ISBI Akan Menjadi Pusat Pendidikan Seni dan Budaya Etnik Papua dan Nusantara
JAYAPURA-Sebanyak 14 Wisudawan/i Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua resmi di wisuda pada rapat senat terbuka, dan acara syukuran Dies Natalis ke IX ISBI Papua, di Hotel Horison Kotaraja, Jumat (6/10) kemarin.
Rapat senat tersebut dipimpin langsung oleh Rektor ISBI Papua, Dr. I Dewa Ketut Wicaksana SSP.,M.Hum, serta didampingi seluruh senat ISBI Papua. Turut hadir dalam rapat senat tersebut, Plh Gubernur Papua yang diwakilkan oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), Elsye Penina Rumbekwan dan Forkopimda.
Dalam sambutan Rektor ISBI Papua, Dr. I Dewa Ketut Wicaksana menyampaikan ke-14 Wisudawan/i berasal dari 2 angkatan, yaitu angkatan tahun 2022, dan tahun 2023. Untuk Wisudawan/i angkatan tahun 2022 berasal dari 4 Program Studi (Prodi) sementara angkatan tahun 2023 berasal dari 5 Prodi.
Diapun menyebut ISBI Papua memiliki 5 Prodi, dengan dua jurusan yaitu jurusan Seni Pertunjukan dan Jurusan Seni Rupa dan Desain. Khusus Jurusan Seni Pertunjukan, terdapat dua Prodi, antara lain, Prodi Seni Tari dan Prodi Seni Musik.
Sedangkan Jurusan Seni Rupa dan Desain, terdapat tiga Prodi, antara lain Prodi Seni Rupa Murni, Prodi Desain Komunikasi Visual atau DKV, dan Prodi Kriya Seni.
“Dengan di wisudanya 14 Wisudawan/i ini, maka sejak tahun 2014 hingga 2023, ISBI Papua telah menghasilkan lulusan sebanyak 70 orang Mahasiswa,” ucap Rektor ISBI Papua, Dr. I Dewa Ketut Wicaksana.
I Dewa Ketut menyampaikan wisuda dan Dies Natalis IX tersebut merupakan sebuah peristiwa bersejarah yang menggambarkan pencapaian, semangat, dan dedikasi dari semua pihak yang terlibat dalam perjalanan pendidikan dan pengembangan seni dan budaya ISBI tanah Papua selama ini.
Dimana ISBI Tanah Papua merupakan perguruan tinggi seni negeri yang baru berdiri tahun 2014, secara usia tentunya dikatakan masih muda. Namun berbekal tekad memajukan pendidikan seni di Tanah Papua, ISBI Tanah Papua terus berbenah diri dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Terlebih, di era Revolusi Industri 4.0 yang tengah berlangsung dan bahkan berangsur menuju peralihan era Society 5.0.
“Untuk itu ISBI Tanah Papua mau tidak mau harus bergegas merespons tantangan ini, agar pendidikan seni khususnya di Tanah Papua dapat berkembang lebih baik,” ujarnya.
Pria kelahiran, Banjar Geria Tengah, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung Bali itu mengatakan ISBI di Tanah Papua memiliki visi yaitu menjadi pusat pendidikan seni dan budaya Indonesia khususnya etnik Papua dan Nusantara guna memperkaya nilai nilai kemanusiaan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ISBI Tanah Papua telah mengemban misi, diantaranya menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan mengembangkan potensi dan pluralitas seni dan budaya lokal untuk membangun jati diri masyarakat agar memiliki daya saing global.
Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna mendukung pendidikan dan pengembangan seni dan budaya, mengembangkan kerjasama antar lembaga secara berkelanjutan.
Tidak hanya visi dan misi tapi ISBI Papua juga memiliki Motto, yaitu Seni Budayaku Kehidupanku.
Dikatkaan dalam rangka memwujudkan visi misi, dan motto tersebut, ISBI tanah Papua terus berupaya meningkatkan pendidikan, guna untuk menghasilkan sarjana di bidang seni dan budaya yang tentunya memiliki kompetensi, serta menciptakan dan mempresentasikan beragam gagasan.
Selain itu untuk mengkaji dan menganalisis berbagai fenomena seni dan budaya, kemudian menggali dan mengembangkan potensi seni dan budaya lokal agar mampu bersaing dalam konstalasi global.
Dan yang paling penting lulusan ISBI Papua mampu mengembangkan kewirausahaan dalam mengelola aktivitas seni dan budaya.
“Dari visi misi dan tujuan ini, kami aktualisasikan ke Tri Dharma Perguruan Tinggi ISBI Tanah Papua, dan telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan, baik di bidang pendidikan, bidang penelitian, bidang pengabdian masyarakat, serta berbagai bidang lainnya yang telah kami lakukan selama ini,” ungkap I Dewa Ketut.
Lebih lanjut dia sampaikan Kemendikbud RI telah meluncurkan kebijakan terbaru yaitu kurikulum Merdeka Belajar. Kebijakan tersebut menurutnya perlu dipandang penting, sebab hal itu akan menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia khususnya di Papua.
Terutama dalam bidang seni dan budaya. Untuk itulah dalam rapat senat dan Wisuda, sekaligus dies natalis ke IX kali inu pihaknya mengambil tema Melangkah ke Masa Depan, ISBI Tanah Papua Mengabdi Kepada Seni dan Budaya Untuk Kemanusiaan.
“Makna dari tema ini, adalah ISBI Tanah Papua memiliki komitmen kuat dalam rangka mendukung kebijakan Merdeka Belajar,” terangnya.
Sebab kami menilai kebijakan perubahan kurikulum ini bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja,” sambungnya.
Pada kesempatan itu Alumni UGM Yogyakarta tahun 1994 itu menyampaikan setelah sembilan tahun berdirinya, ISBI di tanah Papua belum juga memiliki gedung sendiri.
Untuk itu pihaknya mengharapkan adanya dukungan pemerintah Provinsi Papua, agar ISBI Papua memperoleh gedung yang representatif untuk pelaksanaan pendidikan.
“Dengan perkembangan jumlah dosen, tenaga kependidikan serta jumlah mahasiswa yang terus meningkat diiringi kebutuhan sarana dan prasarana yang lebih kompleks, maka kami mohon dukungan Gubernur Provinsi Papua dan Kemendikbudristek agar bersedia meringankan jalan kami untuk memiliki lahan baru dan gedung pembelajaran yang telah lama kami impikan,” harapnya.
Sementara itu Plh Gubernur Papua melalui Staf Ahli, Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), Elsye Penina Rumbekwan, mengharapkan setelah wisuda, para Wisudawan/i, dapat menjadi lulusan yang unggul, serta dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan tanah Papua.
“Prosesi wisuda ini, merupakan awal bagi kalian untuk memulai dalam segala hal, untuk itu saya harap para Wisudawan/i ISBI Papua, bisa menjadi pribadi yang hebat, tunjukan kepada dunia bahwa kalian bisa untuk melakukan sesuatu,” pesannya. (rel/wen)