Pagi kemarin, puluhan warga sibuk membersihkan jalan dan mengangkut material tanah yang telah longsor akibat dari hujan lebat semalam. Tidak ada anak-anak yang pergi ke sekolah dikarenakan rumah dan sekolah mereka kebanjiran. Lumpur kuning menyelimuti lantai ruang kelas mereka.
 Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano bersama Wakil Wali Kota, Ir Rustan Saru dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, langsung meninjau lokasi terjadinya banjir dan tanah longsor di di Dok IX Kelurahan Tanjung Ria, Jayapura Utara pada Kamis, (6/1).
Warga di Kampung Wambi Mahai, Distrik Okaba, Kabupaten Merauke, salah satu wilayah yang mengalami dampak dari banjir rob yang terjadi Rabu (29/12). Babinsa Koramil 1707-06/Okaba, Kodim 1707/Merauke yang dipimpin Sertu Dwi Indarwanto melakukan pemantauan sekaligus membantu masyarakat Kampung Wambi Mahai dalam merapikan kembali bangunan rumah yang rusak akibat banjir Rob tersebut. Â
Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum didampingi Kasat Polairud Iptu Okto Samosir, SH beserta anggotanya, personel Basarnas dan TNI meninjau langsung pantai Lampu Satu terkait dengan banjir rob dan gelombang tinggi yang terjadi sejak Rabu (29/12). Peninjauan dilakukan Kamis (30/12), kemarin.
Dampak dari air pasang rob yang terjadi pada Rabu (29/12) tidak hanya dialami warga yang ada di pesisir Kota Merauke, namun juga dialami warga yang tinggal di pesisir pantai Kampung Wambi, Distrik Okaba, Kabupaten Merauke.Â
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Merauke mnegeluarkan peringatan dini terkait dengan gelombang tinggi dan banjir rob yang melanda Kabupaten Merauke.
Masyarakat yang tinggal di sekitar jalan Pasar Lama Sentani selalu was-was saat hujan turun. Mereka sangat terganggu dengan kondisi ruas jalan yang seringkali tergenang air pada saat hujan tiba.
Bantuan kemanusian untuk masyarakat yang kena musibah banjir rob yang menimpa warga 11 kampung di Distrik Waan rencananya akan dikirim dengan menggunakan kapal carteran hari ini, Kamis (22/12).
Akibat banjir rob ini, membuat masyarakat yang berjumlah sekitar lebih dari 6.000 jiwa tersebut terancam krisis pangan dan kelaparan. Pasalnya, tanaman pangan mereka berupa umbi-umbian yang menjadi sumber makanan pokok siap panen rusak akibat terendam air laut.
Masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir pantai khususnya yang berada di pantai utara Papua mulai dari perairan Biak, Sarmi dan Jayapura, diminta untuk mewaspadai gelombang laut yang diperkirakan mencapai 2,5 hingga 6 meter.