7. Amir Sjarifoeddin Harahap
Tokoh yang banyak menyumbang ide-ide brilian ketika perumusan Sumpah Pemuda ini lahir di Medan pada 17 April 1907. Beliau dikenal sebagai politikus sayap kiri (sosialis), kemudian menjadi tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang paling menonjol.
Amir pun pernah menjabat sebagai menteri pada Kabinet Presidensial, Kabinet Sjahrir I, Kabinet Sjahrir II, serta Kabinet Sjahrir III. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai perdana menteri antara 3 Juli 1947 hingga 29 Januari 1948 dengan membentuk Kabinet Amir Sjarifoeddin I dan II.
Namun, Amir Sjarifoeddin ditembak mati di Ngaliyan, Solo pada 19 Desember 1948 karena keterlibatannya dalam pemberontakan PKI Madiun tiga bulan sebelumnya.
8. Wage Rudolf Supratman
Pencipta lagu “Indonesia Raya” ini lahir pada 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah. Pada penutupan Kongres Pemuda II, W.R. Supratman memainkan sebuah lagu dengan instrumen biola yang sekarang dikenal sebagai lagu kebangsaan, Indonesia Raya.
W.R. Supratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, Jawa Timur. Beliau pun ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, serta tanggal lahirnya sebagai Hari Musik Nasional.
9. Sarmidi Mangoensarkoro
Tokoh penting Kongres Pemuda I dan II ini lahir di Surakarta, 23 Mei 1904. Mangoensarkoro pun pernah menyampaikan materi mengenai pentingnya pendidikan untuk Indonesia sebagai sebuah bangsa.
Beliau juga dikenal sebagai tokoh Taman Siswa, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga 1950.
10. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
Tokoh penting dalam penyusunan naskah Sumpah Pemuda ini lahir di Cepu, Jawa Tengah pada 7 Januari 1905. Beliau pun sempat tinggal di rumah H.O.S Tjokroaminoto sekaligus menjadi sekretaris pribadinya.
Di masa kemerdekaan, Kartosoewirjo dikenal sebagai tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sejak awal, Kartosoewirjo menginginkan Indonesia menjadi negara berdasarkan Islam.
Karena itu, dia menolak tawaran menteri kabinet Amir Sjarifoeddin. Beliau juga membentuk kelompok Darul Islam dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga 1962. Kartosoewrjo pun meninggal setelah dieksekusi mati di Pulau Seribu pada 5 September 1962.