“Disertasi hari ini sangat luar biasa, ekspektasinya sangat tinggi. Ada proyeksi pengembangan ekonomi hijau ke depan, ada hilirisasi dari hulu hingga hilir, dan prodak yang ditunjukan hari ini juga luar biasa,” ungkapnya. Untuk itu sambung Rektor Unipa, apa yang dikerjakan Aries selaku Doktor Ilmu Lingkungan hari ini memiliki dampak yang luar biasa.
“Apa yang dilakukan Dr Aries Toteles AP memiliki dampak yang luar biasa, dampak kepada pemerintah daerah dan masyarakat asli Papua. Tapi juga dampak kepada universitas yang menghasilkan dia sebagai seorang doktor ilmu lingkungan,” bebernya.
Sementara itu, Aries Toteles Ap menerangkan, alasannya memilih judul tersebut karena hasil hutan di Papua, khususnya sumber daya alam kayu sangat terbatas. Dengan keterbatasan itu maka hutan bukan kayu bisa dimanfaatkan, dan bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat di daerah dan negara.
Ia menerangkan, hasil hutan bukan kayu ini meliputi rotan, sagu, madu, dan beberapa prodak lainnya yang banyak tersedia di alam. “Jika kita mengelolanya dengan tidak merusak alam, maka keberlanjutan prodak hasil hutan bukan kayu lebih menjanjikan untuk bisa dikelola, dan bisa membiayai hidup masyarakat, pembangunan di daerah maupun secara nasional,” ucapnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Minggu (17/8).
Terlebih, kita punya masyarakat adat yang ada di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan yang selama ini mereka bergantung dari hasil hutan yang ada. Sehingga dengan kearifan lokal yang ada, Dinas Kehutanan hadir mendampingi dan membina mereka melalui kelompok-kelompok tani hutan.
“Dengan begitu, masyarakat Papua bisa memanfaatkan hasil hutan bukan kayu. Baik sebagai kebutuhan rumah tangga, pemenuhan makan-minum, pendidikan, kesehatan dan pembangunan rumah,” ungkapnya. Ia mengaku tak ada kendala selama proses penelitian. Kendalanya hanya saat pengembangan daripada hasil hutan bukan kayu.