Sunday, April 28, 2024
26.7 C
Jayapura

Suhu Naik, Bukan Karena Gelombang Panas

JAYAPURA-Suhu udara di sebagian besar wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura terasa cukup panas dan menyengat. Jika dilihat dari suhu udara maksimum yang terukur di beberapa stasiun pengamatan BMKG, suhu rata – rata maksimumnya berkisar antara  31 – 34 OC.

   “Hal tesebut disebabkan oleh beberapa factor, pertama, karena adanya pergerakan semu matahari yang pada bulan September – Oktober matahari berada di sekitar ekuator sehingga penyinaran matahari menjadi lebih intens,” kata Pelaksana Harian Kepala Balai Besar MKG Wilayah V Jayapura, Serly Hartiningsih, Jumat (20/10).

   Hal lain yang mempengaruhi kondisi cuaca tersebut karena adanya anomali iklim El Nino yang dipengaruhi suhu muka permukaan laut pasifik di ekuator bagian timur yang berakibat pada minimnya pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia termasuk wilayah Papua. Akibatnya panas Matahari langsung ke bumi tanpa adanya tameng (pelindung).

Baca Juga :  Angka Kasus Stunting di Kab. Jayapura Masih 16.42 Persen

   “Penyebab terakhir adalah karena wilayah Indonesia juga masih didominasi oleh angin timuran yang massa udaranya berasal dari Benua Australia. Massa udara yang dibawa oleh angin timuran ini bersifat kering sehingga panas yang dirasa akan semakin menyengat,” ujarnya.

   Namun, suhu yang terasa panas ini tidak berkaitan dengan gelombang panas, karena negara Indonesia termasuk wilayah Papua adalah negara kepulauan dan memiliki perairan yang luas. Keberadaan laut ini berfungsi sebagai pendingin, sehingga Indonesia tak sampai mengalami kenaikan suhu rata-rata sampai kurang lebih 5 derajat Celcius selama 5 hari berturut-turut.

  Lebih lanjut, suhu udara yang terpantau sepanjang Oktober juga masih dalam kategori normal.

Baca Juga :  Dukung Percepatan Konservasi Mangrove 

Dalam menghadapi cuaca panas, masyarakat dimohon untuk tidak perlu panik dan terpengaruh oleh kabar – kabar bohong yang tersebar di Internet.

  “Kami menganjurkan untuk mengkonsumsi air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan memakai tabir surya saat beraktivitas diluar rumah untuk mencegak kulit terbakar panas matahahari,”pungkasnya.(roy/tri)

JAYAPURA-Suhu udara di sebagian besar wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura terasa cukup panas dan menyengat. Jika dilihat dari suhu udara maksimum yang terukur di beberapa stasiun pengamatan BMKG, suhu rata – rata maksimumnya berkisar antara  31 – 34 OC.

   “Hal tesebut disebabkan oleh beberapa factor, pertama, karena adanya pergerakan semu matahari yang pada bulan September – Oktober matahari berada di sekitar ekuator sehingga penyinaran matahari menjadi lebih intens,” kata Pelaksana Harian Kepala Balai Besar MKG Wilayah V Jayapura, Serly Hartiningsih, Jumat (20/10).

   Hal lain yang mempengaruhi kondisi cuaca tersebut karena adanya anomali iklim El Nino yang dipengaruhi suhu muka permukaan laut pasifik di ekuator bagian timur yang berakibat pada minimnya pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia termasuk wilayah Papua. Akibatnya panas Matahari langsung ke bumi tanpa adanya tameng (pelindung).

Baca Juga :  Dukung Langkah Kemenhub Operasikan Pelabuhan Jayapura 7 Hari

   “Penyebab terakhir adalah karena wilayah Indonesia juga masih didominasi oleh angin timuran yang massa udaranya berasal dari Benua Australia. Massa udara yang dibawa oleh angin timuran ini bersifat kering sehingga panas yang dirasa akan semakin menyengat,” ujarnya.

   Namun, suhu yang terasa panas ini tidak berkaitan dengan gelombang panas, karena negara Indonesia termasuk wilayah Papua adalah negara kepulauan dan memiliki perairan yang luas. Keberadaan laut ini berfungsi sebagai pendingin, sehingga Indonesia tak sampai mengalami kenaikan suhu rata-rata sampai kurang lebih 5 derajat Celcius selama 5 hari berturut-turut.

  Lebih lanjut, suhu udara yang terpantau sepanjang Oktober juga masih dalam kategori normal.

Baca Juga :  Fenomena El Nino Berpengaruh ke Produksi Listrik

Dalam menghadapi cuaca panas, masyarakat dimohon untuk tidak perlu panik dan terpengaruh oleh kabar – kabar bohong yang tersebar di Internet.

  “Kami menganjurkan untuk mengkonsumsi air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan memakai tabir surya saat beraktivitas diluar rumah untuk mencegak kulit terbakar panas matahahari,”pungkasnya.(roy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya