JAYAPURA-Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI JO Sembiring mengatakan situasi Kampung Nogilait, Kabupaten Nduga saat ini kembali kondusif. Aktivitas masyarakat juga sudah berjalan normal.
Meskipun demikian, Danrem JO Sembiring menyampaikan bahwa masyarakat masih trauma pasca tragedi penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Sabtu (16/7).
“Kami akan tetap memberikan kepastian terhadap keamanan kepada masyarakat sipil di lokasi titik rawan, karena sebagian besar masyarakat masih melakukan aktivitas,” ungkap Danrem JO Sembiring, Selasa (19/7).
Dikatakan, sampai saat ini aparat keamanan masih melakukan penjagaan yang ketat guna memberikan keamanan kepada masyarakat di Kabupaten Nduga.
Danrem mengapresiasi atas respon dari Penjabat Bupati Nduga yang dengan sigap berkunjung ke lokasi evakuasi korban pasca kejadian, Sabtu (16/7) lalu.
“Kami sangat mengapresiasi kepada Bupati Nduga Karena pasca kejadian bupati mengunjungi Korban di RS Timika untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban,” tuturnya.
Lebih lanjut diterangkan bahwa akan ada tindakan yang serius dari TNI kepada pelaku penembakan, yang tentunya sesuai dengan prosedur hukum yang belaku. Hal ini didukung dengan olah TKP yang dilakukan oleh pihak Kepolisian serta dengan data yang ada di lapangan.
“Secara detail langkah-langkah hukum yang kami lakukan pastinya ada, sesuai prosedur hukum yang jelas,” tegasnya.
Untuk menjaga keamanan di wilayah rawan tersebut, TNI menurutnya masih mengerahkan pasukan yang ada di wilayah, sembari melihat situasi. Namun apabila ada kemungkinan untuk menambahkan pasukan maka pihaknya akan segera mengerahkan pasukan untuk menjaga keamanan di lokasi titik rawan tersebut.
“Sampai saat ini masih dengan petugas keamanan yang ada. Namun jika situasinya membutuhkan penambahan pasukan, maka akan segera kami kerahkan petugas untuk ke sana,” tutupnya.
Sementara itu, dikutip dari kantor berita Antara, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan pemerintah akan bergerak cepat menangkap dan memproses hukum pelaku penyerangan di Nduga, Papua.
“Negara tidak pernah menoleransi siapa pun yang berupaya menyebar teror, mengganggu ketertiban, dan keamanan masyarakat, apalagi sampai menimbulkan korban meninggal dunia,” tegas Moeldoko dalam siaran pers KSP di Jakarta, Selasa (19/7).
Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah mengutuk keras aksi KKB itu. Dia menilai aksi tersebut perbuatan kejam dan tidak berperikemanusiaan karena menyerang warga yang sama sekali tidak berdaya.
“Apalagi ada tokoh agama yang ikut menjadi korban. Secara pribadi saya menyampaikan duka mendalam atas peristiwa ini,” pungkas Moeldoko. (rel/nat)