Terkait Pelayanan Kesehatan di Kota Jayapura
JAYAPURA-Pokja Papua Sehat, Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) adakan pertemuan dengan Pimpinan RSUD DOK II Jayapura, RSUD Abepura, RSJ Abepura, dan Stikes Jayapura. Pertemuan ini membahas pelayanan Kartu Papua Sehat (KPS) di era Otonomi Khusus Jilid II dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan di rumah sakit.
Anggota Pokja Papua Sehat BP3OKP sekaligus moderator dalam diskusi bersama ini, Edison Tanati menjelaskan, tujuan diskusi ini adalah untuk mendengarkan langsung tentang penyaluran Dana Otsus Bidang Kesehatan yang diterima rumah sakit yang ada di Kota Jayapura. Selain itu juga membahas bagaimana proses dan kendala terkait pelayanan saat di rumah sakit terutama angka kematian dan kelahiran OAP di rumah sakit.
“Dalam kesempatan tersebut, kami banyak mendengar masukan dan keluhan terkait pelayanan di RS dan penyerapan dana otsus untuk bidang kesehatan,” ungkapnya dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos dalam rilisnya, Selasa (27/8) kemarin.
Dari pertemuan ini, nantinya akan ditindaklanjuti dengan survey atau turun langsung dan melihat kondisi RSUD Dok II Jayapura, RSJ Abepura dan Stikes Jayapura untuk dapat menjadi pertimbangan dan pelaporan tim Pokja Papua Sehat.
dr. George Rumborias Wakil Direktur SDM RSUD Dok II Jayapura mengungkapkan tentang adanya bantuan Otsus dan dari pusat dari Kementerian Kesehatan yang diterima, namun belum terlihat progress dan perkembangannya dan dianggap kurang tepat sasaran.
“Perlu Pengelolaan Internal Rumah sakit yang baik dan tidak baku tipu dan harus lebih transparan, untuk mencapai Pelayanan yang maksimal kepada masyarakat” ungkapnya.
Tidak hanya itu, menurutnya Infrastruktur Rumah sakit dan kesejahteraan SDM atau Pegawai rumah sakit perlu dipersiapkan dengan baik. “Ada beberapa alat yang masih harus meminjam ke Rumah Sakit lain, begitu juga dengan Kesejahteraan Pegawai yang perlu diperhatikan, mengingat hampir sebagian besar pegawai yang ada baik perawat maupun karyawan memiliki gaji yang masih dibawah UMR, ” Jelasnya.
Menurutnya, Hal ini perlu menjadi perhatian khusus karena akan berdampak pada pelayanan Rumah Sakit dan masyarakat. “Jangan sampai semangat para tenaga muda untuk membangun tanah ini tergerus karena pengelolaan yg tidak baik” tambahnya.
Tidak hanya itu, permasalahan yang sama juga dihadapi oleh Rumah Sakit Jiwa Abepura. Dimana Martinus Wuka, perwakilan dari Pimpinan RSJ Abepura yang hadir dalam pertemuan tersebut mengaku masalah yang sama dihadapi di RSJ Abepura.
“Malahan bukan masyarakat yang mendemo, tetapi pegawai terkait jasa-jasa pegawai, Kekurangan obat dan banyak lagi, susah untuk berkembang, Keluhan ini sudah beberapa kali kami ungkapkan ke Pemerintah Daerah tapi belum ada tindakan apapun,” Ujarnya.
Diakuinya, tahun 2020 dan 2021 untuk Dana Otsus Pihaknya menerima Rp 3,2 miliar, untuk 2022 sebesar Rp 3 Miliar, tapi dana ini dirasa kurang untuk rumah sakit jiwa yang pasiennya bukan pasien harian.
“Yang sembuh pulang, tapi pasien tahunan yang perlu perhatian khusus setiap saat dan kalau obat habis dapat sewaktu-waktu kambuh, juga harus diperhatikan,” terangnya. (ana/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos