenderawasih oleh BBKSDA Provinsi Papua serta masalah minuman keras yang selama ini sudah ini dinilai banyak orang Papua
Ia menegaskan, menyampaikan aspirasi merupakan hak setiap warga negara sebagaimana diatur dalam undang-undang, namun pemerintah Kota Jayapura terbuka untuk menerima aspirasi melalui dialog dan diskusi tanpa harus turun k
Begitu pula di Waena hingga mengarah ke kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), kondisi lalu lintas terpantau ramai namun tetap lancar. Secara umum situasi di kedua kawasan tersebut terlihat normal. Pedagang keliling su
Ia menambahkan, mahasiswa siap akan kembali turun ke jalan setelah MRP tiba di Jayapura, jika tidak mahasiswa yang akan menghadapi MRP dengan jumlah yang lebih besar. “Informasi yang kami terima, MRP dijadwalkan tiba bes
Dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi sekira ribuan mahasiswa yang tergabung dalam ‘Keluarga Besar Mahasiswa Uncen’ itu menutup jalur tersebut. Mereka menuntut Majelis Rakyat Papua (MRP) harus mengambil tindakan tegas