Wednesday, April 2, 2025
24.7 C
Jayapura

Kuota Haji Tambah 20 Ribu, Lansia Tetap Prioritas Kemenag

Tetapi, lanjut dia, tambahan kuota juga menjadi tantangan tersendiri. ”Ini harus disiapkan lebih baik. Tidak mudah menyiapkan keberangkatan 241 ribu jemaah kalau ada tambahan 20 ribu,” tuturnya.

Terlebih, Saudi juga mengubah beberapa regulasi. Salah satunya soal penetapan lokasi khusus bagi jemaah haji asal negara tertentu di Arafah dan Mina.

Gus Men, sapaan akrab Menag, menyatakan telah menggelar rapat virtual dengan jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag. Dalam rapat itu, dia meminta seluruh jajaran Kemenag menyiapkan langkah seiring penambahan kuota haji. Dengan begitu, kuota bisa didistribusikan secara berkeadilan. Dia meminta pembagiannya tetap memprioritaskan lansia. Saat ini calon jemaah haji Indonesia (CJHI) lansia berjumlah sekitar 600 ribu. ”Saya ingin supaya mereka juga bisa menjadi prioritas,” ungkapnya.

Baca Juga :  10 Juli, Jamaah Haji Papua Tiba di Tanah Air

Pada bagian lain, Kementerian Agama akan membuat skema baru terkait syarat istitha’ah kesehatan CJHI. Yaqut mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin guna merumuskan langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jemaah haji. ”Kita sepakat istitha’ah akan menjadi syarat jemaah melakukan pelunasan,” tegasnya.

Nanti, kata dia, jemaah menjalani dua kali pemeriksaan. Pemeriksaan pertama dijadwalkan pada awal November 2023. Dimulai dengan skrining kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka lebih dini. Dengan begitu, bagi yang memiliki masalah kesehatan ada waktu untuk melakukan pemulihan.

”Sehingga pada pemeriksaan kedua, kalau sudah baik, berhak melunasi,” jelasnya. Hal itu, imbuh dia, merupakan ikhtiar agar kasus jemaah sakit dan wafat di Saudi bisa ditekan. Sebagai informasi, pada penyelenggaraan haji 2023, jumlah jemaah haji wafat mencapai 752 orang. (mia/c19/oni)

Baca Juga :  Kejam Politikus Korea Selatan Lee Jae Myung Ditusuk Ketika Konferensi Pers

Tetapi, lanjut dia, tambahan kuota juga menjadi tantangan tersendiri. ”Ini harus disiapkan lebih baik. Tidak mudah menyiapkan keberangkatan 241 ribu jemaah kalau ada tambahan 20 ribu,” tuturnya.

Terlebih, Saudi juga mengubah beberapa regulasi. Salah satunya soal penetapan lokasi khusus bagi jemaah haji asal negara tertentu di Arafah dan Mina.

Gus Men, sapaan akrab Menag, menyatakan telah menggelar rapat virtual dengan jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag. Dalam rapat itu, dia meminta seluruh jajaran Kemenag menyiapkan langkah seiring penambahan kuota haji. Dengan begitu, kuota bisa didistribusikan secara berkeadilan. Dia meminta pembagiannya tetap memprioritaskan lansia. Saat ini calon jemaah haji Indonesia (CJHI) lansia berjumlah sekitar 600 ribu. ”Saya ingin supaya mereka juga bisa menjadi prioritas,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dukung Pengembangan Bisnis Modern, PLN Teken Kerja Sama dengan 4 Startup

Pada bagian lain, Kementerian Agama akan membuat skema baru terkait syarat istitha’ah kesehatan CJHI. Yaqut mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin guna merumuskan langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jemaah haji. ”Kita sepakat istitha’ah akan menjadi syarat jemaah melakukan pelunasan,” tegasnya.

Nanti, kata dia, jemaah menjalani dua kali pemeriksaan. Pemeriksaan pertama dijadwalkan pada awal November 2023. Dimulai dengan skrining kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka lebih dini. Dengan begitu, bagi yang memiliki masalah kesehatan ada waktu untuk melakukan pemulihan.

”Sehingga pada pemeriksaan kedua, kalau sudah baik, berhak melunasi,” jelasnya. Hal itu, imbuh dia, merupakan ikhtiar agar kasus jemaah sakit dan wafat di Saudi bisa ditekan. Sebagai informasi, pada penyelenggaraan haji 2023, jumlah jemaah haji wafat mencapai 752 orang. (mia/c19/oni)

Baca Juga :  Jokowi Kunjungi Jerman, Ukraina, Rusia, dan Uni Emirat Arab

Berita Terbaru

Artikel Lainnya