Site icon Cenderawasih Pos

Dilantik Jadi Rektor Uniyap, Didik Mabui Siap Cetak Generasi Emas di Papua

Ketua Umum Yapis,Dr. Drs. Muhammad Musa'at, M.Si saat melantik Rektor Uniyap yang baru Ir. Didik. S.S. Mabui, ST,  MT di ballroom hotel ultimate Entrop, kota Jayapura, Papua, Sabtu (10/8) malam. (Foto/dok.Uniyap)

JAYAPURA-Universitas Yapis Papua resmi memiliki Rektor baru, hal ini menyusul dengan pelantikan Ir. Didik. S.S. Mabui, ST,  MT, selaku rektor baru Uniyap periode 2024-2028. Ia dilantik oleh Ketua Umum Yapis,Dr. Drs. Muhammad Musa’at, M.Si, di Ballroom Hotel Horison Ultima Entrop, Kota Jayapura,  Sabtu (10/8) malam

  Usai dilanti, Didik Mabui mengungkapkan bahwa sebagai lembaga pendidikan yang memiliki visi mencetak generasi emas yang cerdas dan memiliki keluhuran budi, Universitas Yapis Papua (Uniyap) bertekad mempercepat langkah mencetak generasi emas di tanah Papua.

  Didik mengatakan berbagai strategi akan ditempuh untuk memajukan dan menjadikan Universitas Yapis Papua menjadi kampus nomor satu  di wilayah bagian timur Indonesia khususnya Papua.

  “Pelantikan ini bukan sekadar seremoni, melainkan juga momen penting yang menandai awal dari perjalanan saya bersama kita semua dalam mewujudkan visi dan misi Universitas Yapis Papua. Saya menyadari bahwa tugas yang diemban bukanlah tugas yang ringan,” ucap Didik, Sabtu (10/8).

  “Namun, dengan semangat rekonsiliasi, kebersamaan, persaudaraan, dedikasi, dan kerja keras dari seluruh elemen Universitas Yapis Papua, saya yakin kita dapat mencapai tujuan yang kita cita-citakan,” tambahnya.

  Dalam sambutannya, Didik juga menyampaikan bahwa dunia saat ini tengah berhadapan dengan berbagai tantangan besar yang mempengaruhi setiap sendi kehidupan. Perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi global, dan krisis kesehatan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang telah dilewati. Ia menambahkan, bukan tidak mungkin akan ada peristiwa yang serupa yang menjadi tantangan baru global.

  Selain itu, kata Didik, isu digitalisasi juga menjadi sangat penting. Generasi digital native yang lahir dan tumbuh di era teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dan belajar. Namun begitu, kita juga harus memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan bijak dan tidak meninggalkan mereka yang tidak memiliki akses yang sama.

  “Sebagai lembaga pendidikan tinggi, kita memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam mengatasi isu-isu ini. Kita harus mendorong penelitian yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan, mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga alam. Kita juga harus aktif dalam jaringan internasional untuk berbagi pengetahuan dan mencari solusi bersama,” jelas Didik.

  Didik mengatakan, sebagai institusi yang berada di jantung Papua, Universitas Yapis Papua harus menjadi agen perubahan yang mendorong pembangunan berkelanjutan dan inklusif.

  “Kita harus mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan solutif. Kita harus mengembangkan penelitian yang berfokus pada pengelolaan sumber daya alam secara bijak, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pelestarian budaya Papua. Kita juga harus memastikan bahwa pendidikan tinggi dapat diakses oleh seluruh putra-putri Papua, tanpa terkecuali. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, dan kita harus berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan merata,” ujarnya.

   “Oleh karena itu, Visi saya sebagai Rektor Universitas Yapis Papuaperiode 2024-2028 adalah Terwujudnya Uniyap sebagai Pusat Transformasi Insani yang Unggul di Bidang Saintek, Berbasis Seni dan Budaya yang Islami di Kawasan Timur Indonesia.”lanjutnya.

  Untuk mencapai visi tersebut, kata Didik, dirinya menetapkan beberapa misi yaitu, Pertama, mewujudkan proses belajar mengajar berkualitas Insani cendekia berbasis kearifan lokal. Kedua, terwujudnya hilirisasi riset yang unggul bermaslahat terhadap masyarakat.

Ketiga, mewujudkan tata kelola berbasis digitalisasi akademik yang sinergi dengan mitra kelembagaan. Keempat, Mewujudkan kerja sama lintas sektoral guna penguatan kelembagaan uniyap. Kelima, Mewujudkan polarisasi pengembangan SDM dalam lingkungan uniyap dengan Mitra kelembagaan lainnya.

   Ia berharap kedepannya ada sinergitas antara Uniyap dan yayasan pendidikan Islam di tanah Papua. Kemudian akan berusaha merangkul semua elemen-elemen universitas, dan dosen yang mempunyai kualitas untuk duduk bersama membangun Uniyap yang lebih maju.

   Ia merencanakan bahwa program kerja 100 harinya kedepannya akan mengembangkan peraturan-peraturan di Uniyap mulai dari Budi darma, akademik, dan pengabdian.

  Dalam waktu dekat, Didik  mengaku  akan merangkul semua elemen  universitas maupun stakeholder di luar untuk membangun kerjasama   mengembangkan Uniyap menjadi universitas yang unggul di tanah Papua, dan secara keseluruhan wilayah timur Indonesia. (Kar/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version