Kepala Kantor Perwakilan BI Papua, Faturachman menjelaskan, upaya yang dilakukan BI dan Bulog ini, merupakan program Bulog Siaga dan Kelompok Tani (Poktan) Kaipoa Nabire, dalam rangka pengendalian inflasi komoditas pangan. Kegiatan berlangsung 22-24 Agustus 2024 di Pantai Maf, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman menjelaskan, upaya pengendalian inflasi tersebut dengan menyediakan komoditas pangan strategis di Timika, Kab. Mimika, Prov. Papua Tengah yang akan berlangsung dari tanggal 12 sampai dengan 14 Agustus 2024.
Manager Bisnis Bulog Papua, Papua Barat, Aan As Arri Wijaya menjelaskan, masuki tahun 2024, pihaknya tidak lagi menyediakan Minyakita. Hal ini dikarenakan, sampai dengan saat ini, Bulog belum mendapatkan pemasok yang dapat mendistribusikan Minyakita ke Papua.
Penyaluran beras SPHP sampai 15 Juli 2024, dari target sebesar 20.000 ton telah terealisasi sebanyak 10.507 ton. Pimpinan Wilayah Perbulog Papua dan Papua Barat Ahmad Mustari menjelaskan, penyerapan beras tersebut sampi dengan pertengahan bulan Juli sudaH diangka 52,53 persen.
Bulog Papua dan Papua Barat pastikan ketersediaan stok minyak goreng (Migor), tepung terigu dan gula pasir dalam kondisi aman. Seperti yang disampaikan Pinwil Perum Bulog Papua dan Papua Barat, Ahmad Mustari bahwa stok minyak goreng, tepung terigu dan beras premium dalam kondisi aman.
Dia menjelaskan, masih rendahnya pencapaian penyaluran bantuan pangan itu disebabkan berbagai faktor, di antaranya kondisi geografis dan cuaca. Walaupun demikian, pihaknya melalui pihak ketiga, yaitu PT YASA akan berupaya menyalurkan dan menyerahkan bantuan pangan tersebut kepada keluarga penerima manfaat.
Manager Operasional dan Pelayanan Publik (OPP) Bulog Papua dan Papua Barat, Guido XL Pereira menjelaskan, terkait dengan kekosongan beras SPHP di beberapa ritel modern maupun pasar tradisional, hal tersebut bukan dikarenakan stok beras digudang Bulog kosong.
Kepala Perum Bulog KCP Timika, Riyadi Muslim mengatakan, stok beras yang tersedia di gudang saat ini sekitar 850 ton. Di Pelabuhan Poumako Timika masih sekitar 1000 ton yang belum dibongkar untuk Public Services Obligation (PSO). Lalu, untuk beras komersil sekitar 52 ton.
Lanjutnya, mengingat geografis di Wilayah Papua Pegunungan dan kondisi keamanan akhir-akhir ini tidak kondisif serta adanya keterbatan moda transportasi, maka melalui Bapanas RI penyaluran CBP diperpanjang sampai dengan 31 April 2024.