Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Joe Biden Dukung Palestina Kembali Revitalisasi dan Pimpin Gaza dan Tepi Barat

Presiden Amerika SerikatJoe Biden, mengatakan gencatan senjata di tengah perang Israel dengan Hamas bukanlah perdamaian.

Joe Biden menilai, kunci penting untuk stabilitas abadi adalah, bersatunya kembali Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diperintah di bawah Otoritas Palestina yang direvitalisasi.

Dikutip dari NDTV pada Senin (20/11), Joe Biden menegaskan kembali posisinya dalam beberapa minggu terakhir bahwa usulan gencatan senjata bukanlah sebuah kemungkinan nyata dan pada akhirnya tidak akan mencapai tujuan yang lebih besar.

Ia dan para pejabat tinggi Amerika Serikat menghidupkan kembali pembicaraan mengenai upaya menuju solusi dua negara untuk pemerintahan di Gaza.

Joe biden menggunakan opini tersebut untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang seperti apa proses upaya mencapai tujuan yang lebih besar tersebut.

“Saat kita berupaya mencapai perdamaian, Wilayah Gaza dan Tepi Barat harus dipersatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan yang pada akhirnya dibawah revitalisasi otoritas Palestina, seiring kita semua berupaya menuju solusi dua negara,”ujar Joe Biden dikutip dari Anadolu Agancy.

Baca Juga :  Blokade Total Israel ke Gaza Berisiko Besar

“Saya tegaskan kepada para pemimpin Israel bahwa kekerasan ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat harus dihentikan dan mereka yang melakukan kekerasan harus bertanggung jawab,” tambahnya.

Joe Biden menambahkan, Amerika Serikat siap untuk mengambil langkah-langkah kami sendiri, termasuk mengeluarkan larangan visa  terhadap ekstremis yang menyerang warga sipil di Tepi Barat.

Amerika Serikat memberikan dukungan senjata dan intelijen kepada Israel ketika negara itu melancarkan serangan ke Gaza dengan tujuan membasmi Hamas setelah serangannya pada 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.

Joe Biden berulang kali berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan mengatakan dia berupaya untuk membebaskan sandera yang ditahan Hamas, termasuk beberapa warga Amerika.

Baca Juga :  Pramuka Tak Dihapus, Tapi Tak Wajib Diikuti

Setidaknya 11.400 warga Palestina telah terbunuh sejak perang dimulai yang korbannya tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan.

Joe Biden juga mencatat bahwa hasil yang membuat Hamas menguasai Gaza akan sekali lagi melanggengkan kebencian dan menghilangkan kesempatan warga sipil Palestina untuk membangun sesuatu yang lebih baik bagi diri mereka sendiri.

“Kita tidak boleh melupakan pelajaran yang kita peroleh berulang kali sepanjang sejarah kita: Dari tragedi pergolakan besar, kemajuan besar bisa dicapai,” tulisnya

“Lebih banyak harapan. Kebebasan lebih. Lebih sedikit kemarahan. Lebih sedikit keluhan. Lebih sedikit perang. Kita tidak boleh kehilangan tekad untuk mencapai tujuan tersebut, karena sekaranglah saatnya visi yang jelas, ide-ide besar dan keberanian politik sangat dibutuhkan,” jelas Joe Biden. (*)

Sumber: Jawapos

Presiden Amerika SerikatJoe Biden, mengatakan gencatan senjata di tengah perang Israel dengan Hamas bukanlah perdamaian.

Joe Biden menilai, kunci penting untuk stabilitas abadi adalah, bersatunya kembali Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diperintah di bawah Otoritas Palestina yang direvitalisasi.

Dikutip dari NDTV pada Senin (20/11), Joe Biden menegaskan kembali posisinya dalam beberapa minggu terakhir bahwa usulan gencatan senjata bukanlah sebuah kemungkinan nyata dan pada akhirnya tidak akan mencapai tujuan yang lebih besar.

Ia dan para pejabat tinggi Amerika Serikat menghidupkan kembali pembicaraan mengenai upaya menuju solusi dua negara untuk pemerintahan di Gaza.

Joe biden menggunakan opini tersebut untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang seperti apa proses upaya mencapai tujuan yang lebih besar tersebut.

“Saat kita berupaya mencapai perdamaian, Wilayah Gaza dan Tepi Barat harus dipersatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan yang pada akhirnya dibawah revitalisasi otoritas Palestina, seiring kita semua berupaya menuju solusi dua negara,”ujar Joe Biden dikutip dari Anadolu Agancy.

Baca Juga :  Benzema Dituduh Memiliki Hubungan dengan Teroris oleh Kementerian Prancis

“Saya tegaskan kepada para pemimpin Israel bahwa kekerasan ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat harus dihentikan dan mereka yang melakukan kekerasan harus bertanggung jawab,” tambahnya.

Joe Biden menambahkan, Amerika Serikat siap untuk mengambil langkah-langkah kami sendiri, termasuk mengeluarkan larangan visa  terhadap ekstremis yang menyerang warga sipil di Tepi Barat.

Amerika Serikat memberikan dukungan senjata dan intelijen kepada Israel ketika negara itu melancarkan serangan ke Gaza dengan tujuan membasmi Hamas setelah serangannya pada 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.

Joe Biden berulang kali berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan mengatakan dia berupaya untuk membebaskan sandera yang ditahan Hamas, termasuk beberapa warga Amerika.

Baca Juga :  Pramuka Tak Dihapus, Tapi Tak Wajib Diikuti

Setidaknya 11.400 warga Palestina telah terbunuh sejak perang dimulai yang korbannya tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan.

Joe Biden juga mencatat bahwa hasil yang membuat Hamas menguasai Gaza akan sekali lagi melanggengkan kebencian dan menghilangkan kesempatan warga sipil Palestina untuk membangun sesuatu yang lebih baik bagi diri mereka sendiri.

“Kita tidak boleh melupakan pelajaran yang kita peroleh berulang kali sepanjang sejarah kita: Dari tragedi pergolakan besar, kemajuan besar bisa dicapai,” tulisnya

“Lebih banyak harapan. Kebebasan lebih. Lebih sedikit kemarahan. Lebih sedikit keluhan. Lebih sedikit perang. Kita tidak boleh kehilangan tekad untuk mencapai tujuan tersebut, karena sekaranglah saatnya visi yang jelas, ide-ide besar dan keberanian politik sangat dibutuhkan,” jelas Joe Biden. (*)

Sumber: Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya