Di sisi internal, ALFI menekankan penumbuhan etika bisnis, solidaritas, dan semangat kebersamaan antar anggota sebagai fondasi kemajuan bersama. Oleh karena itu, ia berharap dukungan dari semua pihak baik dari pemerintah, stakeholder, pengurus ALFI /ILFA Papua dan lainnya dalam menjalankan programnya selama lima tahun kedepan.
Yosep Fonataba menegaskan, ALFI/ILFA Papua terus mendorong penguatan industri jasa freight forwarder di ujung timur Indonesia. Ia menilai, peran asosiasi logistik hari ini bukan sekadar kepentingan bisnis, namun juga kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi daerah.
“Pembangunan pelabuhan, transportasi, sampai kawasan industri di Papua terus bergerak. Tapi kita juga harus jujur, masih banyak pekerjaan rumah. Kita harus memperbaiki koordinasi antarsektor, memperkuat integrasi teknologi, dan meningkatkan SDM logistik,” ujarnya.
Karenanya, Musyawarah Wilayah (Muswil) ALFI/ILFA Papua tahun 2025 diharapkan mampu merumuskan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem logistik Papua yang lebih efektif, efisien dan berdaya saing, baik nasional maupun global.
Wakil Ketua Bidang OKK DPP ALFI/ILFA, Muhammad Nur Nasution yang hadir mewakili Ketua Umum ALFI/ILFA Pusat, menilai dunia usaha logistik di Papua masih cukup resilien di tengah ketidakpastian global.
Ia menyebut, ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2025 tumbuh 5,4 persen, sementara sektor transportasi dan pergudangan Semester I 2025 tumbuh 8,75 persen dan diperkirakan tembus dua digit sepanjang 2025. Sementara di Papua, ekonomi tumbuh 4,21 persen dan ekspor barang–jasa menjadi motor dengan pertumbuhan tertinggi 7,51 persen.
“Ini sinyal positif dan peluang besar bagi pelaku logistik Papua. Mobilitas barang naik, permintaan dari luar wilayah meningkat, ini momentum yang harus kita tangkap,” ucapnya.