Iapun menyinggung terkait beberapa waktu lalu di Kabupaten Yahukimo terjadi pembantaian warga pendulang emas oleh KKB. Korban yang telah ditemukan meninggal dunia sebanyak 13 orang sedangkan korban yang berhasil selamat mencapai 95 orang.
“Kalau untuk ke sana nanti lihat,” singkatnya sambil tersenyum dengan ekspresi yang masih terlihat trauma. Apa yang dirasa Adrianus tentu sangat manusiawi sebab tak ada pekerjaan seharga nyawa. Meski ia dan rekan – rekannya melakukan tugas kemanusiaan namun jaminan keamanan harus melekat. Bukan pulang justru tinggal nama.
Korban awalnya diduga bagian dari anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) karena berkeliaran sambil menenteng pistol. Setelah dilakukan pengejaran terjadilah tembakan yang membuat pria 26 tahun tersebut tewas.
"Tidak ada. Mereka (masyarakat) tidak ada kelaparan di sana. Mereka hanya kekurangan karena sibuk dengan Kelapa Hutan. Jadi lambat tanam. Dan kalau sakit juga warga hanya menderita ISPA karena mereka sibuk dengan kelapa dan suhu cuaca seperti itu," papar Angganita.
Negara seakan kena prank atau tertipu sehingga seolah ada kejadian luar biasa yang perlu segera perhatian besar tanpa mengecek atau berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
Hal ini terbukti setelah tim pertama Forkopimda Yahukimo bersama sejumlah wartawan saat melihat langsung kondisi di Distrik Amuma, Rabu (01/11/2023)
Aparat keamanan juga telah menyatakan untuk warga tidak melakukan aktifitas di lokasi yang tidak terjangkau oleh aparat. Namun terkait aksi kekerasan bersenjata yang menewaskan 13 masyarakat sipil akhirnya ditanggapi oleh DPR Papua. DPR belakangan ini memang tak banyak berkomentar terkait kasus HAM.
“Saya prihatin terjadinya krisis kemanusiaan di Kabupaten Yahukimo. Padahal, tak seorang pun memiliki hak mencabut nyawa manusia. Kita harus hidup saling mengasihi satu sama yang lain tanpa menghilangkan nyawa orang yang merupakan sebagai karya ciptaan Tuhan yang sangat mulia,” ucap Theo kepada Cenderawasih Pos, Minggu (28/10).
Tambang tersebut berada di Kali Satu, Distrik Seredela, Kabupaten Yahukimo. Mereka ditemukan pada Jumat (27/10) dan dibawa ke RSUD Dekai, Yahukimo. "Para korban berhasil diidentifikasi Sabtu (28/10)," ucapnya kemarin.
Diberitakan sebelumnya bahwa personel gabungan TNI Polri yang terdiri dari Satgas Damai Cartenz, Polres Yahukimo dan Kodim 1715/Yahukimo telah menemukan lagi 6 jenazah korban pembantaian KKB. Para korban ditemukan pada Jumat dini hari (27/10).
Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto menyatakan saat ini diperkirakan ada 14 orang pendulang yang terjebak di sekitar penambangan emas di Kali I, Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.