Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandangi, MSC. (FOTO:Sulo/Cepos )
MERAUKE–Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC menanggapi soal pro kontra terhadap pembentukan Daerah Otonomo Baru (DOB) di Papua. Uskup Mandagi meminta masyarakat di Papua untuk lebih banyak belajar dengan Provinsi Papua Barat yang saat pembentukannya banyak yang menolak pemekaran Papua Barat tersebut.
‘’Kita harus banyak belajar ke sana. Apakah hancur atau tidak. Nyatanya mereka maju. Banyak kemajuan setelah pemekaran. Bahkan, setelah pemekaran itu, tentu Papua Barat tidak mau lagi kalau mereka digabung kembali satu provinsi dengan Papua,’’kata Uskup Petrus Canisius Mandagi, kepada wartawan, Sabtu (21/5).
Sebagai Uskup Agung Merauke, kata Petrus Kanisius Mandagi, dirinya bersama dengan Uskup Asmat mendukung pemekaran Provinsi Papua Selatan. Karena dengan pemekaran itu, Papua Selatan akan lebih tumbuh dan berkembang.
Dijelaskan lebih jauh, pemekaran ada kaitannya dengan dengan kemanusiaan. Di mana pemekaran sebagai sarana supaya manusia-manusia yang ada di Papua Selatan bertumbuh dan berkembanng dalam segala bidang. ‘’Itu sebagai sarana saja. Tetapi sarana itu penting. Karena dengan adanya pemekaran, uang pasti banyak masuk ke sini.
Karena dapat pembagian kue seperti provinsi-provinsi lainnya. Kenapa tidak mau ambil pembagian kue dari pemerintah pusat. Kita bayar pajak, kekayaan kita dikirim ke Jakarta, tapi kue kita tidak ambil dan orang lain yang makan. Kalau kita tidak mau mekar berarti kita bodoh,’’ katanya,
Iapun mempertanyakan kepada pihak yang menolak pemekaran, apakah cukup mencintai Papua atau tidak. ‘’Atau ada pesanan-pesanan luar negeri. Lain kali kalau ada pesanan luar negeri, bikin kita bodoh,”tandasnya.
Mereka suka supaya Papua kacau. Kalau kacau, mereka ambil kekayaan Papua. “Saya lihat saat waktu di Ambon. Saya katakan, hati-hati kamu Australia. Kamu bikin kacau supaya ambil kekayaan Maluku. Saya pernah bicara di Australia juga. Apa yang kamu buat untuk Timor-Timur. Sekarang Timor Timur itu maju atau tidak. Tidak maju, negera termiskin. Itu Karena mereka dibodohi Australia,’’jelasnya.
Sekali lagi, dirinya tidak bicara politik, tapi bicara tentang kemanusiaan. Bahwa orang Papua punya hak untuk hidup layak dan punya hak untuk mendapatkan kue dari negara kesatuan Republik Indonesia.(ulo/tho)