”Dapur umum Kemensos yang beroperasi sejak 19 April 2024 telah menyiapkan ribuan makanan berupa nasi bungkus yang layak konsumsi dan memenuhi standar gizi bagi para pengungsi,” ujarnya. Selain itu, Kemensos juga telah membagikan kasur lipat kepada pengungsi di berbagai titik dan pengungsi mandiri.
Di sisi lain, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas sosial, pemkab, serta Tagana untuk melakukan pemetaan terhadap kawasan di sekitar Gunung Semeru yang mempunyai banyak potensi bencana. Tidak hanya berupa erupsi, tapi juga banjir bandang lahar dingin, longsor dan lainnya.
”Nah ini ternyata di Lumajang tidak hanya erupsi Gunung Semeru, tapi bisa juga banjir lahar dingin dan longsor yang tanpa ada erupsi, tapi karena ada sedimentasi. Sehingga material itu bisa terbawa banjir akibat curah hujan tinggi,” paparnya.
Oleh sebab itu, kata dia, butuh antisipasi maupun persiapan yang lebih detail untuk menghadapi risiko tersebut. Risma pun berencana menyiapkan call sign atau alarm bahaya bencana di wilayah-wilayah tersebut nantinya.
”Nantinya Kemensos akan memandu Pemkab Lumajang untuk menyiapkannya. Kami akan pandu dari Jakarta untuk call sign,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Risma sempat berbincang dengan Fathur (38), salah seorang keluarga korban banjir lahar dingin Gunung Semeru. ia menanyakan kronologis bencana yang merenggut nyawa istri Fathur tersebut.
”Saya turut berbela sungkawa Pak. Gimana ceritanya kok Ibu sampai menjadi korban?” tanyanya.