Decefera juga menambahkan bahwa keluarga perlu memahami pentingnya mengatur jarak kelahiran demi terwujudnya ibu dan anak yang sehat. Melalui perencanaan keluarga yang baik, ibu dapat memberikan ASI eksklusif hingga dua tahun, sehingga tumbuh kembang anak lebih optimal. ujarnya.
Selain sosialisasi KB, kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan tentang HIV-AIDS yang disampaikan oleh Webi Yikwa, aktivis kesehatan masyarakat. Dalam materinya berjudul “Kugi HIV-AIDS Wone Yio” atau “Informasi Dasar HIV-AIDS”, Webi mengungkapkan bahwa angka kematian akibat HIV-AIDS di Tolikara masih cukup tinggi. “Banyak kasus kematian akibat HIV-AIDS yang ditangani secara tertutup, bahkan pemakamannya sering dilakukan diam-diam pada pagi hari,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya edukasi sejak dini bagi generasi muda mengenai cara-cara pencegahan HIV-AIDS. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Kami berharap anak muda di Tolikara memahami pentingnya melindungi diri dan mengetahui cara menghindari penularan penyakit ini. tambah Webi.
Sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Banyak peserta yang antusias bertanya dan berbagi pengalaman seputar penerapan program KB serta upaya pencegahan HIV-AIDS dalam keluarga mereka.
“Mari kita bersama-sama merencanakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Dengan keluarga yang kuat, kita bisa menciptakan generasi Tolikara yang cerdas dan tangguh. Waa waa waaa, Tuhan Yesus memberkati kita semua,” pungkas Decefera Pagawak. (diskomdigi)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Decefera juga menambahkan bahwa keluarga perlu memahami pentingnya mengatur jarak kelahiran demi terwujudnya ibu dan anak yang sehat. Melalui perencanaan keluarga yang baik, ibu dapat memberikan ASI eksklusif hingga dua tahun, sehingga tumbuh kembang anak lebih optimal. ujarnya.
Selain sosialisasi KB, kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan tentang HIV-AIDS yang disampaikan oleh Webi Yikwa, aktivis kesehatan masyarakat. Dalam materinya berjudul “Kugi HIV-AIDS Wone Yio” atau “Informasi Dasar HIV-AIDS”, Webi mengungkapkan bahwa angka kematian akibat HIV-AIDS di Tolikara masih cukup tinggi. “Banyak kasus kematian akibat HIV-AIDS yang ditangani secara tertutup, bahkan pemakamannya sering dilakukan diam-diam pada pagi hari,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya edukasi sejak dini bagi generasi muda mengenai cara-cara pencegahan HIV-AIDS. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Kami berharap anak muda di Tolikara memahami pentingnya melindungi diri dan mengetahui cara menghindari penularan penyakit ini. tambah Webi.
Sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Banyak peserta yang antusias bertanya dan berbagi pengalaman seputar penerapan program KB serta upaya pencegahan HIV-AIDS dalam keluarga mereka.
“Mari kita bersama-sama merencanakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Dengan keluarga yang kuat, kita bisa menciptakan generasi Tolikara yang cerdas dan tangguh. Waa waa waaa, Tuhan Yesus memberkati kita semua,” pungkas Decefera Pagawak. (diskomdigi)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos