Saturday, October 5, 2024
29.7 C
Jayapura

Dorong Peningkatan SDM, BP YPK  Gandeng FKIP Uncen

JAYAPURA-Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di tanah Papua resmi menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan FKIP Uncen. PKS ini berkaitan dengan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program rekognisi ini akan mendorong guru-guru YPK yang belum bergelar strata satu (S1) melanjutkan pendidikan akademik di FKIP Uncen.

  Ketua YPK di tanah Papua, Joni Y. Betaubun mengatakan pihaknya sedang menginput data data para guru YPK di Tanah Papua, yang belum bergelar S1. “Saat ini kami sedang menghimpun guru guru di setiap PSW, di tanah Papua yang belum bergelar S-1,” ujarnya usai PKS Progam RPL dengan Pihak Uncen di Aula FKIP Uncen, Selasa (28/5).

  Untuk klasifikasi program tersebut, memprioritaskam guru-guru yang telah lama mengabdi di YPK. Kemudian persyaratan lain yang telah dirancang oleh BP YPK.”Kalau sudah mengabdi sampai 15-20 tahun mereka yang akan kita prioritaskan ikut progam RPL ini,” kata Joni.

Baca Juga :  Usulan Hentikan Bansos Jelang Pilkada Dinilai Tidak Efektif

  Lebih lanjut untuk kuota, pihaknya masih menunggu estimasi pembiyaan pendidikan dari pihak Uncen. “Karena RPL ini semua ditanggung YPK, sehingga kita ingin menyesuaikan dengan keuangan kita, jika estimasinya pembiayaan sudah terima, maka kami bisa tentukan kuota,” jelasnya.

  Kata Joni, program RPL ini mulai dijalankan di tahun ajaran 2024/2025, kemudian akan dilanjutkan di tahun ajaran yang akan datang. Tujuannya untuk mendorong peningkatan SDM YPK di Tanah Papua.

  “Prinsipnya PKS ingin agar YPK dapat bertumbuh dan berkembang secara leih baik, yang tentunya diawali dari leningkatan kapasitas tenaga pengajar,” tuturnya.

   Sementara itu Rektor Uncen Oscar Oswald O. Wambrauw menjelaskan tindak lanjut dari PKS tersebut, pihak Uncen akan memperisapkan proses akademik. “Karena ini akan masuk dalam tahun akademik, sehingga kami akan mempersiapkan proses administrasinya,” jelasnya.

Baca Juga :  Mpox Bisa Mematikan, Cacar Biasa Tidak

  Adapun proses akademik dari progam rekoginisi menggunakan sistem portofolio, dengan masa studi kurang lebih 2 tahun. Adapun sistem protofolio ini jelas Oscar, guru guru yang ikut program RPL tersebut tidak mengikuti pendidikan  kuliah di Kampus. Tetapi nilai akademik mereka akan diambil dari hasil kegiatan proses pembelajaran di kelas.

  “Nanti kami akan bentuk tim untuk turun ke lapangan untuk mengecek, terkait aktifitas guru guru ini, dari situlah kita akan memberikan nilai akademik mereka,” jelasnya.

   Diapun mengharapkan dari program tersebut dapat mendorong peningkatan SDM di YPK di tanah Papua. “Kita berharap proses ini bisa berjalan sesuai standard akademik yang dipersiapakan melalui aturan dalam RPL ini,” pungkasnya (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

JAYAPURA-Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di tanah Papua resmi menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan FKIP Uncen. PKS ini berkaitan dengan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program rekognisi ini akan mendorong guru-guru YPK yang belum bergelar strata satu (S1) melanjutkan pendidikan akademik di FKIP Uncen.

  Ketua YPK di tanah Papua, Joni Y. Betaubun mengatakan pihaknya sedang menginput data data para guru YPK di Tanah Papua, yang belum bergelar S1. “Saat ini kami sedang menghimpun guru guru di setiap PSW, di tanah Papua yang belum bergelar S-1,” ujarnya usai PKS Progam RPL dengan Pihak Uncen di Aula FKIP Uncen, Selasa (28/5).

  Untuk klasifikasi program tersebut, memprioritaskam guru-guru yang telah lama mengabdi di YPK. Kemudian persyaratan lain yang telah dirancang oleh BP YPK.”Kalau sudah mengabdi sampai 15-20 tahun mereka yang akan kita prioritaskan ikut progam RPL ini,” kata Joni.

Baca Juga :  Tiga Seniman Kontemporer Seni Rupa Bakal Bedah Plastik

  Lebih lanjut untuk kuota, pihaknya masih menunggu estimasi pembiyaan pendidikan dari pihak Uncen. “Karena RPL ini semua ditanggung YPK, sehingga kita ingin menyesuaikan dengan keuangan kita, jika estimasinya pembiayaan sudah terima, maka kami bisa tentukan kuota,” jelasnya.

  Kata Joni, program RPL ini mulai dijalankan di tahun ajaran 2024/2025, kemudian akan dilanjutkan di tahun ajaran yang akan datang. Tujuannya untuk mendorong peningkatan SDM YPK di Tanah Papua.

  “Prinsipnya PKS ingin agar YPK dapat bertumbuh dan berkembang secara leih baik, yang tentunya diawali dari leningkatan kapasitas tenaga pengajar,” tuturnya.

   Sementara itu Rektor Uncen Oscar Oswald O. Wambrauw menjelaskan tindak lanjut dari PKS tersebut, pihak Uncen akan memperisapkan proses akademik. “Karena ini akan masuk dalam tahun akademik, sehingga kami akan mempersiapkan proses administrasinya,” jelasnya.

Baca Juga :  Usulan Hentikan Bansos Jelang Pilkada Dinilai Tidak Efektif

  Adapun proses akademik dari progam rekoginisi menggunakan sistem portofolio, dengan masa studi kurang lebih 2 tahun. Adapun sistem protofolio ini jelas Oscar, guru guru yang ikut program RPL tersebut tidak mengikuti pendidikan  kuliah di Kampus. Tetapi nilai akademik mereka akan diambil dari hasil kegiatan proses pembelajaran di kelas.

  “Nanti kami akan bentuk tim untuk turun ke lapangan untuk mengecek, terkait aktifitas guru guru ini, dari situlah kita akan memberikan nilai akademik mereka,” jelasnya.

   Diapun mengharapkan dari program tersebut dapat mendorong peningkatan SDM di YPK di tanah Papua. “Kita berharap proses ini bisa berjalan sesuai standard akademik yang dipersiapakan melalui aturan dalam RPL ini,” pungkasnya (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya