Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Paskah Membawa Pesan Kedamaian dan Kasih, Jangan Kotori Dengan Konflik

JAYAPURA-Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You menjelaskan arti Paskah dan refleksinya bagi umat kristiani dan memaknainya bagi umat Kristen yang ada di Papua ditengah situasi saat ini.

“Saya mulai kita di Kristiani memang merayakan paskah dalam tri hari suci yaitu pada hari Kamis putih yakni Yesus sebelum memulai kisah sengsara Ia (Tuhan Yesus) melakukan perjamuan bersama dengan para muridnya, kemudian pada hari Jumat kita memperingati kisah sengsara wafatnya Tuhan Yesus dan pada hari Minggu adalah peringatan kebangkitan Tuhan Yesus,”Ungkapnya.

Berdasarkan tiga perayaan tersebut, Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You memberikan beberapa catatan dan sebagai bahan refleksi bagi umat Kristiani terutama yang ada di Papua dan Indonesia. Sebelum Yesus menjalani kisah sengsara Yasus melakukan jamuan bersama, Ia mengambil roti dan mengucap sukur lalu memberikan roti kepada muridnya dengan mengatakan ‘Makanlah inilah tubuhku’. kemudian Yesus juga mengambil Piala yang berisi anggur lalu menyerahkan piala tersebut dan mengatakan ‘Minumlah inilah darahku yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dan mengampunan penghapusan demi kehidupan kekal’.

Uskup Yanuaris menambahkan berdasarkan perjamuan yang dilakukan tersebut maka Yesus mengatakan buatlah hal tersebut menjadi kenangan akan dirinya dan buatlah digereja-gereja dengan mengenang apa yang pernah dibuat.

“Berapa nilai sebenarnya yang penting dari perjamuan tersebut adalah Tuhan Yesus mau membina kesatuan persatuan dengan muridnya dan dengan kita yang percaya kepadanya tetap bersatu dengan Tuhan dan murid-murid yang makan perjamuan tetap hidup bersama dengan sesama lain, baik antara anggota umat tetapi juga pada orang lain,”Tambahnya.

Perjamuan tersebut menurut Uskup Yanuaris memiliki makna bahwa kita harus mengedepankan satuan persatuan sebagai jemaat dan anggota gereja, jemaat dengan Tuhan dan juga persatuan external yang harus diwujudkan dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat dan berbangsa dan bernegaranya.

“Dalam semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika, biar berbeda-beda tetapi tetap satu, Inilah bagi umat Kristen perlu satukan ini, semangat persatuan kita dengan Tuhan, dengan sesama perlu kita wujud nyatakan. Yang tinggal di Papua dan di Indonesia ini kita memang beda-beda sebagai manusia. Berbeda dari sukunya, tempat asalnya, budayanya. Tetapi sebagai anak Tuhan yang percaya kepada Tuhan harus kita bersatu karena kita percaya kepada Tuhan yang sama,”Katanya.

Uskup pertama orang asli Papua ini menambahkan satu kesatuan ini juga hendaknya diwujudkan dalam kehidupan nyata dengan semua orang dan tetap bersatu dan hidup damai satu sama lain. Dengan satu persatuan tersebutlah dapat diciptakan Papua Tanah Damai.

“Sehingga pada akhir-akhir tahun ini Papua selalu ada konflik dimana-mana, karena beda ideologi, beda kepentingan. Kita sebagai anak Tuhan memang kita diajak harus kedepankan satuan kesatuan persaudaraan ini dan ini perlu kita kedepankan, Selagi ada konflik ada masalah, pertikaian, perselisihan mari kedepankan satu kesatuan dan persaudaraan,”Tambahnya.

Selanjutnya Yesus memberikan tubuhnya adalah sebagai ungkapan Kasih secara total bagi keselamatan manusia dari dosa. Hal tersebut adalah bukti kasih paling nyata. Bukti kasih berikutnya adalah setelah selesai makan bersama bersama murid, Yesus melakukan pekerjaan hamba dengan mengikat kain pinggangnya dan lalu mengambil air lalu membasuh kaki para rasul dan mengatakan ‘Jika kamu percaya aku adalah guru dan Tuhan maka kamu juga harus membuat apa yang aku buat’. Dalam hal tersebut Yesus ingin mengajarkan kepada umatnya kasih itu bukan hanya kata-kata saja, tetapi harus dalam semangat pelayanan dan perbuatan.

Baca Juga :  Mengenang Wafat Yesus di Kayu Salib, Gelar Jalan Salib Hidup 

Kasih harus dibuktikan dengan nyata dengan barbagai cara seperti bekerja dengan baik, memberikan waktu dan tenaga, pikiran dan ada yang ada untuk orang lain terutama orang yang membutuhkan. Itulah menjadi bukti Kasih sebenarnya.

“Maka sebagaimana Yesus melayani maka kita juga harus melayani dalam segala hal, dalam tugas apa saja kita harus melayani, bukan untuk menguasai, bukan untuk menindas apalagi membunuh. Sebagai pengikut Kristus sangat tidak benar mengorbankan orang lain, apalagi membumih orang lain ini sangat tidak dibenarkan,”Katanya.

Sesudah perjamuan tersebut, pada hari Jumat kisah Yesus sengsara sampai kayu salib dimana Yesus diberlakukan seolah-olah sebagai orang yang bersalah dan mendapatkan hukuman yang sangat berat dan hukuman mati. Dimana sebenarnya tidak ada kesalahan yang dapat dibuktikan Yesus dan memang benar-benar tidak ada kesalahan sehingga Pilatus pada peristiwa tersebut cuci tangan karena tidak mendapatkan kesalahan sehingga dirinya tidak mau terlibat atas kejadian tersebut.

“Namun pada pristiwa tersebut karena banyak orang mengatakan salibkan dia dan tidak terkontrol akhirnya Yesus disalibkan dan Ia tidak membela diri dan tidak menyuruh murid melawan dan sebenarnya bisa Ia lakukan dengan mudah atau Ia tinggal meminta kepada Tuhan Allah Bapanya Biar Inilah berlalu padaku asal bukan kehendakku tapi Kehendak-Mulah yang terjadi”Tambahnya.

Artinya adalah Ia mengungkapkan bahwa Yesus taat akan kehendak Bapanya untuk menjalankan misi penyelamatan dan penebusan dosa manusia. Oleh itu Yesus taat kepada Allah Bapa dan menggenapkan Nubuat Nabi Yesaya dengan menanggung semua dosa.
Maka Yesus itu sekalipun sebagai Manusia dikuburkan, tetapi Putra Allah Ia dibangkitkan oleh Allah Bapa-Nya dan ini menggenapi perkataan Yesus kepada muridnya bahwa Ia akan diserahkan kepada kaun tua-tua, mereka akan menyengsarakan dan dihukum mati dan pada hari ketiga akan dibangkitkan.

Kemudian kebangkitan terjadi dan hidup kembali, Maka dengan kebangkitan tersebut telah menghancurkan maut dosa-dosa dan ini adalah kemenangan Yesus. Ini adalah ajaran iman yang sangat mendasar. Paskah adalah Yesus yang mati dibangkitkan Allah mengalahkan maut.

“Kebangkitan ini adalah pelajaran yang sangat penting bagi kita orang Kristiani, munculnya agama Kristiani dan iman Kristiani itu karena Yesus dibangkitkan. Jika Yesus tidak dibangkitkan maka tidak akan ada agama Kristiani. Kebangkitan itulah buktinya yang dilihat oleh semua orang dan menampakkan diri berulang-ulang kali sejak kebangkitan itu,”Katanya.

Awalnya murid bimbang dan bahkan ada yang pulang kampung, Namun perlahan-lahan Yesus menampakkan dirinya berulang kali. Setelah melihat dan menyaksikan dan hadir ditengah-tengah mereka dengan mengatakan ‘Damai Sejahtra Bagi Kamu’. Pada waktu itu Thomas tidak ada dan tidak percaya atas penampakan tersebut dan mengatakan ‘Sebelum saya mencucukkan jari di lambungnya, di kakinya, maka saya tidak akan percaya. Setelah Thomas menyaksikan sendiri kehadiran Yesus dan memperlihatkan bekas paku di lambung, kaki dan tangan kemudian Thomas percaya.

“Maka Yesus yang bangkit Ia mengalahkan dosa dan mengantarkan pengikutnya bebas dari hukuman dosa sehingga bagi kita maknanya macam-macam. Yang penting adalah kita mati dan bangkit bersama Tuhan Yesus. Kita punya dosa sosial bermacam-macam,”tambahnya.
Uskup menambahkan seperti perbedaan ideologi di Indonesia ada NKRI dan ada Papua Merdeka dan hal tersebut mengakibatkan konflik berkepanjangan hingga sekaran dan ada kekerasan, pelanggaran hingga pembunuhan dan berbagai bentuk lain sehingga kehidupan kita tidak nyaman dan damai.

Baca Juga :  Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Sangat Baik

“Dengan paskah ini perlu pertanyakan kenapa kita masih konflik, mengapa kita masih bertikai dan melakukan kekerasan dan hendaknya kita bebas hidup dalam damai sejahtra. Karena Yesus mengajarkan damai sejahtra dan ini adalah amanat Tuhan Yesus agar hidup damai sejahtra dan tidak boleh ada kekerasan,”Tambahnya.

Tidak boleh ada kekerasan, tidak boleh ada pertumpahan darah, maka sebagai pengikut Kristus dan melalui momentum Paskah harus mengedepankan jalan-jalan persuasif guna menciptakan Papua damai. Siapapun dia harus mengedepankan jalan persuasif untuk membangun Papua tanah damai.

“Dengan kekerasan-kekerasan, dengan konflik-konflik tidak akan menyelesaikan masalah. Ini sudah terbukti, sehingga dengan Paskah mari sebagai umat Tuhan perlahan-lahan kita membangun damai dalam diri sendiri, keluarga, dalam gereja, dalam masyarakat dan agama-agama lain harus rukun. Sekalipun ada kekerasan dari kelompok lain dan meski sekalipun tempat ibadah dibakar atau diganggu sebagai umat Kristen tidak boleh balas dengan kekerasan. Ini konsekuensi kita sebagai pengikut Kristus,”Tambahnya.

“Ia yang diserang, Ia yang disiksa dan dibunuh Saja tidak membalas. Ia mengajarkan tidak ada kekerasan dibalas dengan kekerasan. Jadi damai dalam satu kesatuan ini yang kitab harus kedepankan,”Katanya.

Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You menambahkan masyarakat Papua yang kaya Sumber Daya Alammya dan saat ini masyarakat Papua tetap miskin, Otsus dengan puluhan tahun tetap miskin. Sebagai pengikut Kristus yang merayakan Paskah harus kita mengangkat harkat martabat manusia agar manusia itu sejahtra dan adil.
“Paskah ini juga kita harus renungkan dosa sosial yang ada pada masyarakat seperti praktek korupsi dibeberapa tempat dan korupsi sangat bertentangan dengan Kristiani. Kejahatan sosial yang merugikan orang lain yang bertentangan dengan dengan agama harus tinggalkan dan intropeksi diri,”Katanya.

Ia juga memberikan catatan kepada ASN yang ditugaskan dipedalaman, digunung-gunung yang tidak menjalankan tugas dengan baik. Dibidang kesehatan, guru-guru hancur karena tidak dilayani dengan baik. Ia mengaku prihatin pendidikan guru yang ditugaskan dan tidak menjalankan tugas dengan berbagai kegiatan.

“Jadi orang makan gaji buta-buta, mengedepankan kepentingan pribadi dan menyampingkan orang lain. Dosa seperti inilah harus kita intropeksi diri sebagai pengikut Kristus harus melayani dengan baik dan tidak boleh mengorbankan orang lain,”Cetusnya.
Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You juga menyoroti pengrusakan hutan yang terus terjadi maka dengan momen Paskah harus di intropeksi demi masa depan anak cucu atau generasi penerus Papua.

“Dosa pengrusak kedamaian yang terjadi seperti narkoba, orang mabuk, judi main togel yang banyak jemaat kita juga. Kebiasaan inilah yang harus kita bebaskan diri dari belenggu ini dan momen Paskah ini harus dimaknai dengan meninggalkannya,”Katanya.

Ia mengharapkan umat Kristiani dengan momen paskah waktunya untuk bangkit hidup baru bersama Tuhan Yesus Juru Selamat dan tinggalkan kehidupan dosa dan kebiasaan buruk yang merugikan orang lain dan yang tidak sesuai dengan keinginan Allah.

“Kita memang perlu ada keberanian dengan Tuhan Yesus mati untuk saya, untuk keluarga saya, umat manusia. Kita perlu ikuti perayaan masing-masing gereja dan dengarkan apa yang disampaikan Pastor, Pendeta dan cermati sehingga kita bangkit bersama Yesus Kristus,”Pungkasnya.(gin/wen)

JAYAPURA-Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You menjelaskan arti Paskah dan refleksinya bagi umat kristiani dan memaknainya bagi umat Kristen yang ada di Papua ditengah situasi saat ini.

“Saya mulai kita di Kristiani memang merayakan paskah dalam tri hari suci yaitu pada hari Kamis putih yakni Yesus sebelum memulai kisah sengsara Ia (Tuhan Yesus) melakukan perjamuan bersama dengan para muridnya, kemudian pada hari Jumat kita memperingati kisah sengsara wafatnya Tuhan Yesus dan pada hari Minggu adalah peringatan kebangkitan Tuhan Yesus,”Ungkapnya.

Berdasarkan tiga perayaan tersebut, Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You memberikan beberapa catatan dan sebagai bahan refleksi bagi umat Kristiani terutama yang ada di Papua dan Indonesia. Sebelum Yesus menjalani kisah sengsara Yasus melakukan jamuan bersama, Ia mengambil roti dan mengucap sukur lalu memberikan roti kepada muridnya dengan mengatakan ‘Makanlah inilah tubuhku’. kemudian Yesus juga mengambil Piala yang berisi anggur lalu menyerahkan piala tersebut dan mengatakan ‘Minumlah inilah darahku yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dan mengampunan penghapusan demi kehidupan kekal’.

Uskup Yanuaris menambahkan berdasarkan perjamuan yang dilakukan tersebut maka Yesus mengatakan buatlah hal tersebut menjadi kenangan akan dirinya dan buatlah digereja-gereja dengan mengenang apa yang pernah dibuat.

“Berapa nilai sebenarnya yang penting dari perjamuan tersebut adalah Tuhan Yesus mau membina kesatuan persatuan dengan muridnya dan dengan kita yang percaya kepadanya tetap bersatu dengan Tuhan dan murid-murid yang makan perjamuan tetap hidup bersama dengan sesama lain, baik antara anggota umat tetapi juga pada orang lain,”Tambahnya.

Perjamuan tersebut menurut Uskup Yanuaris memiliki makna bahwa kita harus mengedepankan satuan persatuan sebagai jemaat dan anggota gereja, jemaat dengan Tuhan dan juga persatuan external yang harus diwujudkan dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat dan berbangsa dan bernegaranya.

“Dalam semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika, biar berbeda-beda tetapi tetap satu, Inilah bagi umat Kristen perlu satukan ini, semangat persatuan kita dengan Tuhan, dengan sesama perlu kita wujud nyatakan. Yang tinggal di Papua dan di Indonesia ini kita memang beda-beda sebagai manusia. Berbeda dari sukunya, tempat asalnya, budayanya. Tetapi sebagai anak Tuhan yang percaya kepada Tuhan harus kita bersatu karena kita percaya kepada Tuhan yang sama,”Katanya.

Uskup pertama orang asli Papua ini menambahkan satu kesatuan ini juga hendaknya diwujudkan dalam kehidupan nyata dengan semua orang dan tetap bersatu dan hidup damai satu sama lain. Dengan satu persatuan tersebutlah dapat diciptakan Papua Tanah Damai.

“Sehingga pada akhir-akhir tahun ini Papua selalu ada konflik dimana-mana, karena beda ideologi, beda kepentingan. Kita sebagai anak Tuhan memang kita diajak harus kedepankan satuan kesatuan persaudaraan ini dan ini perlu kita kedepankan, Selagi ada konflik ada masalah, pertikaian, perselisihan mari kedepankan satu kesatuan dan persaudaraan,”Tambahnya.

Selanjutnya Yesus memberikan tubuhnya adalah sebagai ungkapan Kasih secara total bagi keselamatan manusia dari dosa. Hal tersebut adalah bukti kasih paling nyata. Bukti kasih berikutnya adalah setelah selesai makan bersama bersama murid, Yesus melakukan pekerjaan hamba dengan mengikat kain pinggangnya dan lalu mengambil air lalu membasuh kaki para rasul dan mengatakan ‘Jika kamu percaya aku adalah guru dan Tuhan maka kamu juga harus membuat apa yang aku buat’. Dalam hal tersebut Yesus ingin mengajarkan kepada umatnya kasih itu bukan hanya kata-kata saja, tetapi harus dalam semangat pelayanan dan perbuatan.

Baca Juga :  Analis Intelejen Sebut Polisi Tidak Perlu Dihadirkan ke Sidang MK

Kasih harus dibuktikan dengan nyata dengan barbagai cara seperti bekerja dengan baik, memberikan waktu dan tenaga, pikiran dan ada yang ada untuk orang lain terutama orang yang membutuhkan. Itulah menjadi bukti Kasih sebenarnya.

“Maka sebagaimana Yesus melayani maka kita juga harus melayani dalam segala hal, dalam tugas apa saja kita harus melayani, bukan untuk menguasai, bukan untuk menindas apalagi membunuh. Sebagai pengikut Kristus sangat tidak benar mengorbankan orang lain, apalagi membumih orang lain ini sangat tidak dibenarkan,”Katanya.

Sesudah perjamuan tersebut, pada hari Jumat kisah Yesus sengsara sampai kayu salib dimana Yesus diberlakukan seolah-olah sebagai orang yang bersalah dan mendapatkan hukuman yang sangat berat dan hukuman mati. Dimana sebenarnya tidak ada kesalahan yang dapat dibuktikan Yesus dan memang benar-benar tidak ada kesalahan sehingga Pilatus pada peristiwa tersebut cuci tangan karena tidak mendapatkan kesalahan sehingga dirinya tidak mau terlibat atas kejadian tersebut.

“Namun pada pristiwa tersebut karena banyak orang mengatakan salibkan dia dan tidak terkontrol akhirnya Yesus disalibkan dan Ia tidak membela diri dan tidak menyuruh murid melawan dan sebenarnya bisa Ia lakukan dengan mudah atau Ia tinggal meminta kepada Tuhan Allah Bapanya Biar Inilah berlalu padaku asal bukan kehendakku tapi Kehendak-Mulah yang terjadi”Tambahnya.

Artinya adalah Ia mengungkapkan bahwa Yesus taat akan kehendak Bapanya untuk menjalankan misi penyelamatan dan penebusan dosa manusia. Oleh itu Yesus taat kepada Allah Bapa dan menggenapkan Nubuat Nabi Yesaya dengan menanggung semua dosa.
Maka Yesus itu sekalipun sebagai Manusia dikuburkan, tetapi Putra Allah Ia dibangkitkan oleh Allah Bapa-Nya dan ini menggenapi perkataan Yesus kepada muridnya bahwa Ia akan diserahkan kepada kaun tua-tua, mereka akan menyengsarakan dan dihukum mati dan pada hari ketiga akan dibangkitkan.

Kemudian kebangkitan terjadi dan hidup kembali, Maka dengan kebangkitan tersebut telah menghancurkan maut dosa-dosa dan ini adalah kemenangan Yesus. Ini adalah ajaran iman yang sangat mendasar. Paskah adalah Yesus yang mati dibangkitkan Allah mengalahkan maut.

“Kebangkitan ini adalah pelajaran yang sangat penting bagi kita orang Kristiani, munculnya agama Kristiani dan iman Kristiani itu karena Yesus dibangkitkan. Jika Yesus tidak dibangkitkan maka tidak akan ada agama Kristiani. Kebangkitan itulah buktinya yang dilihat oleh semua orang dan menampakkan diri berulang-ulang kali sejak kebangkitan itu,”Katanya.

Awalnya murid bimbang dan bahkan ada yang pulang kampung, Namun perlahan-lahan Yesus menampakkan dirinya berulang kali. Setelah melihat dan menyaksikan dan hadir ditengah-tengah mereka dengan mengatakan ‘Damai Sejahtra Bagi Kamu’. Pada waktu itu Thomas tidak ada dan tidak percaya atas penampakan tersebut dan mengatakan ‘Sebelum saya mencucukkan jari di lambungnya, di kakinya, maka saya tidak akan percaya. Setelah Thomas menyaksikan sendiri kehadiran Yesus dan memperlihatkan bekas paku di lambung, kaki dan tangan kemudian Thomas percaya.

“Maka Yesus yang bangkit Ia mengalahkan dosa dan mengantarkan pengikutnya bebas dari hukuman dosa sehingga bagi kita maknanya macam-macam. Yang penting adalah kita mati dan bangkit bersama Tuhan Yesus. Kita punya dosa sosial bermacam-macam,”tambahnya.
Uskup menambahkan seperti perbedaan ideologi di Indonesia ada NKRI dan ada Papua Merdeka dan hal tersebut mengakibatkan konflik berkepanjangan hingga sekaran dan ada kekerasan, pelanggaran hingga pembunuhan dan berbagai bentuk lain sehingga kehidupan kita tidak nyaman dan damai.

Baca Juga :  JJO Hadiri Misa Paskah Bersama Umat Katolik di Sinar Mas

“Dengan paskah ini perlu pertanyakan kenapa kita masih konflik, mengapa kita masih bertikai dan melakukan kekerasan dan hendaknya kita bebas hidup dalam damai sejahtra. Karena Yesus mengajarkan damai sejahtra dan ini adalah amanat Tuhan Yesus agar hidup damai sejahtra dan tidak boleh ada kekerasan,”Tambahnya.

Tidak boleh ada kekerasan, tidak boleh ada pertumpahan darah, maka sebagai pengikut Kristus dan melalui momentum Paskah harus mengedepankan jalan-jalan persuasif guna menciptakan Papua damai. Siapapun dia harus mengedepankan jalan persuasif untuk membangun Papua tanah damai.

“Dengan kekerasan-kekerasan, dengan konflik-konflik tidak akan menyelesaikan masalah. Ini sudah terbukti, sehingga dengan Paskah mari sebagai umat Tuhan perlahan-lahan kita membangun damai dalam diri sendiri, keluarga, dalam gereja, dalam masyarakat dan agama-agama lain harus rukun. Sekalipun ada kekerasan dari kelompok lain dan meski sekalipun tempat ibadah dibakar atau diganggu sebagai umat Kristen tidak boleh balas dengan kekerasan. Ini konsekuensi kita sebagai pengikut Kristus,”Tambahnya.

“Ia yang diserang, Ia yang disiksa dan dibunuh Saja tidak membalas. Ia mengajarkan tidak ada kekerasan dibalas dengan kekerasan. Jadi damai dalam satu kesatuan ini yang kitab harus kedepankan,”Katanya.

Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You menambahkan masyarakat Papua yang kaya Sumber Daya Alammya dan saat ini masyarakat Papua tetap miskin, Otsus dengan puluhan tahun tetap miskin. Sebagai pengikut Kristus yang merayakan Paskah harus kita mengangkat harkat martabat manusia agar manusia itu sejahtra dan adil.
“Paskah ini juga kita harus renungkan dosa sosial yang ada pada masyarakat seperti praktek korupsi dibeberapa tempat dan korupsi sangat bertentangan dengan Kristiani. Kejahatan sosial yang merugikan orang lain yang bertentangan dengan dengan agama harus tinggalkan dan intropeksi diri,”Katanya.

Ia juga memberikan catatan kepada ASN yang ditugaskan dipedalaman, digunung-gunung yang tidak menjalankan tugas dengan baik. Dibidang kesehatan, guru-guru hancur karena tidak dilayani dengan baik. Ia mengaku prihatin pendidikan guru yang ditugaskan dan tidak menjalankan tugas dengan berbagai kegiatan.

“Jadi orang makan gaji buta-buta, mengedepankan kepentingan pribadi dan menyampingkan orang lain. Dosa seperti inilah harus kita intropeksi diri sebagai pengikut Kristus harus melayani dengan baik dan tidak boleh mengorbankan orang lain,”Cetusnya.
Uskup Keuskupan Jayapura Yanuarius Theofilus Matopai You juga menyoroti pengrusakan hutan yang terus terjadi maka dengan momen Paskah harus di intropeksi demi masa depan anak cucu atau generasi penerus Papua.

“Dosa pengrusak kedamaian yang terjadi seperti narkoba, orang mabuk, judi main togel yang banyak jemaat kita juga. Kebiasaan inilah yang harus kita bebaskan diri dari belenggu ini dan momen Paskah ini harus dimaknai dengan meninggalkannya,”Katanya.

Ia mengharapkan umat Kristiani dengan momen paskah waktunya untuk bangkit hidup baru bersama Tuhan Yesus Juru Selamat dan tinggalkan kehidupan dosa dan kebiasaan buruk yang merugikan orang lain dan yang tidak sesuai dengan keinginan Allah.

“Kita memang perlu ada keberanian dengan Tuhan Yesus mati untuk saya, untuk keluarga saya, umat manusia. Kita perlu ikuti perayaan masing-masing gereja dan dengarkan apa yang disampaikan Pastor, Pendeta dan cermati sehingga kita bangkit bersama Yesus Kristus,”Pungkasnya.(gin/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya