Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Terhenti Dua Tahun, Program Beasiswa 5.000 Doktor Dibuka Lagi

JAKARTA – Salah satu program unggulan Kemenag, yaitu beasiswa 5.000 doktor kembali dibuka. Di tengah pandemi Covid-19, program ini semoat terhenti dua tahun (2020 dan 2021). Program ini dibuka untuk dosen di perguruan tinggi di bawah naungan Kemenag.
Dalam waktu dekat, Kemenag akan mengumumkan teknis pendaftarannya.

Kasubdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS), Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan, program beasiswa itu menggunakan skema anggaran baru. Yaitu kolaborasi antara Kemenag dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPD). Sebelumnya program ini sepenuhnya diambil dari kas Kemenag.

Dia mengatakan ada beberapa aspek yang menjadi penekanan dalam program beasiswa 5.000 doktor tahun. Yaitu peningkatan kualitas dan proses perkuliahan selama menjalani program studi. “Kepada PTKIN mitra dalam menyelenggarakan program ini, untuk terus memperbaiki layanan,” katanya Minggu (17/4). Sehingga bisa mencetak doktor yang berkualitas, moderat, dan lulus tepat waktu.

Baca Juga :  Erick Thohir Optimistis Garuda Raih Ambang Suara Usai Menang PKPU

Ruchman mengatakan dosen yang lolos program beasiswa 5.000 doktor harus lulus tepat waktu. Bukan untuk kepentingannya sendiri. Tetapi juga menjadi kepentingan kampus tempat mereka mengajar sebelumnya. Baik itu UIN, IAIN, STAIN, dan PTKIS (perguruan tinggi keagamaan Islam swasta). Selain itu kedisiplinan peserta beasiswa 5.000 doktor untuk lulus tepat waktu juga menjadi kepentingan Kemenag.

Salah satu kampus mitra Kemenag sebagai penyelenggara beasiswa 5.000 doktor adalah UIN Alauddin Makassar. Saat ini 80 peserta program beasiswa ini di kampus UIN Alauddin Makassar yang masih aktif maupun sudah lulus. Paling banyak adalah angkatan 2017 sebanyak 26 orang dan lima diantaranya belum lulus. Paling lama adalah angkatan 2016 yaitu 16 orang dan satu diantaranya belum lulus.

Baca Juga :  Dewan Pers Berharap Pendapatan yang Adil

“Segera selesai dan kembali ke perguruan tingginya masing-masing untuk bersama-sama mengawal mutu dan transformasi kelembagaan,” kata Ruchman di hadapan peraih beasiswa 5.000 doktor di UIN Alauddin Makassar.

Dia mengingatkan salah satu misi program beasiswa 5.000 doktor adalah mendesiminasikan moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat. Para mahasiswa peserta beasiswa supaya menjaga perkataan, sikap, dan perilaku. Baik itu di dunia nyata maupun maya. Kemenag juga siap mendukung secara teknis di lapangan. Diantaranya membantu mahasiswa yang sulit menemui dosen pembimbingnya. (wan/JPG)

JAKARTA – Salah satu program unggulan Kemenag, yaitu beasiswa 5.000 doktor kembali dibuka. Di tengah pandemi Covid-19, program ini semoat terhenti dua tahun (2020 dan 2021). Program ini dibuka untuk dosen di perguruan tinggi di bawah naungan Kemenag.
Dalam waktu dekat, Kemenag akan mengumumkan teknis pendaftarannya.

Kasubdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS), Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan, program beasiswa itu menggunakan skema anggaran baru. Yaitu kolaborasi antara Kemenag dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPD). Sebelumnya program ini sepenuhnya diambil dari kas Kemenag.

Dia mengatakan ada beberapa aspek yang menjadi penekanan dalam program beasiswa 5.000 doktor tahun. Yaitu peningkatan kualitas dan proses perkuliahan selama menjalani program studi. “Kepada PTKIN mitra dalam menyelenggarakan program ini, untuk terus memperbaiki layanan,” katanya Minggu (17/4). Sehingga bisa mencetak doktor yang berkualitas, moderat, dan lulus tepat waktu.

Baca Juga :  Ekspor Migor dan Bahan Bakunya Dilarang Mulai 28 April

Ruchman mengatakan dosen yang lolos program beasiswa 5.000 doktor harus lulus tepat waktu. Bukan untuk kepentingannya sendiri. Tetapi juga menjadi kepentingan kampus tempat mereka mengajar sebelumnya. Baik itu UIN, IAIN, STAIN, dan PTKIS (perguruan tinggi keagamaan Islam swasta). Selain itu kedisiplinan peserta beasiswa 5.000 doktor untuk lulus tepat waktu juga menjadi kepentingan Kemenag.

Salah satu kampus mitra Kemenag sebagai penyelenggara beasiswa 5.000 doktor adalah UIN Alauddin Makassar. Saat ini 80 peserta program beasiswa ini di kampus UIN Alauddin Makassar yang masih aktif maupun sudah lulus. Paling banyak adalah angkatan 2017 sebanyak 26 orang dan lima diantaranya belum lulus. Paling lama adalah angkatan 2016 yaitu 16 orang dan satu diantaranya belum lulus.

Baca Juga :  PKS Ajak Politik Kolaborasi

“Segera selesai dan kembali ke perguruan tingginya masing-masing untuk bersama-sama mengawal mutu dan transformasi kelembagaan,” kata Ruchman di hadapan peraih beasiswa 5.000 doktor di UIN Alauddin Makassar.

Dia mengingatkan salah satu misi program beasiswa 5.000 doktor adalah mendesiminasikan moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat. Para mahasiswa peserta beasiswa supaya menjaga perkataan, sikap, dan perilaku. Baik itu di dunia nyata maupun maya. Kemenag juga siap mendukung secara teknis di lapangan. Diantaranya membantu mahasiswa yang sulit menemui dosen pembimbingnya. (wan/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya