Tercatat di distrik Abepura terdapat 893 KK atau sejumlah 3.450 jiwa, Distrik Jayapura Selatan 762 KK sejumlah 2.895 jiwa, Distrik Heram ada 718 KK sejumlah 2.614 jiwa, dan Distrik Jayapura Utara 77 KK sejumlah 321 jiwa.
Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe menjelaskan sejumlah bantuan berupa selimut perlengkapan sekolah, sembako, obat-obatan, masker dan beberapa kebutuhan lainnya.
“Minyak kayu putih, minyak tawon, popok bayi, pakaian layak pakai hingga obat obatan yang paling kami butuhkan saat ini. Kami sudah melapor kepada petugas, hanya saja jawaban petugas nanti disiapkan. Tapi hingga saat ini belum ada,” kata Erna kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/1).
Direktur LBH Papua Emanuel Gobai SH MH mengatakan harusnyanya anggota DPR Kota Jayapura menggunakan masa resesnya untuk memberikan kritikan saran kepada pemerintah kota Jayapura terkait banjir yang terus terjadi berulang kali, tapi hal itu dilakukan.
Layanan tersebut dapat diakses mulai Senin (10/1) kemarin, melalui nomor telepon 081-344-651-177. Call center tersebut terdiri dari 12 line hunting dengan biaya yang dibebankan kepada penelepon.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura mulai melakukan pemasangan pipa transmisi utama berukuran 35 meter 20 inci atau 500 mm di intake Kojabu yang terputus akibat aliran air yang cukup deras di Kali Kampwolker, Senin (10/1)
"Kami juga mendorong dilaksanakan rehabilitasi darurat berupa pengerukan dan pembersihan saluran, agar ketika masih terjadi curah hujan tinggi, airnya dapat mengalir di saluran-saluran dan tidak menimbulkan banjir kembali,” tuturnya.
Pasalnya kejadian ini bukan kali pertama melainkan sudah pernah roboh sebelumnya. Ini kali kedua kejadian tersebut terjadi. Alhasil sejumlah ahli mulai menjadikan kejadian ini sebagai topik yang perlu dibahas.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hanna Hikoyabi mengatakan, berdasarkan hasil rapat bersama antara BPBD Kabupaten Jayapura, Bupati Jayapura dan juga sejumlah Forkopimda di Kabupaten Jayapura, telah disepakati bahwa Kabupaten Jayapura menetapkan status siaga darurat selama 3 bulan ke depan, terhitung sejak Januari sampai Maret 2022.
Salah satu warga Kali Kampwolker yang mengalami dampak banjir Ofni Oagai saat ditemui Cenderawasih Pos mengaku bahwa banjir tersebut berbeda dari biasanya. Menurutnya, ketinggian air yang tadinya hanya biasa kini volume air naik hingga dapur dan hewan ternak mereka tidak terselamatkan.