Sunday, July 7, 2024
26.7 C
Jayapura

Rasa Aman dan Askesibilitas Perlu Dipersiapkan

JAYAPURA  Pesta Demokrasi Pilkada Gubernur Bupati dan Wali Kota tinggal menghitung hari. Pada 27 Agustus 2024 nanti paling tidak sudah harus ada nama – nama bakal calon yang mendaftar di KPU Papua.

  Untuk posisi Gubernur Papua, beberapa yang terdengar saat ini adalah sosok seperti Paulus Waterpauw, Mathius Fakhiri, Yunus Wonda,  dan Benhur Tomi Mano. Mereka akan mengisi posisi kosong satu Papua alias kursi panas gubernur. Sedangkan posisi bakal calon kosong dua alias wakil gubernur nama – nama yang muncul adalah Boy Markus Dawir (BMD), Benyamin Arisoy maupun Yeremias Bisai.

  Untuk tingkat provinsi dipastikan bakal berlangsung menarik, karena semua tokoh merupakan sosok yang memahami betul tentang Papua. Artinya semua pemain dari Papua, bukan dari luar yang masuk  bertarung.

  Dari nama – nama di atas sebagian besar juga telah menyambangi Kantor Graha Pena Jayapura dan yang terbaru adalah sosok Boy Markus Dawir. Politisi Partai Demokrat Provinsi Papua ini pada Rabu (3/7) mendatangi redaksi Cepos Online dan berdiskusi dalam Talkshow Pemilugrafi.

Baca Juga :  Bangun Literasi Masyarakat Lewat Program TPBIS

Disini ia menyampaikan konsep pembangunan yang menurutnya perlu dijalankan. Boy menyebut dengan adanya pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB)  otomatis ada pemotongan anggaran yang cukup signifikan di Papua induk.

  Papua yang dulunya pernah mengantongi APBD mencapai belasan triliun kini terjun bebas ke angka Rp 2 triliun lebih. Proses penyaluran dana yang langsung ditransfer dari pusat ke masing  – masing provinsi juga sempat membuat goyang system keuangan di Pemprov.

Disini Boy menyebut bahwa Papua perlu  mendata kembali potensi yang dimiliki. Tak hanya sektor jasa namun paling tidak sektor perikanan dan kelautan termasuk pertanian dan perkebunan atau bahkan pertambangan yang masih bisa dikelola menjadi  pendapatan bagi daerah.

Baca Juga :  RSUD Jayapura Mulai Antisipasi Lonjakan Pasien Saat Lebaran

  “Untuk sektor jasa saya pikir memang perlu strategi terobosan untuk mendongkrak pendapatan. Di sektor perikanan dan kelautan kita masih memiliki Biak dan Supiori termasuk Depapre, Kabupaten Jayapura yang bisa digarap. Memang butuh strategi agar potensi tadi tergarap baik,” katanya.

  Bicara potensi, ia merincikan beberapa kabupaten yang dianggap berpeluang untuk mendongkrak PAD yakni Kabupaten Jayapura dengan nikel,  Kabupaten Sarmi dengan pasir besi atau  minyak, Kabupaten Mamberamo Raya dengan potensi batu bara serta minyak bumi, Kabupaten Waropen dengan minyak atau gas, Kabupaten Yapen dengan minyaknya serta Kabupaten Biak yang juga menyimpan potensi minyak.

  “Saya pikir masih ada sektor lain mulai dari kehutanan, pariwisata dan pertambangan. Harus pintar – pintar mengelola biar menghasilkan pendapatan,” bebernya.

JAYAPURA  Pesta Demokrasi Pilkada Gubernur Bupati dan Wali Kota tinggal menghitung hari. Pada 27 Agustus 2024 nanti paling tidak sudah harus ada nama – nama bakal calon yang mendaftar di KPU Papua.

  Untuk posisi Gubernur Papua, beberapa yang terdengar saat ini adalah sosok seperti Paulus Waterpauw, Mathius Fakhiri, Yunus Wonda,  dan Benhur Tomi Mano. Mereka akan mengisi posisi kosong satu Papua alias kursi panas gubernur. Sedangkan posisi bakal calon kosong dua alias wakil gubernur nama – nama yang muncul adalah Boy Markus Dawir (BMD), Benyamin Arisoy maupun Yeremias Bisai.

  Untuk tingkat provinsi dipastikan bakal berlangsung menarik, karena semua tokoh merupakan sosok yang memahami betul tentang Papua. Artinya semua pemain dari Papua, bukan dari luar yang masuk  bertarung.

  Dari nama – nama di atas sebagian besar juga telah menyambangi Kantor Graha Pena Jayapura dan yang terbaru adalah sosok Boy Markus Dawir. Politisi Partai Demokrat Provinsi Papua ini pada Rabu (3/7) mendatangi redaksi Cepos Online dan berdiskusi dalam Talkshow Pemilugrafi.

Baca Juga :  Pemprov Aceh Pelajari Program Bangga Papua

Disini ia menyampaikan konsep pembangunan yang menurutnya perlu dijalankan. Boy menyebut dengan adanya pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB)  otomatis ada pemotongan anggaran yang cukup signifikan di Papua induk.

  Papua yang dulunya pernah mengantongi APBD mencapai belasan triliun kini terjun bebas ke angka Rp 2 triliun lebih. Proses penyaluran dana yang langsung ditransfer dari pusat ke masing  – masing provinsi juga sempat membuat goyang system keuangan di Pemprov.

Disini Boy menyebut bahwa Papua perlu  mendata kembali potensi yang dimiliki. Tak hanya sektor jasa namun paling tidak sektor perikanan dan kelautan termasuk pertanian dan perkebunan atau bahkan pertambangan yang masih bisa dikelola menjadi  pendapatan bagi daerah.

Baca Juga :  KONI Papua Masih Optimis Bisa Pertahankan Posisi Empat

  “Untuk sektor jasa saya pikir memang perlu strategi terobosan untuk mendongkrak pendapatan. Di sektor perikanan dan kelautan kita masih memiliki Biak dan Supiori termasuk Depapre, Kabupaten Jayapura yang bisa digarap. Memang butuh strategi agar potensi tadi tergarap baik,” katanya.

  Bicara potensi, ia merincikan beberapa kabupaten yang dianggap berpeluang untuk mendongkrak PAD yakni Kabupaten Jayapura dengan nikel,  Kabupaten Sarmi dengan pasir besi atau  minyak, Kabupaten Mamberamo Raya dengan potensi batu bara serta minyak bumi, Kabupaten Waropen dengan minyak atau gas, Kabupaten Yapen dengan minyaknya serta Kabupaten Biak yang juga menyimpan potensi minyak.

  “Saya pikir masih ada sektor lain mulai dari kehutanan, pariwisata dan pertambangan. Harus pintar – pintar mengelola biar menghasilkan pendapatan,” bebernya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya