“Kami juga akan bikin foto atau replika Gus Dur, terbuat dari tembaga, di depan sini. Pada saat renovasi gedung ini, kami akan bikin namanya kantor Kementerian HAM Republik Indonesia, baru di bawahnya adalah Gedung Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur,” kata Pigai.
Selain Gus Dur, Natalius Pigai juga mengabadikan nama Marsinah sebagai nama Ruang Pelayanan Publik. Marsinah, aktivis buruh yang gugur pada 1993, dikenang karena keberaniannya memperjuangkan hak-hak pekerja dan keadilan sosial.
“Dia meninggal, dia mati demi memperjuangkan keadilan,” ucap Pigai.
Pigai berharap penamaan ruang pelayanan publik itu menjadi pengingat bagi setiap pengadu maupun pegawai Kementerian HAM tentang nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan demi keadilan.
“Bagi seluruh staf yang akan bertugas di sini, mereka juga harus merasakan bahwa mereka yang datang untuk melaporkan kepada Kementerian HAM ini adalah orang-orang yang memperjuangkan keadilan,” tuturnya.
Sementara itu, ketika ditanya mengapa tidak menggunakan nama Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai nama gedung atau ruangan, Pigai enggan memberikan jawaban tegas. (*/JawaPos.com)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
“Kami juga akan bikin foto atau replika Gus Dur, terbuat dari tembaga, di depan sini. Pada saat renovasi gedung ini, kami akan bikin namanya kantor Kementerian HAM Republik Indonesia, baru di bawahnya adalah Gedung Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur,” kata Pigai.
Selain Gus Dur, Natalius Pigai juga mengabadikan nama Marsinah sebagai nama Ruang Pelayanan Publik. Marsinah, aktivis buruh yang gugur pada 1993, dikenang karena keberaniannya memperjuangkan hak-hak pekerja dan keadilan sosial.
“Dia meninggal, dia mati demi memperjuangkan keadilan,” ucap Pigai.
Pigai berharap penamaan ruang pelayanan publik itu menjadi pengingat bagi setiap pengadu maupun pegawai Kementerian HAM tentang nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan demi keadilan.
“Bagi seluruh staf yang akan bertugas di sini, mereka juga harus merasakan bahwa mereka yang datang untuk melaporkan kepada Kementerian HAM ini adalah orang-orang yang memperjuangkan keadilan,” tuturnya.
Sementara itu, ketika ditanya mengapa tidak menggunakan nama Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai nama gedung atau ruangan, Pigai enggan memberikan jawaban tegas. (*/JawaPos.com)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos