Friday, May 10, 2024
24.7 C
Jayapura

Raih Dua Perunggu dari Blind Judo di APG Hangzhou

Junaedi mengungkapkan dirinya ingin mendapatkan prestasi lebih dari medali perunggu. Namun, hal itu tidak akan menyurutkan semangatnya untuk bisa lolos ke Paralimpiade 2024 Paris.

“Kalau target inginnya sih lebih. Pasti ingin memberikan yang terbaik, mungkin ini yang terbaik buat saya pribadi. Saya ingin ada perwakilan dari Indonesia yang ikut Paralimpiade yang sesuai track record atau kualifikasi, bukan melalui jalur wild card,” ujar dia.

Medali perunggu kedua datang dari Novia Larassati usai mengalahkan wakil Mongolia, Suvd-erdene Togtokhbayar, di nomor -48kg kelas J1 putri. Novia menang dengan skor 1 Ippon dalam duel 1 menit dan 38 detik tersebut.

Novia mengatakan dirinya cukup gugup saat mengikuti Asian Para Games 2022 Hangzhou, karena lawannya cukup menantang.

Baca Juga :  Klaster Kota Jayapura Terbesar karena Pertandingkan Cabor Terbanyak

“Tadi deg-degan. Kesulitan ada karena power lawan lebih besar. Rasanya senang sekali, dan medali ini saya persembahkan buat Indonesia, buat keluarga,” ungkap Novia.

“Pinginnya (medali) emas, tapi ke depannya harus berusaha lebih maksimal lagi, biar dapat emas,” ujarnya menambahkan.

Pelatih judo tuna netra Indonesia Dimas Aribowo merasa puas anak asuhannya bisa memenuhi target dua perunggu. Kendati demikian, dia berharap akan adanya tambahan medali.

“Kami bersyukur dan bahagia hari ini sudah bisa memenuhi target dua medali perunggu untuk blind judo indonesia,” kata Dimas.

“Besok kami akan berusaha untuk menambah medali karena masih ada beberapa nomor saat atlet kita berlaga. Kami berharap semoga masih bisa menyumbangkan medali perunggu atau melebihi target dua perunggu,” ujarnya.

Baca Juga :  Leg Pertama, Toli FC Gilas Persemi 9-0

Sementara itu, tim blind judo Indonesia mengirimkan enam atlet ke Asian Para Games 2022. Selain Junaedi dan Novia, Fajar Pambudi dan Rafli Ahnaf Shiddqi diharapkan turut menyumbangkan medali.(*)

Sumber: Jawapos

Junaedi mengungkapkan dirinya ingin mendapatkan prestasi lebih dari medali perunggu. Namun, hal itu tidak akan menyurutkan semangatnya untuk bisa lolos ke Paralimpiade 2024 Paris.

“Kalau target inginnya sih lebih. Pasti ingin memberikan yang terbaik, mungkin ini yang terbaik buat saya pribadi. Saya ingin ada perwakilan dari Indonesia yang ikut Paralimpiade yang sesuai track record atau kualifikasi, bukan melalui jalur wild card,” ujar dia.

Medali perunggu kedua datang dari Novia Larassati usai mengalahkan wakil Mongolia, Suvd-erdene Togtokhbayar, di nomor -48kg kelas J1 putri. Novia menang dengan skor 1 Ippon dalam duel 1 menit dan 38 detik tersebut.

Novia mengatakan dirinya cukup gugup saat mengikuti Asian Para Games 2022 Hangzhou, karena lawannya cukup menantang.

Baca Juga :  Leg Pertama, Toli FC Gilas Persemi 9-0

“Tadi deg-degan. Kesulitan ada karena power lawan lebih besar. Rasanya senang sekali, dan medali ini saya persembahkan buat Indonesia, buat keluarga,” ungkap Novia.

“Pinginnya (medali) emas, tapi ke depannya harus berusaha lebih maksimal lagi, biar dapat emas,” ujarnya menambahkan.

Pelatih judo tuna netra Indonesia Dimas Aribowo merasa puas anak asuhannya bisa memenuhi target dua perunggu. Kendati demikian, dia berharap akan adanya tambahan medali.

“Kami bersyukur dan bahagia hari ini sudah bisa memenuhi target dua medali perunggu untuk blind judo indonesia,” kata Dimas.

“Besok kami akan berusaha untuk menambah medali karena masih ada beberapa nomor saat atlet kita berlaga. Kami berharap semoga masih bisa menyumbangkan medali perunggu atau melebihi target dua perunggu,” ujarnya.

Baca Juga :  Portugal dan Belgia Lolos ke Euro 2024, Brace Cristiano Ronaldo Jadi Sorotan

Sementara itu, tim blind judo Indonesia mengirimkan enam atlet ke Asian Para Games 2022. Selain Junaedi dan Novia, Fajar Pambudi dan Rafli Ahnaf Shiddqi diharapkan turut menyumbangkan medali.(*)

Sumber: Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya