Ketua KPU Papua, Steve Dumbon, menyebut hingga kini pihaknya belum menerima laporan adanya anggota KPPS yang sakit atau meninggal dunia akibat kelelahan di tempat pemungutan suara (TPS).
“Pendistribusian di Distrik Towe sudah dilakukan sejak Selasa malam, logistik bergerak dari Keerom menuju ke lokasi. Hanya saja di pertengahan jalan, sungai di salah satu kampung di Kabupaten Keerom meluap akibatnya petugas yang membawa logistik tidak bisa menyeberangi sungai tersebut,” kata Steve.
PJ Bupati Jayawijaya Dr. Sumule Tumbo, SE, MM menyatakan sejak pagi pihaknya sudah keliling dari TPS ke TPS dalam Kota Wamena dan dijumpai untuk pendistribusian logistik terlambat, seperti yang terjadi di wilayah Wamena kota dan memang sampai dengan pukul 01.00 wit belum semuanya di distribusikan.
Pesta demokrasi untuk menentukan pemimpin lima tahun ke depan, juga terasa di lingkungan Lapas Abepura. Rutinitas kegiatan mereka kemarin, diwarnai dengan pemungutan suara untuk memilih pasangan presidin dan wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPR Provinsi dan DPRD Kota Jayapura.
PJ Gubernur Papua Pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP. M.P.A menyatakan, penyelenggara sudah berpikir tentang pendistribuan logistik ke TPS, namun saat melakukan pemantauan di dalam Kota Wamena menemukan 3 klaster persoalan yang dihadapi, pertama ada TPS yang bisa menyelenggarakan pencoblosan sejak pagi sampai dengan masuk dalam perhitungan.
Ketua KPU Provinsi Papua Pegunungan Daniel Jingga menyatakan, untuk Pemilu Tahun 2024 khususnya untuk Provinsi 8 Kabupaten untuk 6 Kabupaten seperti Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Mambramo Tengah dan Yahukimo ini hampir semua distriknya menggunakan sistem noken sementara yang menggunakan sistem one man one vote hanya di wilayah perkotaan saja.
Dikatakan 259 orang WB Lapas Narkotika Kelas II Jayapura tidak bisa mencoblos di Pemilu 2024. Hal itu disebabkan karena mereka tidak terdata di Daftar Pemilih Tetap (DPT) karena belum tervalidasi data kependudukannya. Sedangkan yang bisa mencoblos karena sudah masuk DPT KPU berjumlah 240 WB.
Saat tiba di TPS, bupati Romanus Mbaraka tampak didampingi Ketua KPU Kabupaten Merauke Rosina Kebubun dan Forkopimda Kabupaten. Selanjutnya, Bupati Romanus Mbaraka bersama istri masuk ke dalam TPS dan melakukan pencoblosan.
Mantan Rektor Uncen tersebut memberikan hak pilihnya di TPS 03 Kelurahan Maro Merauke. Dia mendatangi TPS setelah diatas pukul 12.00 WIT karena masuk dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).
Kasus lainnya di Tanjung Ria tepatnya TPS 11, peserta Pemilu hanya diberikan satu surat suara Caleg anggota DPR Kota Jayapura, ada juga kasus surat suara yang kehabisan di Distrik Jayapura Utara, Kelurahan Trikora.