Dia melanjutkan, konon sang Budha pernah bersumpah, akan membebaskan semua makhluk yang menderita di tiga alam kehidupan. Menurutnya, Tri hari suci Waisak ini adalah, Tri artinya tiga, suci artinya yang kita agung kan, jadi Tri hari suci Waisak, artinya untuk memperingati tiga peristiwa suci. Pertama, hari lahirnya Sang Buddha. Kedua, pencapaian penerangan sempurna Sang Buddha, dan ketiga, hari pariniban atau meninggalnya Sang Buddha Gautama.
Terkait dengan perayaan Waisak ini, yang terpenting kata Pandita Arya, adalah Papua tetap terjaga kedamaiannya. “Karena apapun bentuknya kalau kita tidak damai, tidak tentram, aduh mustahil, mau bilang apa, ” ujarnya.
Pandita Arya mengajak, seluruh tokoh agama yang ada di tanah Papua mari bergandengan tangan, untuk menjadi teladan terhadap umatnya. “Mari bergandengan tangan dari semua tokoh agama, mari menjadi teladan terhadap umat-umatnya. Jangan cuma bisa berdakwa, tetapi justru perbuatan kita menyimpang dari hal- hal itu, ” bebernya.
Lanjutnya tokoh agama itu sebagai rool model di depan masyarakat, karena di Buddha, kata Pandita Arya, bukan karena agama orang masuk surga, tetapi karena perilaku. “Orang masuk surga bukan karena agamanya, tetapi dari perbuatanya, selama perbuatannya baik, maka dia masuk surga, dalam Buddha tidak ada jaminan orang Buddha masuk surga selama dia tidak berbuat baik, ” tutupnya. (cr-278/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos