Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

Ada yang Aneh Dari Rongga Tanah Saat ini

Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano melompati pipa distribusi milik PDAM untuk sampai ke intake Kampwolker, Waena, Sabtu (20/3) kemarin. Ia melihat lokasi intake yang dikelilingi kebun bahkan ada kandang ternak. ( FOTO: Gamel/cepos)

JAYAPURA-Direktur PDAM Jayapura, Entis Sutisna mengaku ada fenomena alam yang mempengaruhi siklus peredaran air termasuk ketersediaan air khususnya di wilayah intake yang dikelola PDAM belakangan ini. Ia mencatat sempat terjadi perubahan iklim yang cukup mempengaruhi debit air dimana dari Maret tahun 2020 hingga Februari tahun 2021 terjadi curah hujan yang tak begitu  besar namun Maret ini sumber air yang selama ini kapasitasnya minim seperti Borhonji ternyata bisa dipenuhi dengan air.

“Selama 29 tahun saya bekerja di PDAM, baru kali ini saya melihat fenomena alam tersebut. Air sempat melimpah namun tiba-tiba menghilang begitu saja,” kata Entis pekan kemarin di Kampwolker. Ia mencontohkan intake Borhonji yang melayani Kotaraja dan Tanah Hitam dan intake Ajendam yang biasanya minim air ternyata bisa dipenuhi air dan ada kapasitas air yang cukup untuk didistribusikan. Akan tetapi ada juga fenomena lain  dimana jika tidak hujan dalam seminggu maka terjadi penurunan debit yang sangat drastis dan sudah dipastikan mempengaruhi jumlah air yang akan didistribusikan.

Baca Juga :  Targetkan Tahun Depan BNN Kota Terbentuk

“Saya pikir ini berkaitan dengan daya  dukung lingkungan. Saat hujan debit air melimpah tapi seminggu saja tak hujan semua langsung surut. Saya menduga terjadi pembukaan rongga tanah sehingga air cepat sekali meresap dan hilang,” jelas Entis. Namun soal ini menurutnya ahli geologi yang layak  membeberkan hasil penelitiannya. “Yang jelas kondisi ini terjadi dan ini baru,” jelas Entis. Karenanya ia meminta publik atau pelanggan bisa lebih menghargai air dan memastikan penggunaannya efisien.

“Kami juga berfikir apakah akibat daya dukung sehingga membuka rongga dan mengganggu ketersediaan air,” imbuhnya. Hari air sedunia ini PDAM Jayapura mengajak pemangku kepentingan terlibat aktif mengkampanyekan bagaimana menghargai airi. “Upaya yang kami lakukan adalah membangun jejaring dengan komunitas terasuk warga disekitar kawasan sumber air,” tutup Entis. (ade/wen)

Baca Juga :  PAN Hadir Untuk Mensejahterakan Rakyat
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano melompati pipa distribusi milik PDAM untuk sampai ke intake Kampwolker, Waena, Sabtu (20/3) kemarin. Ia melihat lokasi intake yang dikelilingi kebun bahkan ada kandang ternak. ( FOTO: Gamel/cepos)

JAYAPURA-Direktur PDAM Jayapura, Entis Sutisna mengaku ada fenomena alam yang mempengaruhi siklus peredaran air termasuk ketersediaan air khususnya di wilayah intake yang dikelola PDAM belakangan ini. Ia mencatat sempat terjadi perubahan iklim yang cukup mempengaruhi debit air dimana dari Maret tahun 2020 hingga Februari tahun 2021 terjadi curah hujan yang tak begitu  besar namun Maret ini sumber air yang selama ini kapasitasnya minim seperti Borhonji ternyata bisa dipenuhi dengan air.

“Selama 29 tahun saya bekerja di PDAM, baru kali ini saya melihat fenomena alam tersebut. Air sempat melimpah namun tiba-tiba menghilang begitu saja,” kata Entis pekan kemarin di Kampwolker. Ia mencontohkan intake Borhonji yang melayani Kotaraja dan Tanah Hitam dan intake Ajendam yang biasanya minim air ternyata bisa dipenuhi air dan ada kapasitas air yang cukup untuk didistribusikan. Akan tetapi ada juga fenomena lain  dimana jika tidak hujan dalam seminggu maka terjadi penurunan debit yang sangat drastis dan sudah dipastikan mempengaruhi jumlah air yang akan didistribusikan.

Baca Juga :  Drainase Depan BPS Rusak, Pemerintah “Tutup Mata”?

“Saya pikir ini berkaitan dengan daya  dukung lingkungan. Saat hujan debit air melimpah tapi seminggu saja tak hujan semua langsung surut. Saya menduga terjadi pembukaan rongga tanah sehingga air cepat sekali meresap dan hilang,” jelas Entis. Namun soal ini menurutnya ahli geologi yang layak  membeberkan hasil penelitiannya. “Yang jelas kondisi ini terjadi dan ini baru,” jelas Entis. Karenanya ia meminta publik atau pelanggan bisa lebih menghargai air dan memastikan penggunaannya efisien.

“Kami juga berfikir apakah akibat daya dukung sehingga membuka rongga dan mengganggu ketersediaan air,” imbuhnya. Hari air sedunia ini PDAM Jayapura mengajak pemangku kepentingan terlibat aktif mengkampanyekan bagaimana menghargai airi. “Upaya yang kami lakukan adalah membangun jejaring dengan komunitas terasuk warga disekitar kawasan sumber air,” tutup Entis. (ade/wen)

Baca Juga :  Targetkan Tahun Depan BNN Kota Terbentuk

Berita Terbaru

Artikel Lainnya