Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

KPU RI Jadi Tim Penilai Independen Pemilu Filipina

JAKARTA-KPU RI memenuhi undangan Pemerintah Filipina untuk menjadi anggota Tim Penilai Kehormatan dan Independen Internasional pemilihan umum tingkat nasional dan daerah yang berlangsung sejak Senin (9/5).

Dikutip dari Antara, delegasi KPU RI dipimpin oleh Anggota KPU RI Idham Holik, dan beranggotakan Tenaga Ahli Sekretariat Jenderal (Setjen) KPU RI Ali Ridho, serta Staf Setjen KPU RI Johan Teguh.

Idham, sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Humas KPU RI yang diterima di Jakarta, Selasa, menyampaikan proses pemungutan suara pemilihan umum di Filipina dapat berlangsung terbuka, demokratis, dan cepat.

“(Prosesnya) hanya memakan waktu 2 sampai 5 jam saja, perolehan suara sudah sampai di pusat dan direkapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi. Jadi, tidak membutuhkan waktu berhari-hari dan tidak memakan korban,” ungkap Idham.

Baca Juga :  Puan Dukung Kapolri Tindak Polisi Terlibat Judi Online

Pemungutan suara yang berlangsung cepat itu, menurut Idham, berkat penggunaan mesin penghitung suara/vote counting machine (VCM). VCM dapat memindai surat suara dan menerbitkan struk bukti hasil perhitungan suara pilihan pemilih di tiap tempat pemungutan suara (TPS).

Pemerintah Filipina menggunakan sekitar 106.000 VCM selama pemungutan suara. VCM sejauh ini telah digunakan oleh lebih dari 70 negara. Idham, yang saat ini bertugas di Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU RI, menyampaikan delegasi KPU RI dapat mempelajari tahapan pemilu di Filipina yang berlangsung cepat itu.

“Ada banyak sekali pengalaman dan kebijakan menarik yang bisa dipelajari di Filipina untuk meningkatkan kualitas praktik demokrasi elektoral yang berkeadilan gender,” ujar Idham.

Ia menyampaikan pengalaman di Filipina menunjukkan penggunaan teknologi meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu. Tidak hanya masyarakat Filipina, tetapi negara itu juga mendapatkan kepercayaan dari komunitas internasional.

Baca Juga :  Billy Mambrasar Siap Jadi Jembatan Bagi Anak-Anak Muda Papua

“Modernisasi pemilu ini meningkatkan kepercayaan nasional dan internasional kepada Filipina dan menjadikan Filipina salah satu negara yang layak dicontoh untuk pemungutan suara di Asia,” tutur Idham.

Pemilu di Filipina berlangsung pada 9–16 Mei 2022. Dalam proses pemungutan suara, ada 37.141 TPS yang tersebar di dalam negeri dan luar negeri.

TPS dibuka sejak pukul 06.00 waktu setempat dan ditutup pada 19.00. Ada lebih dari 67 juta pemilih di dalam negeri, dan 1,7 juta warga Filipina di luar negeri yang memberikan suaranya pada pemilu tahun ini. (Antara/nat)

JAKARTA-KPU RI memenuhi undangan Pemerintah Filipina untuk menjadi anggota Tim Penilai Kehormatan dan Independen Internasional pemilihan umum tingkat nasional dan daerah yang berlangsung sejak Senin (9/5).

Dikutip dari Antara, delegasi KPU RI dipimpin oleh Anggota KPU RI Idham Holik, dan beranggotakan Tenaga Ahli Sekretariat Jenderal (Setjen) KPU RI Ali Ridho, serta Staf Setjen KPU RI Johan Teguh.

Idham, sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Humas KPU RI yang diterima di Jakarta, Selasa, menyampaikan proses pemungutan suara pemilihan umum di Filipina dapat berlangsung terbuka, demokratis, dan cepat.

“(Prosesnya) hanya memakan waktu 2 sampai 5 jam saja, perolehan suara sudah sampai di pusat dan direkapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi. Jadi, tidak membutuhkan waktu berhari-hari dan tidak memakan korban,” ungkap Idham.

Baca Juga :  Pengusaha Ingin Kebijakan Migor Konsisten

Pemungutan suara yang berlangsung cepat itu, menurut Idham, berkat penggunaan mesin penghitung suara/vote counting machine (VCM). VCM dapat memindai surat suara dan menerbitkan struk bukti hasil perhitungan suara pilihan pemilih di tiap tempat pemungutan suara (TPS).

Pemerintah Filipina menggunakan sekitar 106.000 VCM selama pemungutan suara. VCM sejauh ini telah digunakan oleh lebih dari 70 negara. Idham, yang saat ini bertugas di Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU RI, menyampaikan delegasi KPU RI dapat mempelajari tahapan pemilu di Filipina yang berlangsung cepat itu.

“Ada banyak sekali pengalaman dan kebijakan menarik yang bisa dipelajari di Filipina untuk meningkatkan kualitas praktik demokrasi elektoral yang berkeadilan gender,” ujar Idham.

Ia menyampaikan pengalaman di Filipina menunjukkan penggunaan teknologi meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu. Tidak hanya masyarakat Filipina, tetapi negara itu juga mendapatkan kepercayaan dari komunitas internasional.

Baca Juga :  Billy Mambrasar Siap Jadi Jembatan Bagi Anak-Anak Muda Papua

“Modernisasi pemilu ini meningkatkan kepercayaan nasional dan internasional kepada Filipina dan menjadikan Filipina salah satu negara yang layak dicontoh untuk pemungutan suara di Asia,” tutur Idham.

Pemilu di Filipina berlangsung pada 9–16 Mei 2022. Dalam proses pemungutan suara, ada 37.141 TPS yang tersebar di dalam negeri dan luar negeri.

TPS dibuka sejak pukul 06.00 waktu setempat dan ditutup pada 19.00. Ada lebih dari 67 juta pemilih di dalam negeri, dan 1,7 juta warga Filipina di luar negeri yang memberikan suaranya pada pemilu tahun ini. (Antara/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya