Hingga September 2025, terdapat 5.985 kasus HIV/AIDS secara kumulatif, dengan 477 kasus baru di tahun 2025. Sementara itu, kasus TBC tercatat 1.393, dan malaria mencapai 49.724 kasus. “Penyakit-penyakit ini bukan penyakit keturunan, tetapi penyakit menular. Jika dibiarkan, akan merusak sendi-sendi kehidupan dan menghambat pembangunan di segala bidang,” tegasnya.
Yunus Wonda juga menyoroti tantangan pelayanan kesehatan yang belum merata akibat luasnya wilayah dan akses yang sulit dijangkau. Kondisi tersebut membuat beberapa fasilitas kesehatan belum optimal.
“Karena itu, pemerataan pelayanan kesehatan yang profesional harus dipercepat dan benar-benar dirasakan seluruh masyarakat,” katanya.
Bupati mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) guna mewujudkan “Jayapura Sehat”.
Bupati menjelaskan, dengan ATM Center menjadi wadah percepatan eliminasi penyakit menular dengan target nol kasus baru, nol kematian, dan nol stigma bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
“Program ini juga menargetkan penurunan angka kejadian TBC menjadi 65 kasus per 100.000 penduduk, serta penurunan angka kematian menjadi 6 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2030,” tegasnya.
Sementara itu, Jangkar Sehat hadir untuk menjawab keterbatasan akses layanan di daerah terpencil akibat jarak dan kondisi geografis. Adapun RMC Jayapura dirancang untuk memperkuat layanan darurat medis yang bisa diakses melalui nomor 119 atau aplikasi RMC Jayapura.
“Melalui inovasi ini, kita ingin memastikan bahwa pelayanan kesehatan hadir di mana pun masyarakat membutuhkan, bahkan di daerah paling terpencil,” ujar Bupati.
Hingga September 2025, terdapat 5.985 kasus HIV/AIDS secara kumulatif, dengan 477 kasus baru di tahun 2025. Sementara itu, kasus TBC tercatat 1.393, dan malaria mencapai 49.724 kasus. “Penyakit-penyakit ini bukan penyakit keturunan, tetapi penyakit menular. Jika dibiarkan, akan merusak sendi-sendi kehidupan dan menghambat pembangunan di segala bidang,” tegasnya.
Yunus Wonda juga menyoroti tantangan pelayanan kesehatan yang belum merata akibat luasnya wilayah dan akses yang sulit dijangkau. Kondisi tersebut membuat beberapa fasilitas kesehatan belum optimal.
“Karena itu, pemerataan pelayanan kesehatan yang profesional harus dipercepat dan benar-benar dirasakan seluruh masyarakat,” katanya.
Bupati mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) guna mewujudkan “Jayapura Sehat”.
Bupati menjelaskan, dengan ATM Center menjadi wadah percepatan eliminasi penyakit menular dengan target nol kasus baru, nol kematian, dan nol stigma bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
“Program ini juga menargetkan penurunan angka kejadian TBC menjadi 65 kasus per 100.000 penduduk, serta penurunan angka kematian menjadi 6 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2030,” tegasnya.
Sementara itu, Jangkar Sehat hadir untuk menjawab keterbatasan akses layanan di daerah terpencil akibat jarak dan kondisi geografis. Adapun RMC Jayapura dirancang untuk memperkuat layanan darurat medis yang bisa diakses melalui nomor 119 atau aplikasi RMC Jayapura.
“Melalui inovasi ini, kita ingin memastikan bahwa pelayanan kesehatan hadir di mana pun masyarakat membutuhkan, bahkan di daerah paling terpencil,” ujar Bupati.