Sementara itu, Anggota Komisi V DPR Papua, Dessy Corazon Giay, menyoroti persoalan infrastruktur penunjang di Sekolah Khusus Olahraga (Smankor) Papua. Menurutnya, sistem pembelajaran di SMA Negeri Khusus Sains dan Bahasa Papua menerapkan komposisi 60 persen olahraga dan 40 persen akademik, namun fasilitas penunjang olahraga masih sangat terbatas.
Dari laporan pihak sekolah, anak-anak harus keluar dari lingkungan sekolah untuk berlatih. Tapi kendaraan umum ke lokasi latihan tidak tersedia, sehingga siswa harus mengeluarkan biaya sendiri,” ungkap Dessy.
Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih, terutama dengan menyediakan kendaraan operasional khusus bagi siswa. “Kan kemarin waktu PON masih ada mobil operasional. Kalau bisa, satu unit mobil itu diserahkan ke sekolah ini supaya anak-anak bisa gunakan saat latihan,” ujarnya.
Masalah lain yang juga menjadi perhatian adalah kondisi asrama siswa. Meski sekolah sudah memiliki fasilitas asrama, namun kondisinya tidak berfungsi dengan baik. Sejumlah fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, dan pendingin ruangan (AC) tidak berfungsi.
“Asrama ada, tapi tidak ada air, listrik, AC-nya rusak, jadi anak-anak tidak ada yang tinggal di sana. Padahal tujuan dibangunnya asrama untuk menunjang proses belajar. Kami harap pemerintah segera memperbaiki fasilitas tersebut,” tegas Dessy Corazon Giay. (rel/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR Papua, Dessy Corazon Giay, menyoroti persoalan infrastruktur penunjang di Sekolah Khusus Olahraga (Smankor) Papua. Menurutnya, sistem pembelajaran di SMA Negeri Khusus Sains dan Bahasa Papua menerapkan komposisi 60 persen olahraga dan 40 persen akademik, namun fasilitas penunjang olahraga masih sangat terbatas.
Dari laporan pihak sekolah, anak-anak harus keluar dari lingkungan sekolah untuk berlatih. Tapi kendaraan umum ke lokasi latihan tidak tersedia, sehingga siswa harus mengeluarkan biaya sendiri,” ungkap Dessy.
Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih, terutama dengan menyediakan kendaraan operasional khusus bagi siswa. “Kan kemarin waktu PON masih ada mobil operasional. Kalau bisa, satu unit mobil itu diserahkan ke sekolah ini supaya anak-anak bisa gunakan saat latihan,” ujarnya.
Masalah lain yang juga menjadi perhatian adalah kondisi asrama siswa. Meski sekolah sudah memiliki fasilitas asrama, namun kondisinya tidak berfungsi dengan baik. Sejumlah fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, dan pendingin ruangan (AC) tidak berfungsi.
“Asrama ada, tapi tidak ada air, listrik, AC-nya rusak, jadi anak-anak tidak ada yang tinggal di sana. Padahal tujuan dibangunnya asrama untuk menunjang proses belajar. Kami harap pemerintah segera memperbaiki fasilitas tersebut,” tegas Dessy Corazon Giay. (rel/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos