Pdt. Matius Himan, S.Th dalam ibadah Jumat Agung kemarin atau Sengsara Tuhan Yesus Kristus di kayu Salib di bukit Gologota hingga kematianNya yang diperingati dalam ibadah Jumat Agung merupakan penggenapan nubuatan para nabi untuk pengampunan dosa umat manusia di muka bumi.
Perayaan Paskah tersebut dimulai dari Vigili Paskah atau malam paskah atau biasa disebut juga Sabtu Suci. Kendati hujan mengguyur Kota Merauke sejak siang sampai malam hari, namun tak menyurutkan semangat umat untuk merayakan vigili paskah yang dimulai dengan penyalaan lilin paskah di depan gereja dilanjutkan dengan pujian paskah.Â
"Aktifitas masyarakat dilakukan denggan rute mulai dari Gereja Ebenhaezer menuju Tugu salib di Jalan Irian dan melewati Jalan Kogome hingga kembali lagi pada titik awal yaitu Gereja Ebenhaezer untuk langsung melaksanakan ibadah syukur perayaan Paskah," ujar Kapolres Tolikara.
Umat Katolik Paroki Santo Mikhael Kudamati Merauke yang mengikuti Jalan Salib Hidup yang dimulai sekitar pukul 13.00 WIT itu mengikuti dengan antusias dan hikmat. Jalan salib hidup ini berlangsung sekitar 1 jam dilanjutkan dengan perayaan Jumat Agung dipimpin langsung Pastor Paroki Santo Mikhael Kudamati Dalmasius Tio Refwutu, Pr.Â
Adapun hari raya Jumat Agung menjadi rangkaian dari Tri Hari Suci Paskah yang diikuti umat, kristiani untuk memperingati kisah penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota. Jumat Agung biasanya diidentik dengan tradisi cium salib yang dilakukan di masing-masing gereja.
Umat katolik berbondong-bondong ke gereja dengan membawa daun palma, untuk mengenang ketika Yesus disambut sebagai seorang raja, dengan menunggang seekor keledai saat memasuki Kota Yerusalem, sebelum akhirnya wafat di kayu Salib.
  Mega Kusumawati Simamora selaku Wakil Sekretaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Alfa Omega Furia Indah Kotaraja menyampaikan donor darah dan pengobatan gratis itu, bentuk aksi nyata untuk mengenang kisah sengsara Yesus.
Tampak 4 anggota MRPS dari Kabupaten Merauke melakukan pertemuan dengan warga dari Pokja adat, agama dan perempuan yakni Maura EM. Balagaize, Anna Simerony Alberty Mahuze, Ferdinand Fredryk Deki Salima dan Abdul Awal Gebze. Â
Pdt. Rudolf Steven Arim mengatakan, di Klasis Tanah Merah masih banyak lahan-lahan kosong milik masyarakat adat yang belum dimaksimalkan pemanfaatannya. Karena itu melalui program penghijauan dengan pembagian bibit gratis yang dilakukan oleh Kadishut Provinsi Papua, ke depan lahan-lahan bisa ditanami pohon-pohon buah yang bernilai ekonomi .
 Tidak hanya itu, Gereja juga diharapkan menjadi tempat untuk mensosialisaiskan program kerja pemerintah, dengan mengajak masyarakat berpartispasi membangun tanah Papua ke depan.