Thursday, April 18, 2024
26.7 C
Jayapura

Polisi Perlu Ungkap dan Umumkan Pelaku Penyebar Hoax

Boy Markus Dawir (FOTO: Gamel Cepos )

JAYAPURA – Mensikapi pesan berantai yang menyebar via grup Whatsapp beberapa hari terakhir yang menyebut bahwa ada upaya dari kelompok-kelompok KKB  yang selama ini bergerilya akan menuju Kota Jayapura untuk bergabung dengan kelompok lain guna menyuarakan isu merdeka dengan cara sendiri ternyata tak terbukti. Hanya saja  meski tak terbukti namun dari pesan berantai ini nyata menimbulkan kekhawatiran. Warga yang bekerja sebagai petani khususnya yang tinggal di Kabupaten Jayapura dan Keerom memilih berdiam diri di rumah atau lingkungan sekitar ketimbang bekerja atau berjualan. 

 Terkait ini Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Markas Daerah Papua, Boy Markus Dawir meminta agar pihak kepolisian mengusut  dan mengungkap kemudian mengumumkan ke publik soal informasi apa saja yang bisa disebut hoax dan siapa pelakunya. “Kita lihat hari ini akibat pesan yang dikirim berantai soal adanya niat ke Jayapura bergabung dengan kelompok lain hingga menimbulkan ketidaknyamanan membuat orang cemas untuk beraktifitas. Nah yang seperti ini harusnya diungkap lalu disampaikan ke publik,” kata Boy di kantor DPRP, Jumat (27/9). 

Baca Juga :  Pemkot Masih Terapkan ASN Kerja dari Rumah

 Ini agar siapa saja pengguna media sosial tidak menyalahgunakan media sosial yang akhirnya menimbulkan kekacauan yang masif. Selain itu tim cyber Polisi juga perlu mengklarifikasi apakah postingan yang beredar adalah hoax atau bukan. “Maksudnya ketika ada postingan yang masih diragukan kebenarannya, sebelum dikonsumsi publik ada baiknya ada penjelasan apakah itu hoax atau bukan, jangan dibiarkan dan akhirnya menjadi bola liar,” singgungnya. Pasalnya, Boy melihat dari informasi yang bersifat ancaman itu juga mengganggu dunia pendidikan. 

 “Anak-anak sekolah ada yang bilang sekolah diliburkan karena ada kekhawatiran soal niat KKB untuk turun ke Jayapura jadi pihak sekolah  memilih untuk  meliburkan anak didiknya. Nah ini yang jadi masalah, disaat Jayapura sedang dalam masa pemulihan malah ditakut-takuti seperti ini. Kalau ada penjelasan lebih dulu saya pikir tidak ada ketakutan,” imbuhnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Penertiban Lapas Narkotika Jadi Tantangan Terbesar   
Boy Markus Dawir (FOTO: Gamel Cepos )

JAYAPURA – Mensikapi pesan berantai yang menyebar via grup Whatsapp beberapa hari terakhir yang menyebut bahwa ada upaya dari kelompok-kelompok KKB  yang selama ini bergerilya akan menuju Kota Jayapura untuk bergabung dengan kelompok lain guna menyuarakan isu merdeka dengan cara sendiri ternyata tak terbukti. Hanya saja  meski tak terbukti namun dari pesan berantai ini nyata menimbulkan kekhawatiran. Warga yang bekerja sebagai petani khususnya yang tinggal di Kabupaten Jayapura dan Keerom memilih berdiam diri di rumah atau lingkungan sekitar ketimbang bekerja atau berjualan. 

 Terkait ini Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Markas Daerah Papua, Boy Markus Dawir meminta agar pihak kepolisian mengusut  dan mengungkap kemudian mengumumkan ke publik soal informasi apa saja yang bisa disebut hoax dan siapa pelakunya. “Kita lihat hari ini akibat pesan yang dikirim berantai soal adanya niat ke Jayapura bergabung dengan kelompok lain hingga menimbulkan ketidaknyamanan membuat orang cemas untuk beraktifitas. Nah yang seperti ini harusnya diungkap lalu disampaikan ke publik,” kata Boy di kantor DPRP, Jumat (27/9). 

Baca Juga :  150 prajurit dan PNS Korem 172/PWY Periksa HIV-AIDS

 Ini agar siapa saja pengguna media sosial tidak menyalahgunakan media sosial yang akhirnya menimbulkan kekacauan yang masif. Selain itu tim cyber Polisi juga perlu mengklarifikasi apakah postingan yang beredar adalah hoax atau bukan. “Maksudnya ketika ada postingan yang masih diragukan kebenarannya, sebelum dikonsumsi publik ada baiknya ada penjelasan apakah itu hoax atau bukan, jangan dibiarkan dan akhirnya menjadi bola liar,” singgungnya. Pasalnya, Boy melihat dari informasi yang bersifat ancaman itu juga mengganggu dunia pendidikan. 

 “Anak-anak sekolah ada yang bilang sekolah diliburkan karena ada kekhawatiran soal niat KKB untuk turun ke Jayapura jadi pihak sekolah  memilih untuk  meliburkan anak didiknya. Nah ini yang jadi masalah, disaat Jayapura sedang dalam masa pemulihan malah ditakut-takuti seperti ini. Kalau ada penjelasan lebih dulu saya pikir tidak ada ketakutan,” imbuhnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Penertiban Lapas Narkotika Jadi Tantangan Terbesar   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya