Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Srava Cava Kembalikan Nilai Budaya Kampung Kayu Batu

Salah satu penampilan grup tari asal Kayu Batu yang dimainkan dalam pembukaan Festival Scara Cava di Base G Sabtu (21/11). Ini sekaligus menjadi momen mengangkat nilai – nilai budaya masyarakat kampung Kayu  Batu. (FOTO: Gamel Cepos)

JAYAPURA – Festival Srava  Cava akhirnya Sabtu (21/11) kemarin digelar. Meski sempat molor hingga siang hari karena cuaca hujan namun tampilan yang ditunjukkan dalam event perdana ini tetap memukau. Ondoafi Kampung Kayu Batu, Rudolf Makanuay menyampaikan bahwa ada banyak hal penting dari kampung terkait nilai – nilai adat istiadat dan budaya yang harus tetap dilestasikan. Srava Cava yang menjadi nama asli Pantai Base G ini menjadi momentum untuk menunjukkan jika Kampung Kayu Batu juga bisa menggelar event bertajuk seni budaya dan pariwisata.  Festival ini mengambil tagline, satu hati  satu suara demi kemajuan. 

 Asisten III Setda Kota Jayapura, Najamudin Konu menyampaikan bahwa ada banyak potensi wisata di Jayapura yang hingga kini belum maksimal tergarap. Ia melihat Srava Cava bisa menjadi satu daya tarik yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dalam kalender event  tahunan sehingga  akan menjadi agenda tetap yang ditunggu publik. “Kami berharap ada kemandirian yang muncul termasuk bagaimana mempertankan nilai nilai budaya masyarakat adat di kampung. Dengan Srava Cava ini kami pikir bisa menjadi tonggak kebangkitan masyarakat khususnya di Kampung Kayu Batu,” beber Najamudin. 

Baca Juga :  Jelang PON Jangan Tutup Mata Dengan Seni Budaya

  Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jayapura,  Erik Rumansara menyampaikan ada tradisi yang jarang ditemukan dari sebuah festival selama ini namun Srava Cava memiliki itu. Tradisi yang dimaksud adalah timba laor atau berburu cacing laut. Ini jika dikemas secara apik tentunya dengan sendirinya  akan menjadi daya tarik pariwisata. “Ini juga meningkatkan kreatifitas ekowisata yang terdiri dari 16 subsektor,” jelasnya.  Dari event ini juga  dikemas sebuah trip menuju puncak bukit Kayu Batu yang menyajikan kondisi hutan dan pemandangan sisi utara Kota Jayapura. Tak hanya itu dalam trip ini juga tersaji peluang untuk melihat burung Cenderawasih. 

 “Ada jenis Cenderawasih Mati Kawat dan Cenderawasih Minor,” kata Ady  salah satu tour leader. Disini pengunjung yang ingin mengikuti trip bermalam lebih dulu di Pantai Base G kemudian pagi harinya menuju puncak untuk melihat sunrise maupun burung cenderawasih. (ade/wen) 

Baca Juga :  PLN Gelar “Jayapura Green Clean Movement"
Salah satu penampilan grup tari asal Kayu Batu yang dimainkan dalam pembukaan Festival Scara Cava di Base G Sabtu (21/11). Ini sekaligus menjadi momen mengangkat nilai – nilai budaya masyarakat kampung Kayu  Batu. (FOTO: Gamel Cepos)

JAYAPURA – Festival Srava  Cava akhirnya Sabtu (21/11) kemarin digelar. Meski sempat molor hingga siang hari karena cuaca hujan namun tampilan yang ditunjukkan dalam event perdana ini tetap memukau. Ondoafi Kampung Kayu Batu, Rudolf Makanuay menyampaikan bahwa ada banyak hal penting dari kampung terkait nilai – nilai adat istiadat dan budaya yang harus tetap dilestasikan. Srava Cava yang menjadi nama asli Pantai Base G ini menjadi momentum untuk menunjukkan jika Kampung Kayu Batu juga bisa menggelar event bertajuk seni budaya dan pariwisata.  Festival ini mengambil tagline, satu hati  satu suara demi kemajuan. 

 Asisten III Setda Kota Jayapura, Najamudin Konu menyampaikan bahwa ada banyak potensi wisata di Jayapura yang hingga kini belum maksimal tergarap. Ia melihat Srava Cava bisa menjadi satu daya tarik yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dalam kalender event  tahunan sehingga  akan menjadi agenda tetap yang ditunggu publik. “Kami berharap ada kemandirian yang muncul termasuk bagaimana mempertankan nilai nilai budaya masyarakat adat di kampung. Dengan Srava Cava ini kami pikir bisa menjadi tonggak kebangkitan masyarakat khususnya di Kampung Kayu Batu,” beber Najamudin. 

Baca Juga :  Pengurus Masjid Harus Mampu Memberdayakan Ekonomi Umat

  Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Jayapura,  Erik Rumansara menyampaikan ada tradisi yang jarang ditemukan dari sebuah festival selama ini namun Srava Cava memiliki itu. Tradisi yang dimaksud adalah timba laor atau berburu cacing laut. Ini jika dikemas secara apik tentunya dengan sendirinya  akan menjadi daya tarik pariwisata. “Ini juga meningkatkan kreatifitas ekowisata yang terdiri dari 16 subsektor,” jelasnya.  Dari event ini juga  dikemas sebuah trip menuju puncak bukit Kayu Batu yang menyajikan kondisi hutan dan pemandangan sisi utara Kota Jayapura. Tak hanya itu dalam trip ini juga tersaji peluang untuk melihat burung Cenderawasih. 

 “Ada jenis Cenderawasih Mati Kawat dan Cenderawasih Minor,” kata Ady  salah satu tour leader. Disini pengunjung yang ingin mengikuti trip bermalam lebih dulu di Pantai Base G kemudian pagi harinya menuju puncak untuk melihat sunrise maupun burung cenderawasih. (ade/wen) 

Baca Juga :  Pastikan Pemeriksaan Kesehatan Jiwa Bacaleg Sesuai Prosedur

Berita Terbaru

Artikel Lainnya