Friday, April 19, 2024
31.7 C
Jayapura

Tidak Efektif, Tapi Harus Tetap Berinovasi Memberikan Materi MPLS secara Daring

Tatangan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di tengah Pandemi Covid 19

MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) menjadi satu agenda tetap dari sekolah untuk disampaikan bagi para peserta didik baru ketika memasuki tahun ajaran baru. Masih di tengah pandemi Covid 19, lantas bagaimana teknis MPLS dilaksanakan? Berikut laporan Cenderawasih Pos.

Laporan: Gratianus Silas

Sebagaimana arahan Menteri Pendidikan bahwa di tahun ajaran yang baru, di tahun 2021 ini, belajar tatap muka (BTM) akan kembali dilaksanakan di sekolah. Namun, siapa sangka jikalau Covid 19 kembali berulah. Setelah lebih dari setahun mewabah dunia, termasuk di Indonesia, khsuusnya Papua, nyatanya pandemi ini belumlah berakhir.

 Alhasil, rencana indah pemerintah untuk membawa kembali para peserta didik ke sekolah pupus seketika. Para peserta didik terpaksa harus lebih lama lagi belajar dari rumah secara daring karena peningkatan penyebaran Covid 19 yang signifikan melalui varian baru, yakni Delta. 

 Pasalnya, varian baru ini diketahui lebih agresif terhadap anak-anak, ketimbang orang dewasa. Oleh karenanya, pemerintah tidak ingin mengambil risiko penularan terhadap anak-anak bangsa yang memiliki masa depan cerah jauh ke depan untuk membangun Indonesia.

 Kebijakan ini lantas terurai lagi hingga di tingkat daerah, seperti halnya kebijakan di Papua di mana BTM di sekolah tak dapat dipaksakan. Sebaliknya, harus tetap menunggu dan menunggu lebih lama lagi, setidaknya hingga angka kasus melandai, tren penularan meredah, dan angka kematian dapat ditekan.

Baca Juga :  Pembuat Ratusan Liter Balo Diamankan Polisi

 Termasuk bagi para peserta didik baru yang harus mengurungkan niatnya bersekolah, bertemu teman-teman baru, dan belajar bersama para tenaga guru yang juga baru dikenal. Namun, dunia pendidikan tak ingin tinggal diam dan mengalah dengan Covid 19.

 Demikian, agar peserta didik baru tetap dapat mengenal sekolah tempatnya menimba ilmu selama 3 tahun ke depan, MPLS tetap dilaksanakan. Tapi bukannya secara tatap muka seperti di tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini, terpaksa harus secara online atau daring.

 Namun, apakah MPLS online bakal efektif berjalan? Tentunya tidak, kala dibandingkan dengan MPLS yang dilakukan secara tatap muka. Dikatakan Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD), Laorens Wantik, bahwa ini semua karena Indonesia, termasuk Papua, yang berada di tengah situasi pandemi Covid 19, sehingga tidak ada pilihan yang lebih baik, selain dilakukan secara daring/online.

 “Ya jadi MPLS dilakukan secara online. Perihal efektif, pastinya tidak. Tapi ini sangat terpaksa kita lakukan, mengingat sitausi Covid 19 saat ini yang tidak memungkinkan kita untuk melakukan aktivitas tatap muka dengan mengumpulkan banyak anak-anak, yang malah bahkan sebaliknya justru dapat memperbesar risiko penularan bagi anak-anak itu sendiri,” Laorens Wantik kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Laporkan Komik Bahasa Melayu Papua yang Sudah Dicetak

 “Jadi kalau mau ditakar, MPLS online dinilai tidak efektif. Tapi, situasi yang memaksa kita berinovatif agar MPLS ini dapat tetap dilaksanakan, sehingga minimal anak-anak peserta didik baru memiliki gambaran tentang tempat mereka menimba ilmu,” sambungnya.

 Selain perkenalan lingkungan sekolah, akan disampaikan materi kebijakan umum dari Dinas Pendidikan, materi MPLS yang disajikan antara lain dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang memberikan motivasi bagi para peserta didik baru, serta materi tentang kurikulum pembelajaran, materi dari OSIS tentang organisasi OSIS, serta materi dari narasumber lainnya terkait bidang pendidikan dan anak.

“Jadi, misalnya di SMAN 5 Jayapura itu, materi MPLS disiapkan pihak sekolah, termasuk gambar-gambar sekolah, ruang kelas, jumlah guru, fasilitas sekolah, hingga agenda pembelajaran, dan disampaikan kepada para peserta didik baru secara live streaming atau melalui zoom,” jelasnya.

 “Jadi, MPLS ini sudah tidak seperti MOS atau OSPEK di zaman dulu, di mana siswa diharuskan membawa ember, sapu, dan lainnya. Tidak ada perpeloncoan juga. Jadi, sudah tidak seperti itu lagi,” tambahnya.

 Namun, tetap diharapkan bagi peserta didik baru untuk tidak pesimis dengan situasi pendidikan di Indonesia di tengah pandemi Covid 19. “Peserta didik baru harus tetap mendapat materi MPLS dengan baik secara online. Karena pada akhirnya mereka akan kembali ke sekolah untuk belajar,” pungkasnya.(*/wen)

Tatangan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di tengah Pandemi Covid 19

MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) menjadi satu agenda tetap dari sekolah untuk disampaikan bagi para peserta didik baru ketika memasuki tahun ajaran baru. Masih di tengah pandemi Covid 19, lantas bagaimana teknis MPLS dilaksanakan? Berikut laporan Cenderawasih Pos.

Laporan: Gratianus Silas

Sebagaimana arahan Menteri Pendidikan bahwa di tahun ajaran yang baru, di tahun 2021 ini, belajar tatap muka (BTM) akan kembali dilaksanakan di sekolah. Namun, siapa sangka jikalau Covid 19 kembali berulah. Setelah lebih dari setahun mewabah dunia, termasuk di Indonesia, khsuusnya Papua, nyatanya pandemi ini belumlah berakhir.

 Alhasil, rencana indah pemerintah untuk membawa kembali para peserta didik ke sekolah pupus seketika. Para peserta didik terpaksa harus lebih lama lagi belajar dari rumah secara daring karena peningkatan penyebaran Covid 19 yang signifikan melalui varian baru, yakni Delta. 

 Pasalnya, varian baru ini diketahui lebih agresif terhadap anak-anak, ketimbang orang dewasa. Oleh karenanya, pemerintah tidak ingin mengambil risiko penularan terhadap anak-anak bangsa yang memiliki masa depan cerah jauh ke depan untuk membangun Indonesia.

 Kebijakan ini lantas terurai lagi hingga di tingkat daerah, seperti halnya kebijakan di Papua di mana BTM di sekolah tak dapat dipaksakan. Sebaliknya, harus tetap menunggu dan menunggu lebih lama lagi, setidaknya hingga angka kasus melandai, tren penularan meredah, dan angka kematian dapat ditekan.

Baca Juga :  Ingin Diperhatikan Walikota, Warga Koya Kosso Sempat Palang Jalan

 Termasuk bagi para peserta didik baru yang harus mengurungkan niatnya bersekolah, bertemu teman-teman baru, dan belajar bersama para tenaga guru yang juga baru dikenal. Namun, dunia pendidikan tak ingin tinggal diam dan mengalah dengan Covid 19.

 Demikian, agar peserta didik baru tetap dapat mengenal sekolah tempatnya menimba ilmu selama 3 tahun ke depan, MPLS tetap dilaksanakan. Tapi bukannya secara tatap muka seperti di tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini, terpaksa harus secara online atau daring.

 Namun, apakah MPLS online bakal efektif berjalan? Tentunya tidak, kala dibandingkan dengan MPLS yang dilakukan secara tatap muka. Dikatakan Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD), Laorens Wantik, bahwa ini semua karena Indonesia, termasuk Papua, yang berada di tengah situasi pandemi Covid 19, sehingga tidak ada pilihan yang lebih baik, selain dilakukan secara daring/online.

 “Ya jadi MPLS dilakukan secara online. Perihal efektif, pastinya tidak. Tapi ini sangat terpaksa kita lakukan, mengingat sitausi Covid 19 saat ini yang tidak memungkinkan kita untuk melakukan aktivitas tatap muka dengan mengumpulkan banyak anak-anak, yang malah bahkan sebaliknya justru dapat memperbesar risiko penularan bagi anak-anak itu sendiri,” Laorens Wantik kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Pembuat Ratusan Liter Balo Diamankan Polisi

 “Jadi kalau mau ditakar, MPLS online dinilai tidak efektif. Tapi, situasi yang memaksa kita berinovatif agar MPLS ini dapat tetap dilaksanakan, sehingga minimal anak-anak peserta didik baru memiliki gambaran tentang tempat mereka menimba ilmu,” sambungnya.

 Selain perkenalan lingkungan sekolah, akan disampaikan materi kebijakan umum dari Dinas Pendidikan, materi MPLS yang disajikan antara lain dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang memberikan motivasi bagi para peserta didik baru, serta materi tentang kurikulum pembelajaran, materi dari OSIS tentang organisasi OSIS, serta materi dari narasumber lainnya terkait bidang pendidikan dan anak.

“Jadi, misalnya di SMAN 5 Jayapura itu, materi MPLS disiapkan pihak sekolah, termasuk gambar-gambar sekolah, ruang kelas, jumlah guru, fasilitas sekolah, hingga agenda pembelajaran, dan disampaikan kepada para peserta didik baru secara live streaming atau melalui zoom,” jelasnya.

 “Jadi, MPLS ini sudah tidak seperti MOS atau OSPEK di zaman dulu, di mana siswa diharuskan membawa ember, sapu, dan lainnya. Tidak ada perpeloncoan juga. Jadi, sudah tidak seperti itu lagi,” tambahnya.

 Namun, tetap diharapkan bagi peserta didik baru untuk tidak pesimis dengan situasi pendidikan di Indonesia di tengah pandemi Covid 19. “Peserta didik baru harus tetap mendapat materi MPLS dengan baik secara online. Karena pada akhirnya mereka akan kembali ke sekolah untuk belajar,” pungkasnya.(*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya