Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Soal DOB, Harus Belajar dengan Papua Barat

Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandangi, MSC. (FOTO:Sulo/Cepos )

MERAUKE–Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC menanggapi soal pro kontra terhadap pembentukan Daerah Otonomo Baru (DOB) di Papua. Uskup Mandagi meminta masyarakat di Papua untuk lebih banyak belajar dengan Provinsi Papua Barat yang saat  pembentukannya banyak yang menolak  pemekaran Papua Barat tersebut.

‘’Kita harus banyak belajar ke sana. Apakah hancur atau tidak. Nyatanya mereka maju. Banyak kemajuan setelah pemekaran. Bahkan, setelah  pemekaran itu,  tentu Papua Barat tidak mau lagi kalau mereka digabung kembali satu provinsi dengan Papua,’’kata Uskup  Petrus Canisius  Mandagi, kepada wartawan, Sabtu (21/5).

Sebagai Uskup Agung Merauke,  kata Petrus Kanisius Mandagi, dirinya bersama dengan Uskup Asmat mendukung pemekaran Provinsi Papua Selatan. Karena dengan pemekaran itu, Papua Selatan akan lebih tumbuh dan berkembang.

Baca Juga :  Dishub Tidak Pinjamkan Bus Eks PON ke Masyarakat

Dijelaskan lebih jauh, pemekaran ada kaitannya  dengan dengan kemanusiaan. Di mana pemekaran sebagai sarana supaya manusia-manusia yang ada di Papua Selatan  bertumbuh dan berkembanng  dalam segala bidang.  ‘’Itu sebagai sarana saja. Tetapi sarana itu  penting. Karena dengan adanya pemekaran, uang pasti  banyak  masuk ke sini.

Karena dapat pembagian kue seperti provinsi-provinsi lainnya.  Kenapa tidak mau ambil pembagian kue dari pemerintah pusat. Kita bayar pajak, kekayaan kita dikirim ke Jakarta, tapi kue  kita tidak ambil dan orang lain yang makan. Kalau kita tidak mau mekar berarti  kita bodoh,’’ katanya,

Iapun mempertanyakan kepada pihak yang menolak pemekaran, apakah  cukup mencintai Papua atau tidak. ‘’Atau ada pesanan-pesanan luar negeri. Lain kali kalau ada pesanan luar negeri, bikin kita bodoh,”tandasnya.

Baca Juga :  MRP Sampaikan Alasan OAP Tolak DOB

Mereka suka supaya Papua kacau. Kalau kacau, mereka ambil kekayaan Papua. “Saya lihat saat waktu di Ambon. Saya katakan, hati-hati kamu Australia. Kamu  bikin kacau supaya ambil kekayaan Maluku. Saya pernah bicara di Australia juga. Apa yang kamu buat untuk Timor-Timur. Sekarang Timor Timur itu maju atau tidak. Tidak maju, negera termiskin. Itu Karena mereka dibodohi Australia,’’jelasnya.

Sekali lagi, dirinya tidak bicara politik, tapi bicara tentang  kemanusiaan. Bahwa orang Papua punya hak untuk hidup  layak dan punya hak untuk mendapatkan kue dari negara kesatuan Republik Indonesia.(ulo/tho)

Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandangi, MSC. (FOTO:Sulo/Cepos )

MERAUKE–Uskup Agung Merauke, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC menanggapi soal pro kontra terhadap pembentukan Daerah Otonomo Baru (DOB) di Papua. Uskup Mandagi meminta masyarakat di Papua untuk lebih banyak belajar dengan Provinsi Papua Barat yang saat  pembentukannya banyak yang menolak  pemekaran Papua Barat tersebut.

‘’Kita harus banyak belajar ke sana. Apakah hancur atau tidak. Nyatanya mereka maju. Banyak kemajuan setelah pemekaran. Bahkan, setelah  pemekaran itu,  tentu Papua Barat tidak mau lagi kalau mereka digabung kembali satu provinsi dengan Papua,’’kata Uskup  Petrus Canisius  Mandagi, kepada wartawan, Sabtu (21/5).

Sebagai Uskup Agung Merauke,  kata Petrus Kanisius Mandagi, dirinya bersama dengan Uskup Asmat mendukung pemekaran Provinsi Papua Selatan. Karena dengan pemekaran itu, Papua Selatan akan lebih tumbuh dan berkembang.

Baca Juga :  Jangan Tahan Dana Infrastruktur

Dijelaskan lebih jauh, pemekaran ada kaitannya  dengan dengan kemanusiaan. Di mana pemekaran sebagai sarana supaya manusia-manusia yang ada di Papua Selatan  bertumbuh dan berkembanng  dalam segala bidang.  ‘’Itu sebagai sarana saja. Tetapi sarana itu  penting. Karena dengan adanya pemekaran, uang pasti  banyak  masuk ke sini.

Karena dapat pembagian kue seperti provinsi-provinsi lainnya.  Kenapa tidak mau ambil pembagian kue dari pemerintah pusat. Kita bayar pajak, kekayaan kita dikirim ke Jakarta, tapi kue  kita tidak ambil dan orang lain yang makan. Kalau kita tidak mau mekar berarti  kita bodoh,’’ katanya,

Iapun mempertanyakan kepada pihak yang menolak pemekaran, apakah  cukup mencintai Papua atau tidak. ‘’Atau ada pesanan-pesanan luar negeri. Lain kali kalau ada pesanan luar negeri, bikin kita bodoh,”tandasnya.

Baca Juga :  Lanjutkan Visi Misi Bupati Sebelumnya

Mereka suka supaya Papua kacau. Kalau kacau, mereka ambil kekayaan Papua. “Saya lihat saat waktu di Ambon. Saya katakan, hati-hati kamu Australia. Kamu  bikin kacau supaya ambil kekayaan Maluku. Saya pernah bicara di Australia juga. Apa yang kamu buat untuk Timor-Timur. Sekarang Timor Timur itu maju atau tidak. Tidak maju, negera termiskin. Itu Karena mereka dibodohi Australia,’’jelasnya.

Sekali lagi, dirinya tidak bicara politik, tapi bicara tentang  kemanusiaan. Bahwa orang Papua punya hak untuk hidup  layak dan punya hak untuk mendapatkan kue dari negara kesatuan Republik Indonesia.(ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/