“Kami belum mendapatkan aduan terkait dengan peristiwa tersebut. Namun peristiwa ini sudah diberitakan oleh media maka dalam mekanisme kita bisa menjadikanya sebagai pengaduan proaktif,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos, Kamis (21/7).
Jenazah korban pembunuhan Adis Haryadi dimakamkan pihak keluarga di Merauke, Kamis (21/7). Korban dipenggal KKB pimpinan Elkius Kobak dan jenazahnya dimakamkan tanpa kepala. (foto:Kapolres Pegunungan Bintang for Cepos)
Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yathi, Brigjen TNI J.O Sembiring menegaskan bahwa 13 orang yang diserang oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) pada Sabtu (16/7) di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga merupakan warga sipil.
Kamal mengatakan korban bernama Roy Manampiring (42) telah dievakuasi dan telah dibawa ke Puskesmas Keneyam. “Jenazah (Roy Manampiring) merupakan salah satu korban pembunuhan pada hari Sabtu (16/7) lalu oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya tepatnya di tanjakan Adu Mama 2 Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga,” kata Kamal dalam rilisnya, Rabu (20/7).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH., membenarkan tentang kejadian pembunuhan tersebut. Dimana korban bernama Adis Haryadi yang tewas dengan kondisi kepala dipenggal.
Islam Payage mengaku prihatin dengan kondisi tersebut dan menganggap perbuatan KKB ini tidak manusiawi apalagi dua diantaranya adalah tokoh agama. Ia meyakini dari kejadian ini ada banyak umat yang merasa berduka dan prihatian atas tragedi kemanusiaan tersebut.
Atas kejadian ini Forkom LKN telah melakukan rapat yang dihadiri para pengurus Ormas Paguyuban Nusantara Papua yang ada di Kota Jayapura. Dalam rapat tersebut, dikeluarkan pernyataan sikap sehubungan dengan tragedi kemanusiaan berupa rentetan peristiwa pembunuhan atau pembantaian rakyat sipil yang telah terjadi di beberapa daerah khususnya di daerah Nogolait, Kabupaten Nduga.
Setelah itu TPNPB kembali menembak lima orang yang sedang berjaga kios di jalan Batas Batu. “Lalu setelah menguasai jalan Batas Batu di Nogolait, tiba-tiba muncul 1 truk lewat. Kami tahan dan periksa dan saat itu 4 orang merunduk dan dianggap mencurigakan sehingga mereka kembali menembak 4 orang tersebut,” bebernya.
Ia berpendapat bahwa tidak semua daerah perlu ditangani dengan cara yang sama yang akhirnya masyarakat sipil jadi korban. Ini bisa lebih parah apabila ada provokasi elit politik yang berkembang dari waktu ke waktu.
Penyerangan terhadap warga sipil bukan kali pertama terjadi di Kabupaten Nduga. Dimana pada Desember tahun 2018 lalu, puluhan warga sipil pekerja di PT Istaka Karya juga tewas akibat dibantai KKB.