Lanjut Muhlis segala bentuk ancaman penuruanan keanekaragaman hayati di Indonesia khususnya Tanah Papua, seperti Anggrek Papua, Kantung Semar, Kura-Kura Moncong Babi, Kasuaro, Ular Sanca, burung Cenderawasih, dan lain sebagainya, dapat ditekan.
Selain pengawasan, tapi juga pihaknya akan masif membangun sosialisasi kepada masyarakat, instansi terkait hingga media massa. Hal itu dilakukan sebagai upaya preventif mencegah penyelundupan TSL.
“Saya tegaskan karantina siap berperang dengan para penyelundup yang mengancam ekosistem hayati hewani flora fauna Papua,” tegasnya.
Muhlis juga menyampaikan pihaknya siap berperang melawan pihak yang berani menghalangi kegiatan penegakan aturan perkarantinaan dil apangan.
“Kami juga terus berupaya mewujudkan pelayanan yang bersih dan prima salahsatunya melalui Digitalisasi layanan yang sudah dilakukan, sehingga hal ini akan mempersempit kemungkinan tindakan pungli dan penyelundupan dari segi karantina,” ungkapnya. (rel/tri)