Sekda Kabupaten Nduga Namia Gwijangge menuturkan, penting untyuk menyelesaikan masalah yang berpotensi menjadi konflik yang lebih besar. Kemajuan daerah itu bergantung dari kedamaian dan kerjasama setiap warganya. ”Karena itu dilakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah,” paparnya.
Tiga kelompok masyarakat yang sempat bertikai hingga menyebabkan beberapa korban jiwa di Nduga beberapa waktu lalu, akhirnya sepakat untuk berdamai. Hal ini menyusul pertemuan yang difasilitasi oleh Pemda Nduga, Polres Nduga, Kodim Nduga, DPRD Nduga dan juga para tokoh yang ada di Nduga, Rabu (19/7) kemarin.
Usai ibadah juga diwarnai dengan penyerahan memori serah Jabatan dari Penjabat Bupati lama Namia Gwijangge,S.Pd, M.Si kepada Penjabat Bupati Baru Drs.Edison Ngiwijangge di lanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara Serah Jabatan
Sebanyak 14 anak dengan antusias mengikuti Program Si-Ipar di Kampung Delpel. Dalam kegiatan ini, personel Ops Rasaka Cartenz memberikan materi pengenalan huruf, membaca, berhitung serta menulis kepada anak-anak dengan mengunakan papan tulis dan buku sebagai media pembelajaran
“Kami kami tegaskan bahwa TNI tidak ada permusuhan dengan kelompok bersenjata. Jadi kita ajak mereka bersama-sama membangunan daerah agar masyarakat bisa merasakan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraannya,” tambah Izak.
Edison Nggwijangge mengaku meskipun saat ini Kabupaten Nduga dikenal dengan zona merah, namun yang diharapkan dalam kurun waktu 9 bulan ini pihaknya dapat mengubah itu minimal bisa menjadi zona hijau, ini adalah kerinduannya dan ada target waktu yang ditentukan lantaran menyangkut pembangunan daerah dan penyiapan generasi penerus ke depan.
Asisten III Bidang Administrasi umum Setda Provinsi Papua Pegunungan Drs. Edison Gwijangge resmi menggantikan Namia Gwijangge SPd, MSi sebagai Penjabat Bupati Kabupaten Nduga Usai resmi dilantik oleh Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo, SH, MH di Wamena, Senin (5/6)
Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen, mengatakan kehadiran TNI-Polri hari ini untuk bertemu langsung dengan bapak dan ibu para pengungsi sudah bisa kembali ke rumah masing-masing.
“Dari jumlah tersebut, terdiri dari 54 laki-laki dewasa, 84 ibu dan anak, serta 24 anak-anak dan saat ini, para pengungsi telah berada di Sekolah Dasar Negeri 1 Kenyam,” tutur Ka Ops Damai Cartenz.
“Penangkapan berawal dari informasi pada Senin 29 Mei, dimana ketika itu tim Satgas Penegakan Hukum (Gakkum) Damai Cartenz 2023 menangkap dua orang di Nogolait dan setelah dilakukan pemeriksaan seorang diantaranya diduga terlibat kasus penyerangan dan pembunuhan warga di tahun 2022,” kata Kasatgas Damai Cartenz, Kombes Pol Faisal Ramdhani, Rabu (31/5).