Pengurus Harian YLBHI, Emanuel Gobay mengatakan bahwa, MRP adalah representasi kultural orang asli Papua, yang memiliki wewenang tertentu dalam rangka pelindungan hak-hak orang asli Papua dengan berlandaskan pada penghor
Methodius Kossay (Foto: Jimi/Cepos)
Menurutnya aksi damai yang dilakukan oleh AMPPTAP di lingkaran Abepura dan di beberapa titik strategis lainnya merupakan bagian dari praktik demokrasi yang sah secara konstitusional,
Ini seperti yang dialami beberapa pedagang yang mengalami kerugian usai lapak atau tempat jualannya dirusak bahkan dibakar oleh para pendemo dalam aksi demo di Lingkaran Abepura, Rabu (15/10).
Dalam kericuhan tersebut, sejumlah fasilitas umum dan kendaraan mengalami kerusakan. Polisi lantas mendata barang atau fasilitas yang dirusak massa. Selain kerusakan fasilitas, tiga orang menjadi korban dalam insiden ter
”Ketika terjadi caos, maka polisi tidak bisa membiarkan begitu saja. Harus mengambil tindakan diskersi, masalahnya, dampak diskersi itu menjadi luas. Misalnya tembakan gas air mata untuk mendorong pendemo bubar, dan efek
Ia menegaskan bahwa MRP sebagai lembaga kultural yang berada dalam struktur pemerintahan Provinsi Papua bekerja berdasarkan aturan. Karena itu, setiap penyampaian aspirasi harus melalui prosedur yang sah dan organisasi y
Adapun penutupan ruas jalan tersebut dilakukan oleh Satuan lalulintas (Satlantas) Polresta Jayapura Kota setelah masa aksi demonstrasi dari AMPPTAP mengelar orasi di titik tersebut berujung kericuhan. Dengan cepat person
Entis Sutisna menyampaikan rasa prihatin atas tindakan anarkis tersebut yang telah mengarah pada perbuatan kriminal dan merugikan fasilitas untuk pelayanan publik. “Kami sangat menyesalkan aksi ini," ujar Entis Sutisna k
Disini Kapolresta juga menyampaikan memohon maaf kepada masyarakat sekitar yang terdampak penggunaan gas air mata saat pembubaran massa aksi. "Kami sampaikan permohonan maaf untuk warga yang terdampak dengan gas air mata
Aparat terpaksa menembakan gas air mata ke arah demonstran. Setelah dilakukan negoisasi yang tidak menemukan titik temu antara antara aparat dan masa aksi. Benturan fisikpun tak terhindar, terdengar rentetan bunyi tembak