Monday, May 20, 2024
27.7 C
Jayapura

Pelanggaran Paling Banyak Money Politik

JAYAPURA-Sementara KPPS 55 Hamadi, Doni menyebut bahwa meski dari banyak TPS mendapat banyak temuan masalah namun lokasi TPS nya terbilang tertib dan minim masalah. “Kami bersyukur di tempat kami minim persoalan dan kami sejak awal memang komitmen untuk menjalankan proses pencoblosan  sesuai aturan,” kata Doni.

Meski demikian dikatakan tidak semuanya berjalan lurus – lurus mengingat saat dilakukan hitungan oleh saksi dan PPD ternyata terjadi perbedaan. “Lainnya adalah lembaran C plano yang sulit dikirim  ke Sirekap dan ini sempat memusingkan,” jelasnya.

Lalu meski di TPS nya terbilang minim masalah namun ia sempat mendengar soal banyaknya kejadian pelanggaran di TPS lain. “Ramai juga karena  teman-teman bercerita soal undangan yang diperjualbelikan termasuk soal money politik,” kata Doni.

Baca Juga :  DOB Aspirasi Masyarakat Jalan Menuju Kesejahteraan Papua

Ditambahkan seorang saksi, Muhammad Nur bahwa ia mendapat banyak temuan dan yang paling banyak adalah soal jual beli suara. “Angkanya mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 500  ribu,” jelas Nur. Ia bahkan menemukan ada surat C1 tertulis di wilayah Angkasa dengan TPS 36 namun di Angkasa hanya sampai 14 TPS.

“Ada juga oknum KPPS yang menelepon menawarkan tawarkan surat suara yang dibanderol mulai dari Rp 200 ribu.  “Kalau mau dibilang paling banyak adalah pelanggaran permainan uang. Suara di hari H itu ditawar yang penting bisa memilih. Kadang kalau harga tidak sesuai akan dialihkan ke nominal yang lebih besar. Selain itu mobilisasi massa juga cukup nampak,” imbuhnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Pemenang STQ Papua Diharap Bisa Juara di Tingkat Nasional

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Sementara KPPS 55 Hamadi, Doni menyebut bahwa meski dari banyak TPS mendapat banyak temuan masalah namun lokasi TPS nya terbilang tertib dan minim masalah. “Kami bersyukur di tempat kami minim persoalan dan kami sejak awal memang komitmen untuk menjalankan proses pencoblosan  sesuai aturan,” kata Doni.

Meski demikian dikatakan tidak semuanya berjalan lurus – lurus mengingat saat dilakukan hitungan oleh saksi dan PPD ternyata terjadi perbedaan. “Lainnya adalah lembaran C plano yang sulit dikirim  ke Sirekap dan ini sempat memusingkan,” jelasnya.

Lalu meski di TPS nya terbilang minim masalah namun ia sempat mendengar soal banyaknya kejadian pelanggaran di TPS lain. “Ramai juga karena  teman-teman bercerita soal undangan yang diperjualbelikan termasuk soal money politik,” kata Doni.

Baca Juga :  Kesepakatan Bersama, PLBN Dibuka Dengan Prokes Ketat

Ditambahkan seorang saksi, Muhammad Nur bahwa ia mendapat banyak temuan dan yang paling banyak adalah soal jual beli suara. “Angkanya mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 500  ribu,” jelas Nur. Ia bahkan menemukan ada surat C1 tertulis di wilayah Angkasa dengan TPS 36 namun di Angkasa hanya sampai 14 TPS.

“Ada juga oknum KPPS yang menelepon menawarkan tawarkan surat suara yang dibanderol mulai dari Rp 200 ribu.  “Kalau mau dibilang paling banyak adalah pelanggaran permainan uang. Suara di hari H itu ditawar yang penting bisa memilih. Kadang kalau harga tidak sesuai akan dialihkan ke nominal yang lebih besar. Selain itu mobilisasi massa juga cukup nampak,” imbuhnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Papua Barat Seutuhnya Mendukung Otsus dan DOB

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya