Sementara itu untuk rencana perbaikan lampu yang ada di jembatan merah, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pihak Balai Pengelola Jalan Nasional. Apabila itu bisa dikerjakan oleh BPTD, maka itu akan dilakukan namun harus mendapat arahan dari pihak balai pengelola jalan nasional itu.
Karena menurutnya ada beberapa komponen-komponen listrik yang sudah tidak berfungsi lagi bahkan sudah hilang seperti Sakelar, sehingga harus diperbaiki. "Kalau mau kasih nyala sakelar-sakelar di tiang itukan sudah tidak ada, mau kasih nyala bagaimana?" ucapnya.
  Beberapa pihak yang terkait dengan penerangan jalan ini, sepertinya masih saling lempar tanggung jawab dan belum ada sinergitas yang baik, antara Balai Jalan Nasional Jayapura, Pemkot Jayapura maupun dari PLN yang mensuplai kebutuhan listrik di LPJU sepanjang jalan Holtekamp ini.
Dia mengatakan secara kewenangan untuk perbaikan lampu lalu lintas jalan itu sebenarnya menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Provinsi Papua melalui dinas terkait. Namun sampai saat ini Pemerintah Provinsi Papua belum menunjukkan upaya untuk melakukan perbaikan kerusakan pada traffic light tersebut.
 Mereka mengeluhkan tidak adanya lampu penerangan jalan umum setelah Jembatan Youtefa sampai Pos Polisi Holtekamp, warga disekitar jalan tersebut pun takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti tindakan kejahatan maupun kecelakaan yang masih sering terjadi sepanjang jalan tersebut.
 Menurut salah satu pelintas yang ditemui Cendrawasih pos, Michael (32) pasca traffic light itu rusak, sejumlah kendaraan yang melintas di persimpangan tersebut selalu saja hampir mengalami kecelakaan. Hal itu disebabkan karena saling mendahului maupun ketidak teraturan pelintas.
  Kini sebulan berlalu, belum ada tanda-tanda lampu lalulintas tersebut diperbaiki. Padahal keberadaanya sangat penting, terutama mengatur laju kendaraan pada saat jam-jam sibuk.
 Meski dari instansi terkait sudah mengetahui adanya kerusakan traffic light pasca terjadi kebakaran, namun hingga kemarin belum juga diperbaiki. Padahal menurut warga setempat lampu lalulintas di persimpangan 3 waena itu sangat membantu mengurai arus lalulintas.
 Beberapa pengguna jalan yang ditemui Cendrawasih pos, juga mengaku resah dengan kondisi tersebut. Pasalnya akibat kerusakan lampu lalulintas tersebut, membuat arus lalu lintas tidak teratur. Padahal di wilayah tersebut tingkat arus lalulintas sangat tinggi, sehingga sangat butuh lampu lalu lintas.
"Permintaan lampu Natal sekarang baru sudah mulai terlihat, paling-paling untuk lampu selang, dengan harga Rp 150 ribu /10 meter - Rp 300 ribu /20 meter, sementara lampu hias pohon Natal mulai harga Rp 50 ribu/8 meter - Rp 280 ribu/20 meter, "ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (11/12) kemarin.