Muhadjir menerangkan, upaya jangka panjang akan dilakukan dalam bentuk penyediaan varietas pangan dengan karakteristik lokal yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Adaptasi teknologi tepat guna akan turut dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi untuk pengolahan bahan pangan agar dapat tahan lama sehingga masyarakat tidak bergantung pada masa panen.
“Harus ada solusi permanen, terutama untuk bencana kelaparan. Solusi permanen itu akan difokuskan untuk mengenalkan teknologi tepat guna di sektor pertanian, namun tetap mempertahankan kearifan lokal,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama Muhadjir juga langsung melakukan peninjauan di rumah sakit Kabupaten Yahukimo dan menyerahkan bantuan obat-obatan. Dia juga akan mendorong Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan status peningkatan rumah sakit di Kabupaten Yahukimo yang saat ini masih tergolong dalam tipe D. Muhadjir meminta, satu-satunya rumah sakit di kabupaten tersebut harus dapat ditingkatkan, baik sarana maupun tenaga kesehatannya.
“Saya juga minta peningkatan kelas rumah sakit karena itu baru tipe D. Masa satu-satunya rumah sakit di kabupaten tipenya hanya D. Nanti saya akan koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan,” ucap Muhadjir.
Sebelumnya, tercatat paket bantuan logistik telah diberikan bagi para korban dari Kementerian Sosial sebanyak 11.524 kg yang berisi bahan makanan, pakaian, selimut, dan tenda pada tanggal 23 Oktober 2023 lalu, serta distribusi bantuan dari BNPB berupa makanan siap saji 10.000 pouch, biskuit protein 10.000 pouch, paket sembako 1500 paket, hygiene kit 1500 paket, tenda pengungsi 5 unit, lampu solar panel 50 set, dan beras 20 ton yang diserahkan pada 4-5 November 2023.
Di samping itu dalam kunjungan ini, melalui kolaborasi antara Kemenko PMK, Kementan, BNPB, Badan Pangan Nasional (BAPANAS), memberikan sejumlah paket bantuan kembali berupa bahan pangan, pakaian, obat-obatan, alat olahraga, serta dana siap pakai sejumlah Rp. 1 miliar untuk dukungan operasional. (*)
Sumber: Jawapos