Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Bergelut dengan Aspal, Prediksi Hujan, dan Cengkeraman Ban

LOMBOK TENGAH – Hari pertama latihan bebas MotoGP Mandalika sudah membuat para pembalap dan tim peserta pusing. Nyaris semua data yang didapat dari tes pramusim tidak bisa dipakai. Kondisi trek jauh berbeda.

Perubahan itu terjadi karena pengaspalan ulang dari tikungan 16,5 (sebelum tikungan terakhir) sampai tikungan 5,5 (sebelum tikungan 6). Dengan dibalur aspal baru, pembalap malah menemukan bahwa cengkeraman ban berkurang.

Aspal baru lebih licin ketimbang yang lama. Secara keseluruhan trek menjadi kurang cengkeraman bannya. Sejumlah faktor disebut menjadi penyebab hal itu terjadi.

Di antaranya, temperatur udara yang sangat panas, aspal baru yang belum matang, dan pada hari pertama latihan lintasan belum terlapisi serpihan ban secara maksimal. Karena itu, daya cengkeram belum cukup kuat.

’’Ban medium tidak berfungsi dengan baik. Padahal, itu adalah ban favoritku,’’ ujar jagoan Suzuki Ecstar Joan Mir.

Menurut dia, timnya harus bekerja lebih keras untuk menemukan setting mesin pada latihan bebas hari kedua hari ini. Terutama menemukan setting motor dengan menggunakan ban soft. ’’Kalau tidak bisa, kami pasti akan kesulitan saat balapan (besok),’’ timpal rekan setimnya, Alex Rins.

Sebenarnya masalah dengan ban medium tersebut dirasakan sejak tes pramusim lalu. Namun, kali ini kondisinya lebih buruk.

Baca Juga :  Menko PMK Pastikan Biaya Perawatan Pasien Hepatitis Ditanggung BPJS Kesehatan

Meski demikian, Rins tetap percaya bahwa Suzuki punya potensi untuk bersaing pada balapan besok. Menurut dia, layout Sirkuit Mandalika yang tidak memiliki trek lurus panjang tak terlalu membutuhkan power mesin besar. Dengan mesin empat silinder segaris milik GSX-RR, dia yakin bisa bertarung dengan motor-motor bermesin V4 yang mendominasi grid. ’’Untuk urusan mesin, kami tidak ada masalah,’’ tandasnya.

Keuntungan mesin empat silinder segaris di Sirkuit Mandalika turut dikonfirmasi para rider Yamaha. Duo pembalap utama pabrikan berlogo garpu tala tersebut menjadi yang tercepat di hari pertama latihan bebas.

Fabio Quartararo mencatat waktu terbaik 1 menit 31,608 detik yang menempatkannya sebagai yang tercepat. Rekan setimnya, Franco Morbidelli, menempati posisi kedua dengan selisih tipis 0,038 detik.

Apakah keduanya tidak mengalami masalah pada cengkeraman ban? Keduanya merasakan hal yang sama. ’’Mungkin kami bisa cepat karena tidak semenderita rider-rider lain,’’ ucap Morbidelli.

Hasil latihan bebas hari pertama dinilai sangat krusial bagi semua rider. Sebab, hari ini perkiraan cuaca menyebutkan bahwa hujan akan mengguyur wilayah sekitar sirkuit. Jika itu benar terjadi, peluang untuk memperbaiki catatan waktu di latihan bebas ketiga (FP3) mustahil dilakukan.

Baca Juga :  Kemendag Juga Dalami Penimbunan Migor

Hal itu pula yang dikhawatirkan duo rider Repsol Honda, Marc Marquez dan Pol Espargaro. Keduanya tampil menjanjikan pada FP1. Espargaro menjadi yang tercepat dengan 1 menit 33,499 detik. Marquez di posisi ketiga berselisih 0,079 detik dari Espargaro.

Namun, bencana menimpa saat FP2 berlangsung. Marquez mengalami kecelakaan cukup parah di tikungan 11 dan tidak bisa melanjutkan sesi FP2. Dia finis di posisi ke-23.

Sementara itu, Espargaro mengalami masalah dengan rem depan dan finis di posisi ke-20. Padahal, untuk bisa lolos langsung ke kualifikasi 2 (Q2), rider MotoGP harus lolos 10 besar dalam waktu kombinasi antara FP1, FP2, dan FP3. ’’Aku mengalami crash di waktu yang salah. Kalau besok (hari ini) hujan, aku harus melakoni kualifikasi 1,’’ ucap Marquez.

Penyelenggara sedang mengupayakan modifikasi cuaca untuk menghindarkan kawasan Sirkuit Mandalika dari hujan. Metodenya ground based generator (GBG) dan wahana pohon flare.

Dua metode itu mempunyai prinsip kerja yang sama dalam mengantarkan bahan semai sejenis NaCL ke dalam awan, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan awan orografis dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan. Metode tersebut akan memaksimalkan curah hujan di wilayah lain untuk meminimalkan curah hujan di wilayah target. (cak/c19/ttg/JPG)

LOMBOK TENGAH – Hari pertama latihan bebas MotoGP Mandalika sudah membuat para pembalap dan tim peserta pusing. Nyaris semua data yang didapat dari tes pramusim tidak bisa dipakai. Kondisi trek jauh berbeda.

Perubahan itu terjadi karena pengaspalan ulang dari tikungan 16,5 (sebelum tikungan terakhir) sampai tikungan 5,5 (sebelum tikungan 6). Dengan dibalur aspal baru, pembalap malah menemukan bahwa cengkeraman ban berkurang.

Aspal baru lebih licin ketimbang yang lama. Secara keseluruhan trek menjadi kurang cengkeraman bannya. Sejumlah faktor disebut menjadi penyebab hal itu terjadi.

Di antaranya, temperatur udara yang sangat panas, aspal baru yang belum matang, dan pada hari pertama latihan lintasan belum terlapisi serpihan ban secara maksimal. Karena itu, daya cengkeram belum cukup kuat.

’’Ban medium tidak berfungsi dengan baik. Padahal, itu adalah ban favoritku,’’ ujar jagoan Suzuki Ecstar Joan Mir.

Menurut dia, timnya harus bekerja lebih keras untuk menemukan setting mesin pada latihan bebas hari kedua hari ini. Terutama menemukan setting motor dengan menggunakan ban soft. ’’Kalau tidak bisa, kami pasti akan kesulitan saat balapan (besok),’’ timpal rekan setimnya, Alex Rins.

Sebenarnya masalah dengan ban medium tersebut dirasakan sejak tes pramusim lalu. Namun, kali ini kondisinya lebih buruk.

Baca Juga :  Bagi Pakai Data: Kunci Wujudkan Satu Data Indonesia

Meski demikian, Rins tetap percaya bahwa Suzuki punya potensi untuk bersaing pada balapan besok. Menurut dia, layout Sirkuit Mandalika yang tidak memiliki trek lurus panjang tak terlalu membutuhkan power mesin besar. Dengan mesin empat silinder segaris milik GSX-RR, dia yakin bisa bertarung dengan motor-motor bermesin V4 yang mendominasi grid. ’’Untuk urusan mesin, kami tidak ada masalah,’’ tandasnya.

Keuntungan mesin empat silinder segaris di Sirkuit Mandalika turut dikonfirmasi para rider Yamaha. Duo pembalap utama pabrikan berlogo garpu tala tersebut menjadi yang tercepat di hari pertama latihan bebas.

Fabio Quartararo mencatat waktu terbaik 1 menit 31,608 detik yang menempatkannya sebagai yang tercepat. Rekan setimnya, Franco Morbidelli, menempati posisi kedua dengan selisih tipis 0,038 detik.

Apakah keduanya tidak mengalami masalah pada cengkeraman ban? Keduanya merasakan hal yang sama. ’’Mungkin kami bisa cepat karena tidak semenderita rider-rider lain,’’ ucap Morbidelli.

Hasil latihan bebas hari pertama dinilai sangat krusial bagi semua rider. Sebab, hari ini perkiraan cuaca menyebutkan bahwa hujan akan mengguyur wilayah sekitar sirkuit. Jika itu benar terjadi, peluang untuk memperbaiki catatan waktu di latihan bebas ketiga (FP3) mustahil dilakukan.

Baca Juga :  Setelah Liburan, Atlet Kembali Latihan

Hal itu pula yang dikhawatirkan duo rider Repsol Honda, Marc Marquez dan Pol Espargaro. Keduanya tampil menjanjikan pada FP1. Espargaro menjadi yang tercepat dengan 1 menit 33,499 detik. Marquez di posisi ketiga berselisih 0,079 detik dari Espargaro.

Namun, bencana menimpa saat FP2 berlangsung. Marquez mengalami kecelakaan cukup parah di tikungan 11 dan tidak bisa melanjutkan sesi FP2. Dia finis di posisi ke-23.

Sementara itu, Espargaro mengalami masalah dengan rem depan dan finis di posisi ke-20. Padahal, untuk bisa lolos langsung ke kualifikasi 2 (Q2), rider MotoGP harus lolos 10 besar dalam waktu kombinasi antara FP1, FP2, dan FP3. ’’Aku mengalami crash di waktu yang salah. Kalau besok (hari ini) hujan, aku harus melakoni kualifikasi 1,’’ ucap Marquez.

Penyelenggara sedang mengupayakan modifikasi cuaca untuk menghindarkan kawasan Sirkuit Mandalika dari hujan. Metodenya ground based generator (GBG) dan wahana pohon flare.

Dua metode itu mempunyai prinsip kerja yang sama dalam mengantarkan bahan semai sejenis NaCL ke dalam awan, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan awan orografis dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan. Metode tersebut akan memaksimalkan curah hujan di wilayah lain untuk meminimalkan curah hujan di wilayah target. (cak/c19/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya